November 15, 2019

thumbnail

LOWER-OF-COST-OR-NET REALIZABLE VALUE (LCNRV)


            LOWER-OF-COST-OR-NET REALIZABLE VALUE (LCNRV)
Meskipun persediaan dicatat pada biawa perolehannya, tetapi penyimpangan yang besar terhadap prinsip biaya historis dapat dilakukan jika nilai persediaan menurun di bawah biaya awalnya. Pada prinsipnya, biaya historis tidak dapat diaplikasikan jika manfaat masa depan dari aktiva tersebut tidak lagi sebesar biaya perolehannya. Oleh karena itu, persediaan dilaporkan pada nilai terendah antara biaya dan harga pasar (LCM) pada pelaporan setiap periode.
Biaya atau harga pokok adalah harga perolehan yang dihitung dengan memakai salah satu metode berdasarkan biaya historis, identifikasi khusus, biaya rata-rata, atau FIFO. Istilah pasar dalam “nilai terendah antara biaya dan harga pasar” berarti bahwa barang harus dinilai berdasarkan mana yang lebih baik antara biaya awal atau biaya pengganti. Alasan biaya pengganti digunakan untuk menyatakan nilai pasar adalah bahwa penurunan biaya pengganti suatu barang biasanya mencerminkan atau meramalkan harga jual. Penggunaan lainnya adalah untuk mempertahankan laba kotor yang konsisten terhadap penjualan.
Nilai realisasi bersih (NRV) adalah perkiraan harga jual pada kondisi bisnis normal yang dikurangi dengan perkiraan biaya penyelesaian dan penjualan yang dapat diestimasi secara tepat. Jumlah tersebut dikurangkan dengan marjin laba normal untuk mendapatkan nilai realisasi bersih yang dikurangi marjin laba normal. Aturan umum dalam LCM persediaan dinilai sebesar nilai terendah antara biaya dan harga pasar, dan harga pasar dibatasi sampai dengan jumlah yang tidak melebihi nilai realisasi bersih maupun lebih rendah dari nilai realisasi bersih dikurangi dengan marjin laba normal.
Batas atas (ceiling) adalah nilai realisasi bersih persediaan. Sementara batas bawah (floor) adalah nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba normal. Kedua batas nilai persediaan nilai tersebut bertujuan untuk mencegah persediaan dilaporkan lebih saji atau kurang saji. Pembatasan maksimum tidak melebihi nilai realisasi bersih atau batas atas, mencegah lebih saji nilai persediaan yang using atau rusak. Sedangkan pembatasan minimum atau batas bawah tidak lebih rendah dari nilai realisasi bersih dikurangi penyisihan untuk perkiraan marjin laba normal.
Metode Pengaplikasian LCM
Asumsinya, aturan yang terendah antara biaya dan harga pasar (LCM) diaplikasikan pada setiap jenis produk, kategori, atau total persediaan. Kenaikan harga pasar biasanya mengoffset penurunan harga pasar barang lain, jika pendekatan kategori dan persediaan total yang utama digunakan dalam mengaplikasikan aturan LCM.
Jika aturan LCM diaplikasikan pada setiap barang, maka jumlah persediaan adalah $350.000. jika diaplikasikan pada kategori utama, nilainya adalah $370.000. dan jika diaplikasikan pada total persediaan, maka nilainya dalah $347.000. perbedaan ini disebabkan karena nilai pasar yang lebih tinggi dari biaya akan mengoffset nilai pasar yang lebih rendah dari biaya jika pendekatan kategori utama atau total persediaan digunakan.
Metode barang per barang umumnya dipakai karena dinilai paling konservatif bagi tujuan penyajian neraca. Sementara metode persediaan total dan kategori utama melihat pada persediaan akhir. Apabila persediaan akhir menyisakan satu jenis produk, maka pemilihan metode total persediaan adalah tepat. Sementara metode kategori utama digunakan apabila persediaan akhir terdiri dari lebih dari satu jenis produk. Metode yang dipilih harus mencerminkan laba yang paling jelas. Apapun metode yang digunakan, metode tersebut hdarus diaplikasikan secara konsisten dari suatu period eke periode lain.
Pencatatan Harga Pasar dan Bukan Biaya
 Salah satu dari dua metode digunakan untuk mencatat persediaan pada harga pasar. Dalam metode pertama, yang disebut sebagai metode langsung adalah biaya yang digantikan dengan harga pasaryang lebih rendah ketika menilai persediaan. Sehingga, tidak ada kerugian yang dilaporkan dalam laporan laba rugi karena kerugian tersebut dimasukkan ke dalam harga pokok penjualan. Sedangkan metode kedua adalah metode tidak langsung atau penyisihan. Metode ini tidak mengubah angka biaya, akan tetapi membentuk akun kerugian untuk mencatat penghapusan dan akun kontra-aktiva yang terpisah.

Keunggulan dari identifikasi atas pencatatam kerugian yang diakibatkan oleh penurunan harga pasar adalah bahwa kerugian ini diperlihatkan secara terpisah dari harga pokok penjualan dalam laporan laba rugi. Jadi, harga pokok penjualan untuk tahun berjalan tidak terpisah.
Walaupun penggunaan akun penyisihan memungkinkan neraca mengungkapkan persediaan pada biaya dan LCM, namun hal itu menimbulkan masalah mengenain bagaimana menghilangkan saldo dari akun yang baru tersebut pada periode berikutnya. Jika barang dagang yang bersangkutan masih ada di tangan, maka akun penyisihan harus dipertahankan. Jika tidak, maka persediaan awal dan harga pokok penjualan akan lebih saji. Namun jika barang dagang telah terjual, maka akun penyisihan harus ditutup. Sehingga akun penyisihan baru harus dibuat lagi untuk setiap penurunan nilai persediaan yang terjadi selam tahun berjalan. Jika harga menurun, maka kerugian dicatat dan jika harga naik, kerugian yang telah dicatat pada tahun sebelumnya dipulihkan dan keuntungan hasil dari pemulihan kerugian yang diakui sebelumnya dicatat.
Evaluasi atas Aturan LCM
Aturan LCM memiliki beberapa defisiensi atau kelemahan sebagai berikut :
1.      Penurunan nilai aktiva dan pencatatannya sebagai beban diakui bukan pada periode penjualan, tetapi pada periode ketika kerugian utilitas tersebut terjadi. Pada sisi lain, kenaikan nilai aktiva hanya diakui pada saat penjualan terjadi. Perlakuan ini tidak konsisten dan dapat menyebabkan data laba terpisah.
2.      Aplikasi aturan LCM menghasilkan ketidak-konsisten akibat persediaan perusahaan dinilai menurut biaya dalam satu periode dan pada harga pasar dalam periode berikutnya.
3.      LCM menilai persediaan dalam neraca secara konservatif, tetapi dampaknya terhadap laporan laba rugi kemungkinan bersifat konservatif. Laba bersih tahun berjalan ketika kerugian diakui jelas lebih rendah. Laba bersih untuk periode berikutnya mungkin lebih tinggi dari normal jika penurunan yang diterapkan atas harga jual tidak material.
4.      Aplikasi aturan LCM menggunakan laba normal dalam menentukan nilai persediaan,. Karena laba normal merupakan angka estimasi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu, maka laba normal bersifat tidak objektif dan membiarkan peluang untuk memanipulasi laba.
Banyak pengguna laporan keuangan menyukai aturan LCM karena mereka sedikitnya mengetahui persediaan tidak lebih saji. Selain itu, mengakui semua kerugian tetapi tidak mengantisipasi keuntungan umumnya menghasilkan laba yang lebih rendah.

           DASAR PENILAIAN
Secara umum, persediaan dicatat pada biayanya atau menurut aturan LCM. Akan tetapi, harga pasar harus selalu didefinisikan sebagai nilai realisasi bersih (harga jual dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan penjualan), bukan biaya pengganti, yang bertujuan untuk pengaplikasian aturan LCM.
Menurut IFRS, pengukuran nilai realisasi bersih digunakan untuk persediaan yang behubungan dengan aktivitas pertanian. Umumnya aktivitas ini tergolong ke dalam dua tipe, aset biologi dan hasil panen. Aset biologi diklasifikasikan sebagai aset jangka panjang, yang terdiri dari hewan dan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan hasilnya. Sementara hasil panen atau dubidaya meliputi susu, bulu, dan daging. Perlakuan akuntansi dari keduanya adalah sebagai berikut :
·         Aset biologi diukur pada pengakuan awal dan pada akhir periode sebesar nilai wajarnya yang dikurangi nilai realisasi bersih. Perusahaan mencatat untung atau rugi dikarenakan perubahan pada nilai realisasi bersih aset biologi.
·         Hasil panen diukur sebesar nilai wajarnya dikurangi nilai realisasi bersih. Sekali dipanen, nilai realisasi bersih dari hasil panen menjadi biayanya, dan aset ini dicatat sama dengan persediaan lainnya.
Milking Cows                                                                                                            
            Carrying value, January 1                                                                               460,000
            Change in fair value due growth & price change                   35,000
            Decrease in fair value due to harvest                                      (1,200)            
                        Change in carrying value                                                                    33,800
Carrying value, January 31                                                                                         493,800
Milk harvested during January                                                                                   36,000

-          Pencatatan Carrying Value    
Biological Asset-Milking Cows                                  33,800
                        Unrealized Holding Gain or Loss                               33,800

-          Pencatatan Hasil Panen Selama Periode
Milk Inventory                                                            36,000
            Unrealized Holding Gain or Loss                               36,000

-          Pencatatan Penjualan Produk Jadi
Cash                                                                            38,500
Cost of Good Sold                                                     36,000
            Milk Inventory                                                            36,000
            Sales                                                                            38,500

Penilaian dengan Menggunakan Nilai Penjualan Relatif
Suatu masalah timbul pada saat sekelompok unit yang berbeda dibeli dengan harga lump sum, yang juga disebut basket purchase. Dalam menghadapi kasus pengelompokkan persediaan yang tidak dapat dibagi total biaya sejumlah dengan kelompok-kelompok yang tersedia, maka cara yang tepat adalah dengan mengalokasikan total biaya di antara berbagai unit atas dasar nilai penjualan relatifnya.


 


           


 





Metode nilai penjualan relative digunakan dalam industry minyak untuk menilai banyak produk dan produk sampingan yang diperoleh dari suatu barel minyak mentah.
Komitmen Pembelian Satu Masalah Khusus
Kelangsungan hidup dan profitabilitas perusahaan bergantung pada ketersediaan persediaan barang dagang yang mencukupi untuk memenuhi semua pesanan konsumen. Sehingga sangat wajar apabila sebuah perusahaan membuat komitmen pembelian terhadap persetujuan pembelian persediaan dibayar di muka. Hak atas barang dagang atau bahan baku yang terkait dengan komitmen pembelian ini belum berpindah ke pembeli.
Apabila harga kontrak melebihi harga pasar dan kerugian diestimasi akan timbul pada saat pembelian dilaksanakan, maka kerugian ini harus diakui dalam periode terjadinya penurunan harga pasar. Kerugian kepemilikan yang belum terealisasi akan dilaporkan dalam laporan lab-rugi di bawah kelompok beban dan kerugian lain-lain. Estimasi kewajiban atas komitmen pembelian akan dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancar dari neraca karena kontraknya akan dilaksanakan pada tahun fiskal berikutnya.
Komitmen pembelian ini dapat melindungi pihak pembeli sendiri dari probabilitas penurunan harga pasar barang yang bersangkutan kontrak dengan pembendungan (hedging). Pembendungan dilakukan melalui kontrak futures dimana pihak pembeli dalam komitmen pembelian pada saat yang sama juga membeli kontrak futures untuk menjual produk sama dengan kuantitas yang serupa di masa mendatang pada harga tetap. Jika sebuah perusahaan memegang posisi beli dalam suatu komitmen pembelian dan memegang posisi jual dalam kontrak futures untuk komoditas yang sama, maka kerugian dalam suatu kontrak akan ditutupi ole keuntungan dari kontrak lain.

         METODE LABA KOTOR UNTUK MENGESTIMASI PERSEDIAAN
Tujuan dasar dari perhitungan fisik persediaan adalah untuk memeriksa keakuratan catatan persediaan perpetual atau jika tidak ada catatan, untuk mengetahui jumlah persediaan. Salah satu metode perkiraan persediaan yang ada di tangan adalah dengan menggunakan metode laba kotor. Metode ini didasarkan pada tiga asumsi :
1.      Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang diperhitungkan
2.      Barang yang belum terjual harus berada di tangan
3.      Jika penjualan, dikurangi biaya, dikurangkan dari jumlah persediaan awal ditambah pembelian, maka hasilnya adalah persediaan akhir
Perhitungan Persentase Laba Kotor
Persentase laba kotor disediakan sebagai persentase harga jual. Laba kotor atas harga jual merupakan metode yang umum untuk menghitung laba karena beberapa sebagian besar barang dinyatakan atas dasar eceran bukan biaya; laba yang dihitung atas harga jual lebih rendah daripada laba yang didasarkan pada biaya, dan persentase yang lebih rendah lebih banyak disukai kosumen ; dan laba kotor yang didasarkan atas harga jual tidak pernah melebihi 100%.
Retailer menggunakan rumus berikut untuk menyatakan laba kotor dan persentase markup :
1.     
2.     


 






Salah satu kelemahan dari metode laba kotor adalah bahwa metode ini menghasilkan suatu estimasi. Akibatnya, perhitungan fisik persediaan harus dilakukan satu kali dalam satu tahun untuk memeriksa jumlah persediaan yang actual berada di tangan saat ini. Selain itu, dalam menentukan markup, metode laba kotor menggunakan persentase masa lalu. Walaupun masa lalu seringkali dapat memberikan jawaban atas masalah masa depan, namun persentase masa kini pasti lebih akurat. Dan yang terakhir, pengaplikasian persentase laba kotor harus dilakukan secara amat hati-hati.

        METODE PERSEDIAAN ECERAN
Metode persediaan eceran menjelaskan bahwa pencatatan dilakukan terhadap total biaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli, total biaya dan nilai eceran barang yang siap dijual, dan penjualan periode berjalan. Penjualan periode berjalan dikurangkan nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual guna mendapatkan estimasi persediaan barang di tangan pada eceran. Persediaan yang dinilai menurut harga eceran kemudian dikonversikan menjadi persediaan akhir pada biaya dengan mengaplikasikan rasio biaya terhadap harga eceran. Terdapat beberapa metode persediaan eceran, yaitu, metode konvensional terendah antara biaya rata-rata dan harga pasar dan metode biaya.
Bagi peritel, istilah markup berarti tambahan atas harga eceran awal, sementara pembatalan markup adalah penurunan harga barang dagang yang sebelumnya telah di markup di atas harga eceran awal. Dalam pasar kompetitif, peritel seringkali perlu menggunakan markdown, yaitu penurunan harga jual awal. Markdown terhadap harga jual mungkin diperluakan karena adanya penurunan tingkat harga umum, penjualan khusus, kerusakan barang, kelebihan persediaan, dan persaingan. Sedangkan pembatalan markdown adalah kondisi dimana markdown dioffset oleh kenaikan haga barang yang sebelumnya telah di markdown. Baik pembatalan markup maupun pembatalan markdown tidak dapat melebihi markup atau markdown awal.
Pos-pos Khusus yang Berhubungan dengan Metode Eceran
·         Biaya pengangkutan, diperlakukan sebagai bagian dari biaya pembelian
·         Retur pembelian, dipandang sebagai pengurangan baik pada biaya maupun harga eceran
·         Diskon pembelian dan pengurangan harga, dipandang sebagai pengurang biaya pembellian
Perlakuan atas pos-pos yang mempengaruhi kolom biaya dari metode persediaan eceran mengikuti perhitungan biaya barang yang tersedia untuk dijual.
·         Retur penjualan dan pengurangan harga, dipandang sebagai penyesuaian terhadap penjualan kotor
·         Diskon penjualan, tidak diakui apabila penjualan dicatat sebagai penjualan kotor
Selain itu, sejumlah pos-pos khusus juga memerlukan analisis sperti berikut :
-          Transfer masuk dari departemen lain, misalnya harus dilaporkan dengan cara yang sama seperti pada pembelian dari perusahaan lain
-          Kekurangan normal (kerusakan barang), harus mengurangi kolom harga eceran, karena barang-barang tersebut tidak lagi tersedia untuk dijual. Hal tersebut ditunjukkan sebagai pengurangan terhadap penjualan yang sama untuk mendapatkan persediaan akhir menurut harga eceran
-          Kekurangan Abnormal, harus dikurangkan dari kolom biaya dan harga eceran, dan dilaporkan sebagai jumlah persediaan khusus maupun sebagai kerugian
-          Diskon untuk karyawan, dikurangkan dari kolom harga eceran, dengan cara yang serupa seperti pada penjualan
Alasan dari penggunaan metode persediaan eceran untuk menghitung persediaan diantaranya adalah agar laba bersih dapat dihitung tanpa harus melakukan perhitungan fisik persediaan, sebagai ukuran pengendalian dalam menentukan kekurangan persediaan, dalam pengaturan kuantitas barang dagang di tangan, dan untuk informasi asuransi. Sedangkan karakteristik dari metode persediaan eceran ini adalah bahwa metode tersebut memiliki pengaruh rata-rata terhadap berbagai tingkat laba kotor.

          PENYAJIAN DAN ANALISIS
Standar akuntansi mewajibkan laporan keuangan mengungkapkan komposisi dari persediaan, pengaturan pembiayaan persediaan, dan metode kalkulasi biaya persediaan yang digunakan secara konsisten. Bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi harus dilaporkan secara terpisah pada neraca dan skedul terpisah untuk menilai likuiditas serta menghitung tahap penyelesaian persediaan. Pengaturan pembiayaan juga diungkapkan menggunakan catatan pengungkapan untuk pos-pos khusus seperti transaksi dengan pihak yang berhubungan, perjanjian pembiayan produk, dan komitmen pembelian perusahaan. Dan yang paling penting, dasar penilaian persediaan dan metode yang dipakai dalam menghitung biaya baik FIFO dan metode biaya rata-rata harus dilaporkan secara konsisten.
Rasio perputaran persediaan  mengukur rata-rata persediaan yang terjual selama suatu periode. Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat likuiditas persediaan. Rasio perputaran persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata yang ada di tangan selama suatu periode. Semakin besar rasio perputaran persedian, maka resiko perusahaan dalam menghadapi kondisi kerusakan barang persediaan semakin kecil. Dan laba yang diperoleh perusahaan meingkat seiring aktivitas penjualan yang semakin meningkat juga.
Sedangkan rasio jumlah hari rata-rata untuk menjual persediaan adalah jumlah hari rata-rata penjualan persediaan yang ada di tangan. Tingkat persediaan biasanya berbeda-beda pada setiap industri. Akan tetapi, perusahaan yang dapat mempertahankan tingkat persediaan yang rendah, dan memiliki rasio perputaran persediaan yang lebih tinggi daripada para pesaingnya, serta mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, adalah contoh perusahaan yang sukses.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments

Popular Posts

About me

Berusaha untuk mencapai keinginan, berpandangan luas untuk menggapai cita-cita "Man Jadda wa jada"

Read More

Followers

Total Pageviews