May 11, 2018

thumbnail

RESUME TRANSAKSI MATA UANG ASING DAN INSTRUMEN KEUANGAN

Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh resiko bisnis normal :
1. Kurangnya permintaan atas produk mereka di pasar luar negeri.
2. Unjuk rasa buruh
3. Transportasi yang tertunda dalam pengiriman produk mereka kepada pelanggan luar negeri.
 4. Resiko mata uang asing ketika melakukan transaksi dalam mata uang lain. 
Terdapat enam mata uang asing yang menunjukan stabilitas menurut IMF dan yang diterima dalam perdagangan internasional yaitu:
1. Dolar Amerika
2. Poundsterling Inggris
3. Dolar Kanada
4. Yen Jepang
5. Franc Swiss
6. Euro Eropa 
Transaksi mata uang asing (foreign currency transactions) perusahaan Indonesia meliputi penjualan, pembelian dan transaksi lain yang menimbulkan perpindahan mata uang asing atau pencatatan piutang atau utang yang didenominasikan yaitu nilainya akan dilunasi dalam suatu mata uang asing.  Proses penyajian kembali transaksi mata uang asing dalam (setara) nilai rupiah disebut sebagai penjabaran atau translasi (translation). 

KURS MATA UANG ASING Kurs mata uang asing (foreign currency exchange rates)   ditentukan setiap hari oleh pedagang mata uang asing yang bertindak sebagai agen untuk individu atau negara yang memperdagangkan mata uang asing.  
 Penentuan Kurs Faktor-faktor yang menyebabkan fluktuasi kurs adalah :
 1. Tingkat inflasi suatu Negara
 2. Neraca pembayaran
3. Perubahan suku bunga
 4. Tingkat investasi negara
5. Stabilitas dan proses tata kelola (governance) 
Kurs Langsung (direct exchange rate – DER) Adalah banyaknya unit mata uang lokal (local currency units –LCUs) yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing (foreign currency unit – FCU). Dari sudut pandang entitas Indonesia, kurs langsung dapat dipandang sebagai besarnya rupiah untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Kurs Tidak Langsung (indirect exchange rate – IER) Adalah kebalikan dari kurs langsung. Kurs tidak langsung menunjukan banyaknya unit mata uang asing yang dapat diperoleh dengan 1 rupiah. Surat kabar bisnis dan orang yang bepergian ke luar Indonesia seringkali menggunakan kurs tidak langsung. Kurs langsung berbanding terbalik dengan kurs tidak langsung dan bahwa keduanya menyatakan hubungan ekonomis yang sama antara kedua mata uang
Mata uang terminology (term currency) merupakan pembilang dalam perhitungan rasio kurs sedangkan mata uang dasar (base currency) merupakan penyebut. Pembilang adalah kunci kurs dalam mengidentifikasikan jenis kurs. 
Perubahan Kurs Perubahan kurs mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang dibandingkan dengan mata uang yang lain.
   Menguatnya Rupiah – Penurunan Kurs Langsung Menguatnya rupiah berarti : 1. Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing 2. Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing. 
Contoh: suatu perusahaan manufaktur AS menjual mobil buatan Amerika seharga $25.000. Untuk menentukan nilai setara rupiah dari $25.000 pada tanggal 1 Januari 2011, digunakan perhitungan sbb: Nilai setara rupiah = unit mata uang asing  x kurs langsung
Rp 233.750.000 =        $ 25.000   x Rp 9.350 
Menguatnya rupiah menguntungkan perusahaan Indonesia yang membeli barang dari negara lain, penguatan ini mempunyai dampak negatif pada perusahaan Indonesia yang menjual produk di negara tersebut. Ekspor Indonesia ke AS akan lebih mahal bagi pelanggan AS.  
Contoh: perusahaan manufaktur Indonesia menjual mesin buatan Indonesia seharga                  Rp 100.000.000. Untuk menentukan nilai setara mata uang asing (dolar) dari Rp 100.000.000 pada tanggal 1 Januari digunakan perhitungan berikut:
Nilai setara mata uang asing =  unit rupiah Indonesia  x kurs tidak langsung $ 10.700 
 = Rp 100.000.000  x $ 0,0001070  
Melemahnya Rupiah – Peningkatan Kurs Langsung Melemahnya rupiah berarti:
1. Lebih banyak mata uang Indonesia diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
2. Satu rupiah memperoleh lebih sedikit unit mata uang asing.  
Hubungan antara Mata uang dan Kurs Keterangan 
Kurs Tunai (Spot Rate) dan Kurs Sekarang (Current Rate) Kurs tunai (spot rate) adalah kurs yang digunakan dalam penyerahan segera suatu mata uang. Kurs sekarang (current rate) didefinisikan secara sederhana sebagai kurs tunai pada tanggal neraca suatu entitas. 
Kurs Masa Depan (Forward Exchange Rate) Yaitu kurs untuk pertukaran mata uang di masa mendatang. Selisih antara kurs masa depan dan kurs tunai pada suatu tanggal tertentu dinamakan spread. Spread memberikan informasi tentang kemungkinan penguatan atau pelemahan dari suatu mata uang. 
TRANSAKSI MATA UANG ASING
 1. Pembelian atau penjualan barang/jasa (impor atau ekspor), dimana harganya dinyatakan dalam mata uang asing.
 2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing
3. Pembelian atau penjualan kontrak kurs masa depan
4. Pembelian atau penjualan unit mata uang asing 
Untuk tujuan laporan keuangan, transaksi mata uang asing harus ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan yang digunakan perusahaan. Pada setiap tanggal neraca baik interim maupun tahunan, saldo akun yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang pelaporan dari suatu entitas harus disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kurs selama periode tersebut sejak tanggal neraca terakhir atau sejak tanggal transaksi mata uang asing jika transaksi tersebut terjadi pada periode yang bersangkutan.
Pada tanggal 1 Juli 2012, kurs sebesar Rp 14.100 menjadi setara dengan € 1. Kurs langsung mengalami penurunan mencerminkan rupiah menguat. Dengan memiliki euro selama euro tersebut melemah, maka perusahaan mengalami kerugian transaksi mata uang asing sbb:
Nilai setara euro dari € 5.000 pada tanggal 1 Januari = € 5.000 x Rp 14.200       = Rp 71.000.000 Nilai setara euro dari € 5.000 pada tanggal 1 Juli = € 5.000 x Rp 14.100             = Rp 70.500.000 Kerugian transaksi mata uang asing              = Rp      500.000 
Jurnalnya Kerugian transaksi mata uang asing    500.000 
                              Unit mata uang asing                            (€)     500.000  
Transaksi Ekspor Impor dalam Mata Uang Asing 1. Tanggal transaksi → mencatat transaksi pembelian atau penjualan pada nilai setara dolar AS menggunakan kurs langsung tunai pada tanggal tersebut. 2. Tanggal neraca → menyesuaikan utang atau piutang menjadi nilai setara rupiah pada akhir periode menggunakan kurs langsung sekarang. Mengakui keuntungan atau kerugian sebagai akibat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan neraca. 3. Tanggal pelunasan → pertama-tama menyesuaikan utang atau piutang untuk setiap perubahan mata uang asing antara tanggal neraca (atau tanggal transaksi jika transaksi tersebut terjadi setelah tanggal neraca) dengan tanggal pelunasan, mencatat keuntungan atau kerugian yang terjadi, kemudian mencatat pelunasan utang atau piutang dalam mata uang asing tersebut.  

KASUS 1. Pada tanggal 1 Oktober 2012, PT ABC memperoleh barang secara kredit dari Tokyo Industries sebesar Rp 160.000.000 atau 2.000.000 yen. 2. PT ABC menyusun laporan keuangan pada 31 Desember 2012 3. Pelunasan utang dilakukan pada tanggal 1 April 2013 4. Kurs tunai langsung untuk nilai setara dolar AS dari 1 yen adalah sbb:   
Tanggal       kurs langsung 1 Oktober 2012 (tanggal transaksi)   Rp  80 31 Desember 2012 (tanggal neraca)   Rp  90 1 April 2013 (tanggal pelunasan)    Rp  86 
Buatlah jurnal dan hitungannya! Jika kontrak pembelian dinyatakan dalam dolar, maka entitas asing (Tokyo Industries) akan menanggung resiko kurs mata uang asing. Jika transaksi dinyatakan dalam yen, maka PT ABC akan terbuka terhadap kemungkinan keuntungan dan kerugian kurs.  
JIKA DALAM YEN 1 Oktober 2012 (tanggal pembelian) Persediaan      160.000.000  Utang usaha (¥)       160.000.000 (Rp 160.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 80 kurs tunai) 
31 Desember 2012 (tanggal neraca) Rugi transaksi mata uang asing  20.000.000  Utang usaha (¥)            20.000.000 (Menyesuaikan utang dalam mata uang asing pada pelaporan setara dolar AS dan mengakui rugi selisih kurs sbb: Rp 180.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 90 kurs tunai 31 Desember   160.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 80 kurs tunai 1 Oktober        
20.000.000 = ¥ 2.000.000 x (Rp 90 – Rp 80)        
1 April 2013 (tanggal penyelesaian) Utang usaha (¥)  8.000.000  Keuntungan transaksi mata uang asing         8.000.000 
(menyesuaikan utang dalam mata uang asing pada pelaporan setara dolar AS dan mengakui keuntungan selisih kurs) Rp 172.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 86 kurs tunai 1 April  _   180.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 90 kurs tunai 31 Desember           8.000.000 = ¥ 2.000.000 x (Rp 90 – Rp 86) 
Unit mata uang asing (¥)   172.000.000  Kas        172.000.000 
(memperoleh FCU untuk menyelesaikan utang: Rp 172.000.000 = ¥2.000.000 x Rp 86 kurs tunai 1 April) 
Utang usaha (¥)    172.000.000  Unit mata uang asing (¥)     172.000.000  
JIKA DALAM RUPIAH 1 Oktober 2012 (tanggal pembelian)
 Persediaan      160.000.000
 Utang usaha        160.000.000 
31 Desember 2012 (tanggal neraca) Tidak dibuat jurnal 
1 April 2013 (tanggal penyelesaian)
 Utang usaha     160.000.000 
Kas         160.000.000  
thumbnail

RESUME LAPORAN KEUANGAN SEGMEN DAN INTERIM

I.            LAPORAN KEUANGAN SEGMEN

A.    Pengertian Laporan Keuangan Segmen
Tujuan penyajian informasi menurut segmen adalah menyediakan informasi bagi para pemakai laporan keuangan mengenai skala relatif, kontribusi laba, dan trend pertumbuhan dari berbagai industri dan wilayah geografis perusahaan yang didiversifikasi untuk memungkinkan para pemakai laporan keuangan dapat :
§  Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik
§  Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik.
§  Membuat pertimbangan yang lebih baik terhadap perusahaan secara keseluruhan

B.     Pendapatan dan Beban Segmen
1.      Pendapatan Segmen adalah pendapatan yang dapat diatribusikan atau dikaitkan secara langsung pada suatu segmen, atau bagian yang relevan dari pendapatan yang dapat dialokasikan secara layak pada suatu segmen. Pendapatan ini merupakan hasil transaksi baik dengan pihak luar perusahaan maupun dengan segmen lain dalam perusahaan yang sama.
2.      Beban Segmen adalah beban yang dapat ditribusikan secara langsung pada suatu segmen atau bagian yang relevan dari suatu beban yang dapat dialokasikan secara layak sebagai beban suatu segmen.

C.    Dasar Segmentasi
1)      Penjualan kepada pelanggan yang tak mempunyai hubungan istimewa, memberi peluang dasar segmentasi dasar segmentasi jenis-jenis pendapatan sebesar 10% ke atas,
2)      Apabila laba operasi merupakan hal yang penting, maka laba operasi atau rugi operasi 10 % ke atas disajikan terpisah,
3)      Apabila penggunaan aktiva adalah penting, makaaktiva segmen berjumlah 10%  ke atas dari jumlah aktiva entitas dilaporkan terpisah.
      
D.    Hasil Segmen

Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan beban segmen dan umumnya mencerminkan laba usaha, meskipun dasar yang lain sering lebih cocok.
Penghasilan bunga dan beban bunga biasanya tidak termasuk dalam hasil segmen kecuali kalau operasi segmen terutama bersifat finansial. Juga pajak penghasilan, hak minoritas (minority interest) dan pos luar biasa (extraordinary item) lazimnya tidak dimasukkan sebagai hasil segmen.

E.     Aktiva dan Kewajiban Segmen

Pengungkapan aktiva segmen memberikan indikasi penggunaan sumber daya untuk mencapai hasil operasi segmen. Aktiva semacam itu termasuk semua aktiva berwujud dan tak berwujud yang dapat diidentifikasi pada segmen tertentu. Aktiva yang dimanfaatkan oleh dua atau lebih segmen harus dialokasikan di antara segmen-segmen tersebut dengan dasar alokasi yang layak.
Kewajiban biasanya tidak dialokasikan karena dianggap berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan atau karena dipandang meningkatkan hasil pembelanjaan dan bukan hasil operasi.

F.     Informasi yang Disajikan

Uraian kegiatan setiap segmen industri yang dilaporkan dan indikasi mengenai komposisi setiap wilayah geografis yang dilaporkan, penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dengan pemisahan antara pendapatan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain, hasil segmen, dan aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan baik dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan. Hubungan antara jumlah dari informasi pada segmen-segmen individual dan informasi agregat dalam laporan keuangan diperjelas dengan menyajikan rekonsiliasi.

G.    Penyajian dalam Pelaporan Segmen

a)      Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan menunjukkan komposisi masing- masing wilayah geografis yang dilaporkan.

b)      Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi keuangan berikut ini harus diungkapkan:
Penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain, hasil segmen, aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan, dan dasar penetapan harga antar segmen.

c)      Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen individual dan informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.

H.    Kebijakan Akuntansi Segmen
Kebijakan akuntansi segmen, Informasi segmen harus disusun dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi atau perusahaan. Kebijakan akuntansi yang dipilih manajemen untuk menyusun laporan keuangan konsoldasi atau perusahaan dianggap sebagai kebijakan akuntansi yang diyakini manajemen paling sesuai untuk pelaporan keuangan eksternal. Karena tujuan informasi segmen ialah untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan membuat penilaian yang lebih memadai mengenai perusahaan secara keseluruhan, pernyataan ini mensyaratka bahwa kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pelaporan informasi segmen sama dengan kebijakan akuntansi yang telah dipilih manajemen. Pernyataan ini tidak melarang pengungkapan informasi tambahan atas segmen yang disusun berdasarkan kebijakan akuntansi selain yang diterapkan untuk laporan keuangan konsolidasian atau perusahaan sepanjang :
1.      Informasi tersebut dilaporka secara internal kepada rgan perusahaan yang berwenang dalam rangka pegambilan putusan alokasi sumber daya kepada segmen tersebut dan penilaian kinerja segmen tersebut
2.      Dasar pengukuran yang digunakan bagi informasi tambahan tersebut dijelaskan secara memadai
Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus dialokasikan kepada setiap segmen dan hanya jika pendapatan dan beban terkait juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.


Contoh Laporan Keuangan Segmen
PT ADARO ENERGY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/
AND SUBSIDIARIES

30 Juni 2009



Keterangan
Pendapatan dari
Pendapatan
Aktiva
Laba (rugi)
Pelanggan Eksternal
antar Segmen
Segmen
Usaha
Penambangan dan perdagangan batu bara
12,173,007
428,287
16,408,951
2,559,770
Jasa Penambangan
554,285
776,741
4,669,696
102,445
Lain-lain
169,595
453,145
6,246,151
336,516
Total
12,896,887
1,658,173
27,324,798
2,998,731
          Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan Tahunan PT.ADARO ENERGY Tbk

Uji Pendapatan. Uji pendapatan 10% diterapkan dengan menentukan jumlah pendapatan setiap segmen industri kemudian membandingkan dengan 10% dari gabungan seluruh segmen industri.
Keterangan
Pendapatan dari
Pendapatan

Nilai Uji
Perlukah
Pelanggan Eksternal
antar Segmen

(10% x Rp.14555060)
dilaporkan
Penambangan dan perdagangan batu bara
12,173,007
428,287
1,455,506
ya
Jasa Penambangan
554,285
776,741
1,455,506
tidak
Lain-lain
169,595
453,145
1,455,506
tidak
Total
12,896,887
1,658,173






Uji Aktiva. Uji aktiva dilakukan dengan membandingkan jumlah aktiva masing-masing segmen dengan 10% dari total altiva semua segmen usaha.
Keterangan
Aktiva

Nilai Uji
Perlukah
Segmen

(10% x Rp. 27324798)
Dilaporkan
Penambangan dan perdagangan batu bara
16,408,951.00
2,732,479.80
ya
Jasa Penambangan
4,669,696.00
2,732,479.80
ya
Lain-lain
6,246,151.00
2,732,479.80
ya
Total
27,324,798.00



Uji Laba Usaha. Dalam penerapan uji laba usaha untuk mengidentifikasi segmen yang perlu dilaporkan, nilai absolute laba atau rugi operasi suatu segmen dibandingkan dengan 10% dari yang lebih besar antara laba operasi gabungan semua segmen usaha yang menghasilkan laba atau rugi operasi gabungan senua usaha yang merugi.
Keterangan
laba Operasi
Rugi Operasi

Nilai Uji
Perlukah
Segmen Usaha
Segmen Usaha

(10% x Rp. 2998731)
Dilaporkan
Penambangan dan perdagangan batu bara
2,559,770
0
299,873.10
ya
Jasa Penambangan
102,445
0
299,873.10
tidak
Lain-lain
336,516
0
299,873.10
ya
Total
2,998,731




Telaah Ulang Perlunya Pelaporan (Uji Pendapatan). Segmen jasa penambangan dan segmen lain-lain tidak memenuhi kriteria 10% untuk semua jenis pengujian penentuan segmen yang perlu dilaporkan, sehingga segmen yang perlu dilaporkan adalah penambangan dan perdagangan batu bara. Selain itu segmen yang dilaporkan harus memiliki 75% dari total pendapatan konsolidasi.
Keterangan
Pendapatan dari pelanggan eksternal
Penjualan antar segmen

Nilai Uji (75% x Rp. 14555060 )
Perlukah dilaporkan
Penambangan dan perdagangan batu bara
12,173,007
0
10,916,295.00
ya
jumlah
12,173,007










II.            LAPORAN KEUANGAN INTERIM

A.    Pengertian Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.
Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan.
, misalnya Pasar modal, dan lain-lain. Dan juga untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang bersangkutan, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut.
Ada dua pandangan tentang Laporan Interim yaitu :
1)   Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama seperti pada periode tahunan.
2)   Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan periode tahunan.Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan pandangan kedua yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan.

B.     Pengakuan Dan Pengukuran
Pengakuan dan pengukuran unsur yang sama antara pelaporan keuangan interim dengan pelaporan keuangantahunan adalah:Dasar pengakuan pendapatan.Kebijakan akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada perubahan dalam standar akuntansi.Penyajian penggolongan aktiva sebagai lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai jangka pendek dan jangka panjang.

C.    Beban Dan Biaya
Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan atas dasar yang sama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan kecuali untuk persediaan:
§  Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor  mengungkapkan hal tersebut dalam laporan keuangan interim.
§  Perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan biaya standar tidak perlu melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya aktual yang terjadi, jika selisih biaya tersebut tidak material atau diharapkan bisa diselesaikan pada akhir tahun. Pengaruh dari penyimpangan yang tidak direncanakan dan tidak diperkirakan harus dilaporkan pada akhir periode interim dengan prosedur yang sama seperti yang digunakan pada akhir tahun.
§  Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan harga tidak boleh ditangguhkan untuk dibebankan ke periode di luar periode penurunan harga tersebut.
Biaya dan beban lain-lain untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain termasuk biaya produksi dibebankan atas dasar yang sama seperti periode tahunan.
Pendapatan dan beban musimanLaporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan dan beban periode interim tersebut. Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan dengan periode sebelumnya memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh kondisi-kondisi sebagai berikut:
ü  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja.
ü  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman dari kegiatan usaha.
ü  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.
ü  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.
Penyisihan Pajak PenghasilanPada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak penghasilan untuk dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak penghasilan periode interim harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang dianut pada akhir tahun.
D.    Pos Dan Transaksi Luar Biasa
§  Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.
§  Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
§  Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode interim.
§  Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu terselesaikan.

E.     Perubahan Akuntansi
§  Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.
§  Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
§  Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode interim.
§  Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu terselesaikan.

F.     Penyajian Laporan Keuangan Interim

Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan (year-to-date).Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai laporan keuangan tahunan.




































Popular Posts

About me

Berusaha untuk mencapai keinginan, berpandangan luas untuk menggapai cita-cita "Man Jadda wa jada"

Read More

Followers

Total Pageviews