April 09, 2020

thumbnail

PERSAMAAN AKUNTANSI, BASIS AKUNTANSI DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH



PERSAMAAN AKUNTANSI, BASIS AKUNTANSI DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Pendahuluan
Banyak pihak yang menjadi pemangku kepentingan pemda bukanlah orang yang berlatar belakang pendidikan akuntansi, padahal mereka berkepentingan terhadap laporan keuangan pemerintah.  Namun hal tersebut bukanlah halangan untuk bisa memahami laporan keuangan pemerintah daerah yang merupakan produk di bidang akuntansi. Untuk bisa memahami laporan keuangan pemerintah perlu diketahui proses pelaporan dan logika akuntansi.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dinyatakan bahwa terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada:
Masyarakat;
Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman;
Pemerintah.

Persamaan dasar Akuntansi Pemerintahan
Ditinjau dari tingkat kepentingannya, laporan keuangan pemerintah terdiri dari LAporan keuangan Primer, Sekunder dan Tersier, terlihat dari table dibawah ini:

Pertanyaan yang sering muncul, mengapa terjadi pemisahan antara Laporan Neraca, Laporan Operasional dan laporan realisasi Anggaran?
Pemisahan ini untuk membedakan antara laporan riil dan nominal.
Laporan riil : laporan keuangan yang menggambarkan kondisi organisasi yang sesungguhnya pada suatu saat tertentu.
Laporan neraca adalah laporan riil karena melaporkan kondisi sesuai dengan kenyataannya pada tanggal tertent misalnya 31 des 200x. Posisi keuangan itu meliputi keadaan asset, ekuitas dana dan utang
Laporan nominal : Aktivitas operasi selama periode tertentu.
. Laporan operasional dan laporan realisasi anggaran tergolong laporan nominal yang melaporkan kondisi aktivitas operasi organisasi selama satu periode atau satu tahun.
Aktivitas operasi tsb meliputi informasi tentang:
pendapatan yang diterima dan belanja yang dikeluarkan selama 1 periode
surplus/deficit yang terjadi
pemanfaatan surplus dan penutupan deficit bila terjadi.
Jadi, analoginya Laporan operasional dan laporan realisasi anggaran adalah laporan
laba/rugi pada organisasi bisnis. Simple kan?
Persamaan dasar akuntansi sebagai landasan dasar penyajian akuntansi dibedakan
untuk persamaan neraca, dengan persamaan operasional dan realisasi anggaran.

Persamaan Akuntansi Neraca
Sebuah neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Neraca dapat ditampilkan dalam format T-account (scontro) atau I-coloum (staffel) sebagai berikut:




Penjelasan:
Aset adalah sumberdaya yang dimiliki suatu entitas.
Kewajiban dan Ekuitas adalah hak atau klaim terhadap sumberdaya tersebut.
Klaim terhadap aset tersebut dari yang berutang (kreditur) disebut dengan kewajiban. Klaim dari pemilik disebut sebagai ekuitas.

Persamaan Akuntansi Anggaran (LRA)
Struktur APBD terdiri atas 3 komponen:
1. Pendapatan
2. Belanja
3. Pembiayaan
APabila seluruh pendapatan yang diperoleh selama periode akuntansi lebih besar dari seluruh belanja yang dikeluarkan maka keuangan pemda akan mengalami surplus.
Dan sebaliknya disebut defisit anggaran. Surplus atau deficit anggaran bukan hasil final atau bottom line dari sebuah laporan realisasi anggaran. Berbeda dengan organisasi bisnis dimana Laba atau rugi adalah tujuan akhirnya.
KOmponen pembiayaan dalam LRA diklasifikasikan menjadi 2:
pembiayaan penerimaan dan pembiayaan pengeluaran.
Bila terjadi surplus, maka diperhitungkan dalam pembiayaan pengeluaran dan defisit diperhitungkan dalam perhitungan pembiayaan penerimaan.
Jadi, meskipun deficit, pemda bukanlah mengalami kebangkrutan karena masih menerima sumber untuk menutup deficit dari pembiayaan penerimaan.


Surplus atau deficit dalam APBD ditutup oleh Pos pembiayaan.
Jika terjadi Surplus (pendapatan > belanja) dialokasikan k epos pembiayaan berupa pengeluaran daerah.
Jika terjadi Defisit (pendapatan < belanja) ditutup oleh pembiayaan berupa penerimaan daerah.
Sedangkan SiLPA (sisa lebih pembiayaan anggaran), merupakan selisih lebih dari total penerimaan daerah dikurangi dengan total pengeluaran daerah yang sudah memperhitungkan unsur penerimaan dan pengeluaran dari pos pembiayaan.
SiKPA (Sisa kurang pembiayaan anggaran) yaitu total pengeluaran daerah lebih besar dari total penerimaan daerah.
SiLPA merupakan surplus/deficit ditambah dengan pembiayaan neto, yang selanjutnya akan dimasukkan ke rekening neraca yang akan menambah ekuitas dana lancar.
Persamaan Akuntansi dalam Laporan Operasional (LO)
Ada kemiripan antara laporan operasional dengan laporan realisasi anggaran. bedanya pada laporan operasional hanya beban operasional yang dilaporkan sedangkan dalam laporan realisasi anggaran, dilaporkan baik beban operasional maupun belanja modal.
Laporan operasional dan laporan realisasi anggaran juga memberikan informasi surplus dan deficit. Bedanya, surplus/deficit pada laporan operasional adalah penjumlahan selisish lebih/kurang antara surplus/deficit kegiatan operasional, non operasional dan kejadian luar biasa.
Saldo surplus/ Defisit LO pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke laporan perubahan ekuitas.
Persamaan dasar akuntansi LO :
PENDAPATAN LO – BEBAN OPERASIONAL = SURPLUS/DEFISIT LO
Format dasar laporan operasional sbb:









Rekonsiliasi Neraca dan Laporan Operasional (LO)
Pada akhir periode akuntansi akan terdapat pertemuan antara laporan rekening Real (neraca dan laporan operasional) dan rekening nominal.
Rekonsiliasi antara laporan neraca dengan laporan operasional terkait dengan perhitungan surplus/deficit LO dari laporan operasional ke dalam ekuitas di neraca.
Surplus/Defisit LO diperoleh setelah mengurangkan pendapatan dengan beban operasional selama satu periode.
Setiap pendapatan yang diperoleh oleh PEMDA pada dasarnya akan menambah ekuitas, sebaliknya setiap beban operasional yang dikeluarkan akan mengurangi ekuitas. Surplus LO akan menambah ekuitas. DEFISIT LO akan mengurangi ekuitas.
Secara matematis:
ASET = UTANG + EKUITAS               pada awal periode
ASET = UTANG + EKUITAS + SURPLUS/DEFISIT LO
ASET AKHIR PERIODE = UTANG + EKUITAS + (PENDAPATAN LO – BEBAN)
EKUITAS AKHIR = EKUITAS AWAL + SURPLUS/DEFISIT LO
Pengaruh laporan operasional terhadap neraca akhir digambarkan sbb:


Sistem Pembukuan Akuntansi
Terdapat dua system pembukuan akuntansi yaitu:
1. Sistem pembukuan tunggal (single entry)
Setiap transaksi akuntansi dicatat hanya sekali saja. sistem ini memiliki kelemahan, antara lain kurang lengkap unuk pelaporan karena hanya dapat melaporkan saldo kas, dan tidak dapat melaporkan utang, piutang, dan ekuitas. Juga sulit untuk melakukan kontrol transaksi, PEMDA tidak dapat melaporkan kekayaan dalam bentuk neraca secara komprehensif.

2. System pembukuan berpasangan (double entry)
Setiap transaksi akuntansi dicatat dua kali. Jika setiap transaksi dicatat dengan jumlah debit dan kredit yang sama, maka jumlah seluruh debit pada akun harus sama dengan jumlah seluruh kreditnya. Sistem ini menjadi satu cara untuk membuktikan keakuratan jumlah yang dicatat.

Contoh 1 : pembelian aset
Tanggal 10 Jan 20xx terjadi transaksi pembelian mobil dinas PEMDA sebanyak 10 unit dengan harga per unit Rp 150.000.000 secara tunai.
single entry:
Buku Kas Umum

double entry:
Buku Jurnal

Contoh 2:
Tanggal 20 maret PEMDA memperoleh pinjaman dari pemerintah pusat sebesar Rp 10.000.000.000. Dana tersebut bersifat jk panjang yang diperuntukkan untuk membiayai proyek perbaikan gedung sekolah. Jk waktu pengembalian adalah 2 tahun.
single entry:
BUKU KAS UMUM

double entry:
Buku Jurnal

Manfaat Pengunaan system pembukuan berpasangan:
Laporan keuangan yang dihasilkan lebih mudah untuk dilakukan audit (auditable)
Pelacakan anatara bukti transaksi, catatan, dan keberadaan kekayaan, utang dan ekuitas organisasi lebih mudah dilakukan (traceable).
Pengukuran kinerja dapat dilakukan secara lebih komprehensif
Keadaan asset dan utang piutang dapat diketahui lebih akurat.

Basis pencatatan Akuntansi
Basis Akuntansi merupakan dasar akuntansi yang menetapkan kapan suatu transaksi diakui atau dicatat. Jika suatu transaksi belum diakui berarti tidak dicatat dalam system akuntansi maka transaksi itu tidak muncul dalam laporan keuangan. Begitupun sebaliknya.
Terdapat 4 basis pencatatan akuntansi, dimana perbedaannya terletak pada waktu pengakuan dan pengukuran suatu transaksi. Keempatnya merupakan pendekatan yang bersifat continuum dari basis kas sampai basis akrual. Pemilihan basis akuntansi bergantung pada tujuan pelaporan yang akan dipenuhi. Masing-masing basis akuntansi memiliki kelebihan dan kekurangan, basis akrual dianggap lebih baik dari basis akuntansi yang lain. :
Akuntansi basis kas
Cash basis adalah proses pencatatan transaksi akuntansi dimana transaksi dicatat pada saat menerima kas atau pada saat mengeluarkan kas. Pada cash basis, pendapatan dicatat pada saat menerima kas, sedangkan biaya dicatat pada saat mengeluarkan kas. Sebagai contoh, pada metode cash basis ini, pendapatan belum dicatat meskipun barang atau jasa sudah diberikan kepada customer atau pelanggan. Pendapatan baru akan dicatat pada saat pembeli atau pelanggan membayar sejumlah uang atau kas kepada pembeli. Kelemahan mendasar, basis kas menghasilkan laporan keuangan yang kurang komprehensif utnuk pengambilan keputusan, serta tidak menggambarkan organisasi secara baik.
Akuntansi basis kas modifikasi
Basis akuntansi ini pada dasarnya sama dengan akuntansi berbasis kas, perbedaanya dalam basis ini pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah dengan waktu atau periode tertentu (specific period) misalnya 1 atau 2 bulan setelah periode berjalan (“leaves the books open”). Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode tertentu tetapi diakibatkan oleh periode pelaporan sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode pelaporan yang lalu (periode sebelumnya). Arus kas pada awal periode pelaporan yang diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun lalu dikurangkan dari periode pelaporan berjalan.
Akuntansi basis akrual modifikasi
Basis akuntansi yang mencatat transaksi dengan menggunkan basis kas untuk transaksi-transaksi tertentu dan menggunakan basis akrual untuk sebagian besar transaksi. Pembatasan penggunaan  dasar akrual dilandasi oleh pertimbangan kepraktisan.

Cash Toward Accrual (Kas Menuju Akrual)
Cash toward Accrual  atau disebut juga semi akrual, dimana laporan keuangan menerapkan basis kas untuk pos-pos Laporan Realisasi Anggaran dan Basis Akrual untuk pos-pos Neraca. Secara sederhana Basis kas dapat diartikan pencatatan transaksi ketika kas/uang benar-benar diterima/dikeluarkan oleh suatu entitas, sedangkan basis akrual adalah pencatatan transaksi ketika transaksi itu terjadi walaupun kas/uang belum diterima/dikeluarkan secara nyata.

Akuntansi basis akrual
Accrual basis adalah proses pencatatan transaksi akuntansi dimana transaksi dicatat pada saat terjadi walaupun kas belum diterima atau dikeluarkan. Pada Accrual basis , pendapatan akan dicatat pada saat terjadi penjualan meskipun kas belum diterima. Sama halnya dengan biaya, akan tetap dicatat pada saat biaya tersebut dipakai atau digunakan walaupun belum mengeluarkan kas. Organisasi akan mengakui utang, piutang dan asset.

Pengaplikasian akrual basis pada sector public berbeda dengan bisnis:

Pada sector public, basis akrual untuk menentukan cost of service dan charging of service, yaitu mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan public.
Basis akrual pada sector public dimaksudkan untk mengungkap informasi mengenai biaya operasi dan biaya pemulihan atas penyediaan suatu pelayanan dan sejauh mana pelayanan tersebut dapat ditutup oleh pendapatan dalam periode tertentu.
Tujuan penetapan harga/tariff sector public tidak sama dengan bisnis. jika di sector bisnis harga untuk menentukan profit (pendapatan), namun disektor public penetuan tariff pelayanan public lebih banyak ditujukan untuk sekedar pemulihan biaya (cost recovery) agar pemerintah dapat memberikan pelayanan public secara berkesinambungan.
Aplikasi basis akrual dalam bisnis, digunakan untk membandingkan besar biaya terhadap pendapatan. perbedaan ini karena pada sector swasta lebih berfokus pada profit oriented, sedangkan sector publok berfokus pada public service oriented.

Kebijakan akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi PEMDA harus sejalan dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan.  Pemda juga harus menetapkan kebijakan akuntansi yang dibuat berdasarkan keputusan kepala daerah.
Kebijakan akuntansi tersebut terkait dengan dengan kebijakan PEMDA dalam pemilihan metode akuntansi tertentu, misalnya pemilihan metode depresiasi asset, metode pentuan nilai persediaan, metode akuntansi investasi, luas pengungkapan, dan teknik akuntansi lain yang digunakan.
kebijakan akuntansi tersebut terkait dengan kebijakan PEMDA dalam perlakuan akuntansi atas transaksi tertentu, misalnya penghapusan utang piutang, penghapusan asset, tukar guling asset, dsb.
Kebijakan akuntansi akan menjadi pedomanbagi bagian akuntansi dalam melakukan pembukuan serta pihak pembaca laporan keuangan dalam memahami dan mengevaluasi laporan.
Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang diambil PEMDA diinformasikan pada pihak lain melalaui CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) atau dalam catatan kaki dan laporan tambahan (suplemen).





















PERSAMAAN AKUNTANSI, BASIS AKUNTANSI DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH


Dosen : Dr. Rudi Zulfikar, S.E., MM, M.Si., AK., CA






Disusun Oleh :
Intan Pratiwi / 7774170001
Triyanto /





MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018


Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments

Popular Posts

Blog Archive

About me

Berusaha untuk mencapai keinginan, berpandangan luas untuk menggapai cita-cita "Man Jadda wa jada"

Read More

Followers

Total Pageviews