April 09, 2020

thumbnail

Makalah kuliah Tugas Akuntansi Perubahan Harga


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Definisi Perubahan Harga
Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk membeli barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda.
Suatu Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi (deflation).
Disisi lain, Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
1.2 Definisi Akuntansi Perubahan Harga
Akuntansi perubahan harga merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan penyajian informasi keuangan.
1.3 Mengapa Laporan Keuangan Memiliki Potensi untuk menyesatkan selama Periode Perubahan Harga
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi :
1. proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
2. anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
3. data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
• Kenaikan dalam proporsi pajak
• Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham.
• Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
• Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).

BAB 2 Rerangka Akuntansi Pokok
Rerangka akuntansi pokok akan menghasilkan statemen keuangan dasar. Paton dan Littleton menegaskan bahwa data dasar hendaknya merupakan angka yang terandalkan yaitu obyektif dan dapat diverifikasi. Statemen Keuangan dasar terdiri dari :Statemen keuangan (financial statements) dan Catatan atas statemen keuangan (notes to financial statements).
Rerangka akuntansi pokok akan menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan.
Informasi tambahan atau pelengkap merupakan bagian dari usaha untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. Informasi pelengkap akan menambah keberpautan informasi akuntansi sementara kualitas objektivitas dan keterujian masih tetap terjaga dalam statemen keuangan dasar.
2.1 Konsep Rerangka Akuntansi Perubahan Harga
Rerangka akuntansi pokok didasarkan pada asumsi bahwa daya beli uang stabil sepanjang masa.
Kos dianggap merepresentasi nilai. Dalam keadaan terjadi perubahan harga, kos historis dipertahankan karena alasan keterandalan (keobjektifan pengukuran dan keterujian data). Dalam kondisi perubahan harga sangat mencolok, keberpautan informasi dengan keputusan menjadi berkurang, Agar kualitas keterandalan (reliabilitas) dan keberpautan
(relevansi) dapat dicapai, rerangka akuntansi pokok harus dilengkapi dengan informasi perubahan harga untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap laba dan posisi keuangan.Rerangka akuntansi pokok akan menghasilkan statemen keuangan dasar.
Tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada masalah pertanggungjawaban tetapi juga pada pemenuhan kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi yang lebih luas. Tujuan penyajian informasi untuk pertanggung jawaban menjadi tidak berarti atau bahkan dapat diganti sama sekali.
Kos merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka memperoleh barang dan jasa dan merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka penyerahan produk  atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
2.2 Masalah Akuntansi
Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan daya beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan capital berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya; financial atau fisis.
Sebagai data dasar, dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos historis menghadapi tiga masalah fundamental yang berkaitan dengan penilaian (valuation), unit pengukur (measurement unit) dan pemertahanan kapital (capital maintenance).
2.2.1 Masalah Penilaian
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Persepsi atau selera orang terhadap manfaat atau nilai barang tertentu dapat pula menyebabkan perubahan nilai yang akhirnya mempengaruhi harga barang tersebut. Perubahan harga semacam ini  disebut dengan perubahan harga spesifik.
Akuntansi menghadapi masalah dalam hal ini karena kos tercatat untuk suatu asset tidak lagi menggambakan nilai asset tersebut. Model akuntansi untuk menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang  yang pengukuran  nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut yaitu kos sekarang atau nilai keluaran sekarang.
2.2.2 Masalah Unit Pengukur
Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat homogenus (sama) lagi kalau dikaitkan dengan waktu. Perubahan  nilai unit pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi suatu negara. Artinya, kalau nilai atau manfaat suatu barang tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat digunakan untuk memperoleh barang yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu karena daya beli uang berubah.
Secara umum, daya beli uang semakin menurun karena adanya inflasi. Akuntansi menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan rupiah nominal tidak lagi homogenus untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal atau horisontal sebenarnya tidak bermakna lagi.
Bila perubahan nilai dan daya beli terjadi bersama-sama pengaruh keduanya terhadap kos historis harus ditunjukkan dalam pelaporan keuangan. Untuk mengatasinya disebut secara umum sebagai akuntansi kos sekarang/rupiah konstan.
2.2.3 Masalah Pemertahanan Kapital
Laba adalah kenaikan kapital dalam suatu periode yang dapat didistribusi atau dinikmati setelah kapital awal dipertahankan. Untuk menentukan laba dengan mempertahankan kapital, tiga hal penting dalam mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu dasar penilaian, skala pengukuran, dan jenis kapital terutama dalam hal terjadi perubahan harga atau nilai. Masalah unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala pengukuran. Masalah pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan jenis kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Bila pengaruh perubahan harga seperti di atas tidak diperhatikan, dalam keadaan perubahan harga menarik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung tersaji lebih. Hal ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga atau untuk penahanan melekat pada angka laba. Angka laba yang tersaji lebih dapat mengakibatkan distribusi laba yang melebihi jumlah yang dapat menyisakan laba untuk mempertahankan kapital. Model akuntansi untuk mengatasi masalah perubahan harga adalah kos sekarang/capital fisis atau disebut akuntansi nilai pengganti yang secara teknis sama dengan akuntansi kos sekarang. Perbedaanya terletak pada penyajian dan interpretasi jumlah rupiah untuk mempertahankan capital dalam statemen laba-rugi.
2.3 Pos-Pos Moneter dan Nonmoneter
Berkaitan dengan perubahan harga, pos-pos statemen keuangan dapat dikategori menjadi pos moneter dan nonmoneter.
2.3.1 Pos Moneter
Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkan dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu.
Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli. Untung atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos moneter dalam keadaan daya beli berubah.Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter berkaitan dengan untung atau rugi penahanan.
2.3.2 Pos-Pos Nonmoneter
Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri atas aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli.
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut diperoleh atau terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir perioda.
 Pos-pos moneter berkaitan dengan untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter dengan untung atau rugi penahanan.














BAB 3 Perubahan Harga
Harga merepresentasi nilai tukar barang dan jasa pada suatu saat dalam suatu lingkungan ekonomik. Barang dan jasa dapat berupa barang dan jasa antara yaitu berupa faktor produksi atau produk akhir (barang dan jasa untuk konsumsi).
Harga masukan adalah harga faktor produksi dan harga barang atau jasa antara yang diperoleh untuk tujuan diolah lebih lanjut. Harga keluaran adalah harga barang dan jasa yang dijual sebagai produk perusahaan. Pasar faktor produksi disebut pasar masukan dan pasar produk akhir disebut pasar keluaran.
Secara umum, perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran). Dari segi akuntansi, perubahan harga adalah perbedaan antara kos tercatat suatu objek (pos) dan jumlah rupiah yang menggambarkan nilai objek (pos) pada saat tertentu. Dari sudut perusahaan, perbedaan harga masukan dan keluaran bukan merupakan perubahan harga tetapi lebih merupakan laba yaitu kenaikan nilai ekonomik yang diharapkan karena proses produksi.
Karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada tiga jenis perubahan harga yaitu : (1) perubahan harga umum, (2) perubahan harga spesifik, dan (3) perubahan harga relatif.
3.1 Perubahan Harga Umum
Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan uang atau dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan pada umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa dalam perekonomian suatu negara. Penyebab  lain adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa secara umum atau perubahan harga pasar dunia untuk komoditas dasar tertentu. Perubahan harga umum ditandai oleh perubahan seluruh harga barang dan jasa dengan tingkat dan arah yang sama.
3.1.1 Inflasi dan Daya Beli Uang
Indeks harga dapat memberi gambaran perubahan tingkat harga dari waktu ke waktu. Perubahan indeks harga merefleksi pula perubahan daya beli atau nilai tukar uang. Kenaikan indeks harga berarti penurunan daya beli demikian pula sebaliknya. Daya beli uang adalah kemampuan satuan uang pada saat tertentu untuk ditukarkan dengan barang.
Gejala kenaikan tingkat harga umum dari waktu ke waktu disebut inflasi. Inflasi ditunjukkan oleh indeks harga umum yang cenderung menaik dari waktu ke waktu. Perubahan relatif indeks harga dari perioda satu ke perioda berikutnya disebut dengan laju inflasi.
3.1.2 Implikasi Akuntansi
Kos berbagai objek yang diukur dengan satuan uang pada waktu yang berbeda-beda sebenarnya merupakan jumlah rupiah yang tidak homogenus sehingga tidak dapat dijumlahkan. Karena bersifat moneter, meretia sudah merefleksi kos atau harga sekarang setiap saat atau pada tanggal pelaporan. Dengan adanya perubahan daya beli, perusahaan kemungkinan akan mendapat untung atau menderita rugi karena perusahaan menahan pos-pos moneter.
Untung atau rugi daya beli pos moneter terjadi apabila perusahaan menahan aset moneter atau mempunyai utang moneter dalam jangka waktu tertentu. Dalam kondisi inflasi, menahan aset moneter akan menimbulkan rugi daya beli. Dalam kndisi deflasi menahan aset moneter akan memberikan untung  daya beli dan menahan utang moneter akan mengakibatkan rugi daya beli.
3.1.3 Interpretasi Untung / Rugi Daya Beli
Jumlah rupiah untung atau rugi daya beli merupakan informasi untuk membantu pemakai dalam menentukan laba ekonomik perusahaan karena informasi tersebut berkaitan dengan seberapa jauh kapital secara ekonomik harus dipertahankan.
Untung daya beli penahanan utang dapat diperlakukan sebagai pengurangan aset yang diperoleh dengan utang tersebut.  Untung atau rugi daya beli pos moneter lancar dapat dianggap terrealisasi pada saat pos aset moneter lancar diterima uangnya atau pada saat utang moneter lancar dilunasi. Dari sudut pandang perusahaan sebagai kesatuan usaha, untung atau rugi daya beli utang jangka panjang dalam suatu perioda tidak mempengaruhi besarnya laba.
Dari sudut likuiditas, untung atau rugi daya beli akan memberi informasi apakah perusahaan dapat menjaga likuiditas operasinya. Dalam kondisi inflasi, tentu saja modal kerja moneter akan cenderung menurun daya belinya.
3.2 Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar masukan maupun pasar keluaran.
Perubahan harga spesifik terjadi karena berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di bidang teknik industri dan spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang tersedia dalam masyarakat.
Perubahan harga spesifik dalam pasar masukan akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan kos aset yang  yang akhirnya mempengaruhi biaya bagi perusahan. Perubahan harga spesifik dalam pasar keluaran akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan perusahaan.
3.2.1 Implikasi Akuntansi
Dalam akuntansi kos historis, perubahan harga spesifik ini tidak diperhatikan dan dengan sendirinya perubahan ini akan tersembunyi dalam perhitungan laba. Seandainya pengaruh perubahan harga spesifik tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba, pengaruh ini akan menjadi untung atau rugi penahanan.
3.2.2 Interpretasi Untung/Rugi Penahanan
Untung penahanan merupakan informasi tentang jumlah rupiah untuk mempertahankan kapital.
Dari segi evaluasi kinerja manajemen, akuntansi kos sekarang sebenarnya memberi informasi tentang kegiatan yang benar-benar merupakan upaya manajemen dan kegiatan yang semata-mata hanya menahan aset dalam kaitannya dengan pengelolaan kapital fisis.  Laba operasi merupakan hasil kegiatan produktif, sendangkan untung penahanan merupakan hasil kegiatan penahanan aset semata. Laba operasi atas dasar kos sekarang merupakan pengukur efisiensi pengelolaan dana atau kapital fisis perusahaan yang sebenarnya.
Dalam kondisi harga yang menarik, biaya atas dasar kos sekarang yang dibebankan ke pendapatan akan cenderung lebih tinggi daripada biaya historis karena itu laba akan cenderung lebih kecil.
3.3 Perubahan Harga Relatif
Perubahan harga relatif mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang dan jasa. Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya beli dikeluarkan atau diperhitungkan.
Kalau unit moneter dihomogenuskan dengan indeks harga umum, statemen laba-rugi akan menggambarkan laba real secara ekonomik. Pengaruh perubahan harga relatif tidak dapat terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian tidak dilakukan baik untuk perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan harga umum. Model akuntansi yang memperhitungkan pengaurh perubahan harga relatif sebenarnya merupakan bastar atau hibrida antara model akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos sekarang. Model hibrida tersebut disebut akuntansi kos sekarang daya beli konstan.





















BAB 4 Akuntansi Daya Beli Konstan
Tujuan akuntansi daya beli konstan adalah mempertahankan kapital atas dasar daya beli.
4.1 Pemilihan Indeks Harga untuk Konversi
Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan.
Untuk menyusun statemen keuangan lengkap dalam daya beli, semua pos baik neraca atau laba-rugi harus dikonversi. Bila indeks rata-rata digunakan dan pos-pos laba rugi terjadi secara merata selama perioda, rupiah daya beli yang didapat untuk suatu pos biasanya hampir sama dengan jumlah rupiah nominalnya.
4.2 Keunggulan Akuntansi Daya Beli Konstan
Argumen yang biasanya diajukan untuk mendukung penyajian informasi daya beli konstan adalah :
1. Akuntansi daya beli konstan menjadi angka akuntansi lebih bermakna
2. Dengan akuntansi daya beli konstan, pembandingan antarperioda akan memberikan informasi yang  lebih bermakna daripada  pembandingan atas dasar rupiah nominal
3. Pembandingan data antarperusahaan juga akan menjadi lebih berarti dan informatif
4. Akuntansi daya beli konstan akan menghasilkan informasi laba atas dasar konsep mempertahankan kapital
5. Pejabat pemerintah sudah terbiasa menganalisis data keuangan atas dasar nilai real, sehingga pelaporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rupiah nominal kemungkinan dapat menyebabkan kebijakan pemerintah yang merugikan perusahaan
6. Akuntansi daya beli konstan merupakan sarana mengeluarkan pengaruh perubahan harga umum tanpa harus mengubah atau mengganti struktur akuntansi yang sudah berjalan.
7. Akuntansi daya beli konstan dapat mengatasi atau meniadakan sama sekali metoda akuntansi yang dimaksudkan untuk menanggulangi perubahan harga secara parsial atau secara pos per pos
4.3 Kelamahan Akuntansi Daya Beli Konstan
1. Akuntansi daya beli konstan mendasarkan diri pada data kos historis sehingga kelemahan-kelemahan yang melekat pada kos historis tidak seluruhnya dapat dihilangkan atau diatasi. Jadi, akuntansi daya beli konstan belum memperhitungkan pengaruh perubahan harga spesifik
2. Manfaat informasi tambahan kemungkinan besar tidak sepadan dengan kos untuk menyusun statemen keuangan daya beli konstan
3. Acapkali stateman keuangan daya beli konstan diinterpretasi secara keliru sebagai informasi tentang nilai sekarang padahal informasi yang disajikan oleh akuntansi daya beli konstan bukan merupakan nilai sekarang, nilai yang dapat direalisasi, atau bahkan nilai diskonan
4. Untung rugi daya beli tidak mempunyai makna atau interpretasi yang jelas atau intuitif.
5. Acapkali indeks yang digunakan untung menghomogenuskan unit pengukur tidak mewakili perubahan daya beli yang terkandung dalam aset perusahaan sehingga hasil perhitungan akuntansi daya beli konstan diragukan keterandalannya.
4.4 Kapital Daya Beli
Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial. Kapital finansial, laba terjadi dari kenaikan jumlah rupiah kapital tanpa memperhatikan wujud kapital tersebut. Kapital daya beli adalah jumah rupiah kapital finansial yang telah dikonversi menjadi daya beli.














BAB 5 AKUNTANSI  KOS SEKARANG
Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan capital semula.Kapital diukur atas dasar kapasitas operasi atau kemampuan untuk menyediakan barang dan jasa dengan kuantitas yang sama dengan kapasitas atau kemampuan capital sebelumnya.Akuntansi kos sekarang menuntut agar semua sumber ekonomik(potensi jasa)yang dikonsumsi atau keluar dari kesatuan usaha diganti dengan sumber ekonomik yang mempunyai fungsi atau kemampuan yang saa atau lebih besar.
5.1 Dasar Pengukuran Kos
Dasar pengukuran kos sekarang : kos pengganti(masukan),nilai jua sekarang (keluaran),dan nilai terealisasi harapan (keluaran).
5.1.1 Kos Pengganti
Dengan dasar ini, penekanan diletakkan pada kos penggantian asset yang dikuasai perusahaan dengan asset sejenis atau sama fungsinya.Tiap jenis asset akan diukur  kos sekarangnya atas rupiah yang diperlukan sekarang untuk mengganti asset dengan asset sejenis dalam kondisi dan fungsi yang sama.Pengertian sejenis tidak berarti bahwa asset tersebut sama wujud fisisnya.Sejenis disini lebih menekankan pada potensi jasa yang terkandung dalam asset.Pengukuran kos sekarang mengalami masalah teknis. Untuk beberapa jenis asset misalnya sediaan barang dan asuransi dibayar dimuka,kos pengganti dapat ditentukan dengan cukup teliti dan obyektif.Akan tetapi untuk beberapa jenis asset yang lain yang tidak mempunyai pasar masukan yang luas ,terutama fasilitas fisis akan sulitlah untuk menentukan secara objektif kos penggantinya.Sebagai gantinya digunakanlah kos taksiran atau nilai keluaran yang dianggap mendekati kos pengganti.Oleh karena itu ,FASB memberi pedoman pengukuran fasilitas fisis yang sudah terpakai dengan cara berikut:
1. Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa yang sama dengan potensi jasa fasilitas fisis pada waktu ibeli perusahaan dan menguranginya dengan depresiasi yang diperhitungkan atas dasar kos baru sesuai metoda yang sama.
2. Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis bekas yang sama umum dan kondisinya dengan asset yang sekarang dimiliki oleh perusahaan.
3. Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa yang berbeda dengan yang sekarang dimiliki perusahaan dan menyesuaiakan kos baru tersebut terhadap  perbedaan – perbedaan nilai potensi jasa akibat perbedaan umur,kapasitas,kualitas jasa,dan kos pemeliharaan.
Bahwa pendekatan yang manapun yang dipakai, hasil yang diperoleh semata-mata merupakan pendekatan kos atau nilai sekarang yang sebenarnya.Nilai sekarang yang sesungguhnya dan objektif hanya dapat ditentukan kalau suatu pertukaran terjadi.Hal ini merupakan salah satu kelemahan akuntansi kos sekarang.
5.1.2 Nilai Jual Sekarang
Dengan dasar ini , kos sekarang asset diukur atas dasar harga asset seandainya pada saat sekarang perusahaan memilih untuk menjual asset tersebut alih-alih memakainya untuk operasi.Masalah teknis penilaian atau pengukuran yang dihadapi adalah tidak adanya pasar yang luas untuk penjualan jenis asset tertentu sehingga harga tidak dapat ditentukan secara objektif dan tidak dapat diuji kebenarannya.Kesulitan ini timbul untuk asset yang memang tujuannya tidak untuk dijual misalnya fasilitas fisis perusahaan.Oleh karena itu dasar penilaian yang digunakan dalam penentuan kos sekarang tidak harus sama untuk semua jenis asset.Dasar pengukuran ini sebenarnya diterapkan hanya untuk asset yang belum terjual atau potensi jasa yang belum digunakan sampai akhir tahun.Nilai jual sekarang berarti jumlah rupiah pendapatan yang dapat direalisasi seandainya asset dijual sekarang.Secara konseptual laba perioda untuk akuntansi perubahan harga ini akan terdiri atas tiga unsur utama yaitu:
1. laba operasi
2. untung atau rugi penahanan akibat perubahan nilai yang dapat direalisasi selama asset disimpan atau ditahan
3. margin pembelian yang merupakan selisih antara pendapatan cukup pasti teralisai dan kos pemerolehan asset tersebut
Margin pembelian adalah laba perioda belum terealisasi.Akuntasi perubahan harga semacam ini hanya akan menjadi masuk akal kalau digunakan untuk asset yang tujuanya memang dijual tetapi belum terjual.Untuk asset yang memang tidak untuk dijual,model akuntansi ini terlalu rumit unuk diterapkan.
5.1.3 Nilai Teralisasi Harapan
Pada prinsipnya,pendekatan ini sama dengan nilai jual sekarang hanya pengukuran dilakukan atas dasar nilai sekarang aliran kas masa datang yang diterima dari asset atau dibayar untuk asset atau utang bersangkutan.Untuk asset dasar ini dilandasi gagasan bahwa semua asset diperoleh untuk memberikan potensi jasa masa datang yang akhirnya mendatangkan aliran masuk dana atau kas. Aliran kas harapan yang akan diterima di masa datang dijadikan pertimbangan dalam memutuskan pemerolehan asset tersebut. Hanya asset yang akan mendatangkan aliran kas yang cukup untuk menutup pengeluaran diputuskan untuk dibeli. Jadi kos pemerolehan berkaitan erat dengan nilai sekarang aliran kas masa mendatang.Penilaian ini disebut juga aliran kas masa datang diskonan. Nilai sekarang aliran kas masa datang dianggap dapat merepresentasi kos sekarang suatu asset.Validitas dasar penilaian ini untuk mengukur kos sekarang bergantung pada validitas factor yang menentukan yaitu ketepatan estimasi aliran kas,saat penerimaan kas,dan kelayakan tariff diskon.Pertimbangan untuk memilih dasar yang tepat untuk pengukuran asset tertentu bergantung pada jenis asset dan keadaan yang melingkupiya. Dasar yang diilih tentunya adalah dasar yang akan menghasilkan angka yang paling mendekati kos sekarang asset bersangkutan.Pengertian ‘’sekarang’’ tidak harus berarti tanggal pelaporan bisa juga pengertian sekarang adalah tanggal potensi jasa digunakan atau keluar dari kesatuan usaha melaui penjualan.Untuk asset yang tersedia pengertian sekarang adalah tanggal neraca.FASB memberi pedoman saat dan dasar pengukuran kos sekarang untuk sediaan,fasilitas fisis,kos barang terjual dan depresiasi sebagai berikut:
1. Sediaan diukur atas dasar jumlah rupiah yang lebih rendah antara kos sekarang dan jumlah rupiah terperoleh kembali pada tanggal pengukuran.
2. Fasilitas fisis diukur atas dasar jumlah rupiah yang lebih rendah antara kos sekarang dan jumlah rupiah terperoleh kembali dari sisa potensi jasa fasilitas fisis pada tanggal pengukuran.
3. Sumber ekonomik yang digunakan untuk kontrak-kontrak belum selesai diukur atas dasar jumlah rupiah yang lebih rendah antara kos sekarang dan jumlah rupiah terperoleh kembali pada tanggal pemakaian atau tanggal sumber tersebut dinyatakan dipakai untuk kontrak.
4. Kos barang terjual diukur atas dasar jumlah rupiah yang lebih rendah antara kos sekarang dan jumlah rupiah terperoleh kembali pada tanggal penjualan atau pada tanggal penjualan atau pada tanggal tersebut digunakan atau dinyatakan untuk dibebankan ke kontrak tertentu.
5. Biaya depresiasi ,amortisasi diukur atas dasar kos sekarang atau jumlah rupiah terperoleh kembali rata-rata dari potensi jasa asset selama periode pemakaian,
6. Pendapatan, biaya,untung dan rugi lainnya dapat diukur sebesar jumlah rupiah yang tersaji dalam stateme nlaba rugi utama.
Dapat dikatakan bahwa kos sekarang yang harus digunakan adalah yang terendah antara kos sekarang dan jumlah rupiah terperoleh kembali.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa FASB menganut konsep konservatisma dalam penentuan kos sekarang.Karena FASB member pilihan untuk jumlah rupiah yang akan mengganti kos historis(yaitu kos sekarang atau jumlah rupiah terperoleh kembali), FASB membolehkan menggunakan nilai masukan,nilai keluaran dan nilai sekarang diskunan.
Jumlah rupiah terperoleh kembali adalah nilai sekarang jumlah rupiah bersih yang diharapkan didapat dari penjualan atau penggunaan suatu asset .Dua dasar dapat digunakan untuk menentukan jumlah terperoleh kembali yaitu nilai penggunaan atau nilai pasar sekarang.
Nilai pengunaan adalah nilai sekarang aliran kas dimasa datang (termasuk hasil penjualan asset bekas/residual) yang diharapkan akan diterima dari penggunaan asset oleh perusahaan.Aliran kas disisni adalah aliran kas tambahan akibat investasi dalam asset bersangkutan.Dasar ini digunakan hanya apabila asset bersangkutan tidak dimaksudkan untuk dijual.Tarif diskun yang digunakan adalah tariff atas dasar resiko yang melekat pada investasi dalam asset bersangkutan
Nilai pasar sekarang adalah jumlah rupiah kas,atau setara kas yang diharapkan akan dapat diperoleh dari penjualan suatu asset dikurangi dengan biaya penjualan yang terlibat dalam proses penjualan asset tersebut.Dasar ini memang digunakan untuk asset yang dimaksudkan untuk dijual (misalnya sediaan barang).
5.2 Kos Sekarang dan Pemertahanan Kapital
Akuntansi kos sekarang juga dilandasi konsep mempertahankan kapital.Perubahan harga asset yang ditahan selama suatu periode menimbulkan untung atau rugi penahanan.Perlakuan untung atau rugi penahanan bergantung pada jenis kapital yang dianut.
Kapital financial, untung atau rugi diperhitungkan dalam penentuan laba periode sebagai untung terealisasi.Bila capital fisis dianut,kapital dapat dikatakan tetap atau dipertahankan kalau perusahaan mampu mengganti seluruh asetnya dengan asset sejenis atau kalau perusahaan mampu mempertahankan kapasitas untuk memproduksi barang dan jasa secara tetap atau sma dengan perode sebelumnya.Perusahaan tidak harus mengganti asset tertentu dan tidak harus tetap memproduksi barang dan jaasa yang sama.Yang penting adalah kos sekarang atau setaranya dapat dianggap mempresentasi untuk kapital fisis. 
Perbedaan utama antara konsep mempertahankan capital fisis dan capital financial adalah bahwa dalam mempertahankan capital fisis,untung dan rugi penahanan tidak dimasukkan sebagai komponen laba periode tetapi diperlakukan sebagai penyesuai ekuitas pemegang saham. Ini berarti bahwa sebagian dari laba dikapitalisasi dan tidak dapat didistribusi sebagai deviden karena perusahaan harus melakukan reinvestasi untuk mempertahankan kapasitas produksi seperti sedia kala.
5.3 Sumber Informasi dan Teknik Pengukuran penentuan kos sekarang
5.3.1 Pengindeksan (Indexation)
Sumber informasi dapat berupa
1. indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok barang atau jasa yang diukur
2. indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang ataujasa yang diukur
5.3.2 Penghargaan Langsung (Direct Pricing)
Informasi dari luar berupa
1. harga faktur sekarang,
2. daftar harga dari penjual barang atau jasa (price list) atau kutipan harga lain atau taksiran, dan
3. kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.
5.3.3 Pengkosan Unit (Unit Costing)
Teknik ini digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan untuk barang tau jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran atau barang yang bersifat khusus (tidak standar).
5.3.4 Penghargaan fungsional (Functional Pricing)
Teknik ini digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi atau pemrosesan dan bukanya suatu aset secara individual atau kelompok aset yang masing-masing berdiri sendiri.
5.3.5 Keunggulan Akuntansi Kos Sekarang
1. Tindakan manajemen untuk menghadapi perubahan harga biasanya diwujudkan dalam keputusan yang didasarkan atas harapan atau prediksi adanya perubahan harga di masa datang untuk barang atau jasa yang diperoleh perusahaan.
2. Akuntansi kos sekarang dapat menunjukkan laba operasi dan untung penahanan sehingga dapat memberikan informasi tentang pengaruh perubahan harga terhadap profitabilitas perusahaan yang sesungguhnya.
3. Informasi kos sekarang bermanfaat dalam analisis kemampuan perusahaan untuk menjaga kapasitas operasi sekaligus untuk membagi dividen.
4. Neraca atas dasar kos sekarang menggambarkan nilai ekonomik aset dan utang yang lebih realistik dibandingkan neraca berbasis kos historis.
5. Akuntansi kos sekarang akan memberikan informasi tentang efisiensi suatu perusahaan yang lebih baik dan dapat diperbandingkan secara lebih bermakna dengan perusahaan lain.
6. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, akuntansi kos sekarang mendasarkan pada konsep pemertahanan kapital yang semestinya atas dasar perkembangan dan kondisi perusahaan yang mutakhir.
5.3.6 Kelemahan Akuntansi Kos Sekarang
1. Belum  ada definisi yang tegas dan tunggal tentang apa yang dimaksud aset pengganti dan bagaimana aset tersebut diukur.
2. Akuntansi kos sekarang belum mempertimbangkan pengaruh perubahan daya beli uang.
3. Konsep mempertahankan kapital yang menjadi landasan kos sekarang sebenarnya bukan merupakan fungsi akuntansi atau laporan tetapi fungsi manajemen.
4. Kerumitan penyususunan informasi kos sekarang sebagai pelengkap tidak sepadan dengan manfaat yang diperoleh.











BAB 6 Akuntansi Hibrida

Akuntansi daya beli konstan berusaha untuk mengatasi masalah unit pengukur tidak stabil sedangkan akuntansi kos sekarang berusaha untuk mengatasi masalah panilaian.
6.1 Perbedaan Akuntansi Daya Beli Konstan dan Kos Sekarang
Akuntansi Daya Beli Konstan Akuntansi Kos Sekarang
Mengatasi masalah unit pengukur. Mengatasi masalah penilaian.
Merevisi atau merevaluasi aset moneter pada akhir perioda. Merevisi atau merevaluasi aset nonmoneter secara terus menerus.
Menggunakan indeks harga umum karena sasaeannya perubahan umum. Menggunakan indeks harga spesifik karena sasarannya perubahan harga spesifik.
Mengabaikan untung atau rugi penahanan pada saat revaluasi. Mengabaikan untung atau rugi daya beli.
Mengungkapkan untung atau rugi daya beli atas aset monoter reto. Mengungkapkan untung atau rugi penahanan atas aset nonmoneter neto.
Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai penyesuai kapital daripada komponen laba dalam rangka pemertahanan kapital. Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai komponen laba daripada penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan kapita

6.2 Standar Akuntansi Perubahan Harga
Dengan dikeluarkannya SFAS No. 89, FASB telah mengubah status pelaporan informasi perubahan harga dari wajib menjadi anjuran. Secara autoritatif pengungkapan informasi perubahan harga setelah SFAS  No. 89 sebenarnya bersifat sukarela. Standar akuntansi perubahan harga dalam profesi akuntansi di Amerika memang mempunyai riwayat yang agak unik. Standar yang cukup penting yang berpautan dengan pembahasan dalam bab ini adalah SFAS No. 33, No. 82 (1984), dan terakhir No. 89 (1986).
  SFAS No. 33
Semula melalui SFAS No. 3, FASB mewajibkan informasi pelengkap atas pengaruh inflasi dan perubahan harga spesifik dalam laporan tahunan. SFAS No. 33 tidak menuntut penyajian komprehensif statemen keuangan atas dasar kos sekarang atau daya beli kostan tetapi hanya mewajibkan pengungkapan sebagian informasi yang membantu pemakai untuk mengevaluasi pengaruh perubahan harga.
Untuk akuntansi daya beli konstan, butir-butir minimum yang harus diungkapkan adalah :

1. Informasi tentang laba dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar daya beli konstan.
2. Untung atu rugi daya beli atas pos-pos moneter neto untuk tahun berjalan.
Dalam SFAS No. 33, FASB menetapkan informasi minimal yang harus diungkapkan atas dasar kos sekarang sebagai berikut :
1. Informasi tentang laba dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar kos sekarang.
2. Jumlah rupiah kos sekarang sediaan dan fasilitas fisis pada akhir tahun.
3. Untung dan rugi perusahaan selama tahun berjalan untuk sediaan dan fasilitas fasis.
  SFAS No. 82
FASB menerbitkan SFAS No. 82 yang isinya meniadakan beberapa pengungkapan yang sebelumnya diatur dalam SFAS No. 33. Standar baru ini meniadakan atau membatalkan ketentuan untuk mengungkapkan informasi daya beli konstan.
  SFAS No. 89
SFAS No. 89 tidak lagi mewajibkan (to require) pengungkapan pengaruh perubahan harga sebagai informasi pelengkap tetapi sangat menganjurkan (to encourage) pengungkapan tersebut.
Model Akuntansi dan Implementasinya
Standar pelaporan perubahan harga menyangkut empat model yaitu:
1. akuntansi kos historis
2. akuntansi daya beli konstan
3. akuntansi kos sekarang
4. akuntansi kos sekarang/daya beli konstan.
Suatu model akuntansi perubahan harga ditentukan oleh kombinasi tiga faktor:
1. Dasar penilaian
2. Skala pengukuran
3. Jenis Kapital

Model 1. Berbasis kos historis dengan skala pengukuran nomimal untuk capital bersifat financial.
Model 2. Besarnya untung atau rugi daya beli suatu periode ditentukan oleh indeks harga yang dipilih sebagai basis
Model 3. Kos sekarang sebenarnya adalah kos sekarang pada saat penjualan.
Model 4. Model ini merupakan model hibrida yaitu penggabungan akuntansi daya beli   konstan dan akuntansi kos sekarang yang semula berdiri sendiri.
Model 5. Model ini sama dengan model 3 tetapi jenis capital yang diukur adalah fisis
Model 6. Laba yang didistribusi sama dengan model 5. Perbedaannya terletak pada unit pengukur yang berubah dan diperhitungkannya rugi daya beli dan besarnya jumlah penyesuaian capital fisis untuk mempertahankan kapital
Model 7. Model ini tidak berbeda dengan kos sekarang hanya kos sekarang didefinisi sebagai harga jual sehingga laba dimaknai sebagai aliran kas bersih masa datang baik yang telah terealisasi maupun belum.
Model 8. Model ini merupakan pengembangan model 7 dengan memasukkan unsur perubahan daya beli dalam hitungan laba sehingga semua angka rupiah dikalikan dengan indeks yang sesuai

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments

Popular Posts

Blog Archive

About me

Berusaha untuk mencapai keinginan, berpandangan luas untuk menggapai cita-cita "Man Jadda wa jada"

Read More

Followers

Total Pageviews