April 30, 2020

thumbnail

MENGHITUNG HPP MENGGUNAKAN FIFO DAN LIFO

PERSEDIAAN
Berikut adalah cara menghitung HPP dan Pengambilan Keputusan bagi perusahaan yang akan lebih menguntungkan tentunya dalam membuat laporan keuangan dengan menggunakan FIFO (Phisik/Perpetual) dan LIFO Phisik/Perpetual) :
A. FIFO/first in first out : 1) PHISIK             (dari bawah ke atas)   2) PERPETUAL   (dari atas ke bawah)
B. LIFO/last in first out : 
1) PHISIK       (dari atas ke bawah)
2) PERPETUAL   (dari bawah ke atas)
Contoh soal :
Berikut data persediaan awal barang, pembelian barang dan penjualan barang selama bulan Juli 2009;
  PERSEDIAAN AWAL DAN PEMBELIAN BARANG
1/5   : Persediaan awal barang  100 unit @ Rp 1.000 
5/5   : Pembelian barang  200 unit @ Rp 1.500
25/5 : Pembelian barang  400 unit @ Rp 2.000
  PENJUALAN BARANG
24/5 : Penjualan barang  275 unit @ Rp 10.000
30/5 : Penjualan barang  250 unit @ Rp 10.000
  Jawab:
Pertama yang harus kita lakukan adalah dengan menganalisis data di atas terlebih dahulu:
PERSEDIAAN AWAL DAN PEMBELIAN BARANG
1/5   : Persediaan awal barang  100 unit @ Rp 1.000 = Rp    100.000 
5/5   : Pembelian barang  200 unit @ Rp 1.500 = Rp    300.000
25/5 : Pembelian barang  400 unit @ Rp 2.000 = Rp    800.000  
Jumlah Barang Tersedia
PENJUALAN BARANG      700 unit             Rp 1.200.000
24/5 : Penjualan barang  275 unit  @ Rp 10.000 = Rp 2.750.000
30/5 : Penjualan barang  250 unit  @ Rp 10.000 = Rp 2.500.000    
Jumlah Barang Terjual      525 unit           Rp 5.250.000        
Maka nilai NPA (UNIT) = 175 unit (700-525).
Dengan Biaya Operasional Rp 50.000,- dan pajak (pph) 15%.
Ingat:                           
a)Pertama kita harus mencari NPA (UNIT) DAN NPA (HARGA):   Nilai NPA(UNIT) = Jumlah Barang Tersedia – Jumlah Barang Terjual 
 Nilai NPA (HARGA) = Caranya mendapatkan nilai ini berbeda-beda sesuai dengan  metode yang akan       digunakan (dibahas pada metode masing-masing).           
b)Kedua kita harus mencari HPP/Harga Pokok Penjualan = Harga Barang Tersedia – NPA(HARGA)
c)Ketiga kita harus mencari LABA KOTOR = Harga Penjualan – HPP


1) MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE FIFO :                 
A. FIFO PHISIK , diketahui NPA(UNIT)=175    Tgl 25/5; 175 (unit) x 2.000 = 350.000(NPA HARGA)
  penjelasan :”cara menghitung fifo phisik adalah dengan menghitung jumlah barang yang      tersedia dengan NPA(UNIT) yaitu mulai dari bawah ke atas lalu dikalikan dengan masing-    masing HP tiap barang yang tersedia”. Maka NPA(HARGA) untuk FIFO PHISIK adalah  RP 350.000,- 
 
B. FIFO PERPETUAL  
 
Tgl PEMBELIAN PENJUALAN PERSEDIAAN
Unit H/U Jumlah Unit H/U Jumlah Unit H/U Jumlah
Mei 1 100 1.000 100.000
  5 200 1.500 300.000 200 1.500 300.000
  24 100 1.000 100.000 25 1.500 37.500
  175 1.500 262.500
  25 400 2.000 800.000 400 2.000 800.000
  30 25 1.500 37.500 175 2.000 350.000
  225 2.000 450.000

 
2) MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE LIFO :   
A. LIFO PHISIK , diketahui NPA(UNIT)=175 
Tgl 1/5; 100 x 1.000 = 100.000
Tgl 5/5;   75 x 1.500 = 112.500 
NPA(UNIT)   175     212.500(NPA HARGA)


B. LIFO PERPETUAL    
 
Tgl PEMBELIAN PENJUALAN PERSEDIAAN
Unit H/U Jumlah Unit H/U Jumlah Unit H/U Jumlah
Mei 1 100 1.000 100.000
  5 200 1.500 300.000 200 1.500 300.000
  24 200 1.500 300000 25 1.000 25.000
  75 1.000 75000
  25 400 2.000 800.000 400 2.000 800.000
  30 250 2000 500000 25 1.000 25.000
  150 2.000 300.000
  175 325.000
 

LAPORAN LABA/RUGI
KETERANGAN FIFO PHISIK FIFO
PERPETUAL LIFO PHISIK LIFO PERPETUAL
Penjualan 5.250.000 5.250.000 5.250.000 5.250.000
HPP (850.000)- (850.000)- (987.500)- (875.000)-
Laba Kotor 4.400.000 4.400.000 4.262.500 4.375.000
Biaya Operasional (50.000)- (50.000)- (50.000)- (50.000)-
Laba Seb. Pajak        
Pajak 15% (652.500)- (652.500)- (631.875)- (648.750)-
Laba Set. Pajak 3.697.500 3.697.500 3.580.625 3.676.250


PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ANALISIS FIFO PHISIK LIFO PHISIK LIFO PERPETUAL
HPP 850.000 987.500 875.000
Laba Set. Pajak 3.697.500+ 3.580.625  3.676.250 
Dana Yang Terkumpul 4.547.500 4.568.125 4.551.250
 Berdasarkan data yang ada di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa perusahaan akan lebih menguntungkan jika menggunakan Metode Pendekatan LIFO PHISIK. Karena nilai HPP-nya adalah yang terbesar, pajak yang dibayarkan lebih sedikit, dan dana yang terkumpul lebih banyak sehingga kesempatan untuk menambah modal dan membeli barang akan lebih besar.

thumbnail

Makalah Konsep Akuntansi Pajak

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita sering mendengar istilah akutansi dan pajak melalui media massa seperti koran televisi dan radio maupun melaui orang orang di sekitar kita. Pada umumnya orang beranggapan bahwa akutansi dan pajak hanya ber hubungan dengan dunia usaha, pemerintah, dan perusahaan saja. Sebenarnya akutansi dan pajak terlebih halnya akutnsi dapat juga dilakukan di dalam rumah tangga sekolah, dan lain lain. Yaitu dengan melakukan pencatatan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan keuangan. Pencatatan keuangan dalam akutansi dan pajak dilakukan dengan cara atau aturan tertentu. pengetahuan mengenai prosedur pencatatan akutansi sangat bermanfaat terutma sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
1.2  Rumusan Masalah
1.        Apakah Pengertian Akuntansi Perpajakan ?
2.        Apakah Fungsi Akuntansi Perpajakan ?
3.        Bagaimana Prinsip Akuntansi Perpajakan?
4.        Bagaimana peran Akuntansi Perpajakan dalam perusahaan?
5.        Bagaimana Sifat Akuntansi Perpajakan?
6. Apakah  Istilah- Istlah Akuntansi Perpajakan?
1.3  Tujuan  Masalah
1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian akuntansi perpajakan
2. Mengetahui dan memahami fungsi akuntansi perpajakan.
3. Memahami peran akuntansi perpajakan dalam perusahaan.
4. Memahami sifat akuntansi perpajakan & istilah akuntansi perpajakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Akuntansi Perpajakan
    Akuntansi perpajakan adalah sebuah aktivitas pencatatan keuangan pada sebuah badan usaha atau lembaga untuk mengetahui jumlah pajak yang harus dibayarkan. Dalam dunia perpajakan, akuntansi sebenarnya bukan istilah yang resmi. Istilah yang lebih tepat sebenarnya adalah pembukuan atau pencatatan. Tetapi karena sistem pajak yang ditetapkan pemerintah saat ini, sebuah lembaga atau badan usaha diharuskan untuk menerapkan sistem akuntansi. Pada dasarnya, baik akuntansi biasa maupun perpajakan memiliki cara kerja yang serupa. Bedanya, jika akuntansi biasa menghasilkan laporan keuangan, akuntansi perpajakan menghasilkan laporan pajak.
Dalam hal ini wajib pajak adalah Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi. Definisi lain akuntansi perpajakan yait salah satu cabang akuntasi yang mencatatat, menangani, menghitung, menganalisa dan membuat strategi perpajakan sehubungan dengan transaksi perusahaan.
2.2 Fungsi Akuntasi Perpajakan
Dalam sebuah perusahaan, fungsi akuntansi perpajakan sangat krusial karena jika salah dalam menentukan pajak, maka akan berakibat buruk untuk perusahaan tersebut. Salah satu akibatnya adalah izin usaha akan dicabut. Berikut ini adalah peranan dan fungsi dari akuntasi perpajakan dalam perusahaan, yaitu:
1. Sebagai perancang strategi perpajakan yang harus dilakukan perusahaan, strateginya yang positif tetapi tidak melakukan suatu tindakan kecurangan atau penggelapan pajak.
2. Sebagai analisa dan prediksi nilai potensi pajak yang harus ditanggung atau dibayar oleh perusahaan.
3. Sebagai implementasi akuntansi terhadap setiap aktivitas perusahaan maka parlu menyiapkan dalam bentuk informasi laporan keuangan fiskal maupun dalam bentuk laporan keuangan komersial.
4. Sebagai dokumentasi perpajakan dengan baik dan untuk dijadikan bahan evaluasi.
5. Untuk mengolah data kuantitatif yang akan dipakai dalam menyajikan laporan keuangan yang berisi perhitungan perpajakan.
2.3 Prinsip Akuntasi Perpajakan
Prinsip akuntansi perpajakan dapat dibagi menjadi 4 , yaitu:
Kesatuan Akuntansi
Kesatuan akuntasi dalam hal ini perusahaan dianggap sebagai satu kesatuan ekonomi yang terpisah dengan suatu pihak yang mempunyai kepentingan dengan sumber perusahaan.
Kesinambungan
Dalam prinsip ini bahwa suatu entitas ekonomi diasumsikan akan terus menerus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan.
Harga Perturakaran Yang Objektif
Transaksi keuangan harus dinyatakan dengan nilai berupa uang. Objektif artinya:
Tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa
Bisa diuji oleh pihak independen
Tidak adanya transfer pricing
Tidak adanya mark up, tidak ada KKN dan lainnya.
Konsistensi
Dalam prinsip ini dapat dikatakan bahwa pemakaian metode dalam suatu pembukuan tidak bisa diubah-ubah. Contohnya menentukan buku tahunan perhitungan persediaan dan lain sebagainya.







2.4 Peran Akuntansi Perpajakan
Peranan akuntansi perpajakan untuk perusahaan adalah sebagai berikut:
Membuat sebuah rencana dan strategi perpajakan
Memberikan analisan dan perkiraan suatu potensi pajak perusahaan di masa yang akan dating
Membuat arsip dan dokumentasi perpajakan dengan baik sebagai bahan melaksanakan pemeriksaan dan evaluasi
Menerapkan perlakuan akuntansi atas pajak dan bisa menyajikannya dalam sebuah laporan komersial ataupun fiskal perusahaan

2.5 Sifat Akuntansi Perpajakan
Peranan akuntansi perpajakan untuk perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Pajak merupakan iuran masyarakat kepada pemerintah yang bersifat dipaksa dalam membayarnya atau pembayarannya. Namun karena dipaksakan ini sering terjadi ketika petugas pajak berlaku semauanya atau tidak adil dalam menjalankan tugasnya. Ini bisa terjadi karena disebabkan dengan banyaknya para wajib pajak yang tidak menaati kewajiban dalam membayar pajak sebagaimana mestinya serta adanya kekeliruan saat mencatat transaksi perpajakan.
2. Pajak merupakan suatu alat yang penggunaanya untuk membiayai beban atau pengeluaran pemerintah, yang mana pemerintah dapat menggunakan pajak sebagai sumber kegiatan operasional pemerintahan. Para wajib pajak tidak menerima imbalan jasa secara langsung, tetapi wajib pajak mendapat perlindungan dari negaranya berupa pelayanan yang sesuai dengan haknya.
3. Fungsi pajak adalah mengatur segala aspek ekonomi, sosial, dan budaya.




2.6 Istilah-Istilah Dalam Akuntansi Perpajakan
1. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak yang penghitungannya didasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan.
2. Pajak Penghasilan Final
Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang sifatnya final atau setelah melunasinya, kewajiban pajak sudah selesai dan penghasilan dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan penghasilan jenis lain yang terkena pajak yang kena pajak penghasilan tidak final. Pajak jenis ini dikenakan kepada jenis penghasilan, transaksi atau usaha tertentu.
3. Laba
Laba adalah keuntungan atau kerugian bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak
4. Penghasilan Kena Pajak,Laba Fiskal (Taxable Profit) atau Rugi Pajak (Tax Loss)
Laba atau rugi dalam satu periode yang dihitung dengan dasar peraturan perpajakan dan menjadi dasar perhitungan.
5. Beban Pajak (Tax Expense) atau Penghasilan Pajak (Tax Income)
Jumlah agregat pajak saat ini (current tax) dan pajak tangguhan (Deferred Tax) yang diperhitungkan dalam perhitungan laba atau rugi pada satu periode
6. Pajak Kini (Current Tax)
Jumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas penghasilan kena pajak pada satu periode
7. Kewajiban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Liabilities)
Pajak penghasilan terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer kena pajak.
8. Aset Pajak Tangguhan (Deferred Tax Assets)
Jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian penghasilan

BAB III
METODE PENEITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian deskriptif yaitu melakukan yaitu dengan meted sekunder ( tidak langsung ) yaitu dengan cara mencari bahan dari internet, diantaranya;
1. Download  Pengertian  Akuntansi  Perpajakan,fungsi,Prinsip,Peran,Sifat,Istilah Akuntansi Perpajakan Terlengkap https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/08/pengertian-akuntansi-perpajakan-fungsi-prinsip-peran-sifat-istilah-akuntansi-perpajakan.html   (18/03/2019)
2. Download  materi akuntansi perpajakan serta contoh soalnya http://www.beeaccounting.com/blog/materi-akuntansi-perpajakan-serta-contoh-soalnya/  (19/03/2019)
3. Download  akuntansi perpajakan sebuah pengantar  https://www.online-pajak.com/akuntansi-perpajakan (20/03/2019)
4. Download  makalah akuntansi perpajakan https://www.academia.edu/9274337/Makalah_Akuntansi_Perpajakan (22/03/2019)
5. Download  akuntansi perpajakan https://www.jurnal.id (22/03/2019)
6. Download materi pajak www.pajak.go.id (22/03/2019)







BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kasus Teori
Contohnya tentang bagaimana Anda menyiapkan dana untuk membayar pajak, dan tentang bagaimana Anda bisa membayarkan pajak setelah ada potongan (diskon) sehingga pajak yang besar bisa sedikit di minimalisir, dengan begitu perusahaan tidak perlu khawatir dengan pajak.
Melalui akuntansi pajak, Anda dapat memprediksikan besaran pajak yang harus dibayarkan. Jadi Anda mampu mempersiapkannya lebih awal. Sehingga pada saat tiba waktunya pembayaran makan Anda tidak akan kesulitan dalam membayarkannya.
Dengan adanya akuntansi pajak, perusahaan diharapkan bisa menerapkan praktik akuntansi dengan baik atas permasalahan pajak, yang meliputi penilaian/perhitungan, pencatatan, pengakuan atas pajak, dan dapat menyajikan di dalamnya laporan baik komersial maupun fiskal pada suatu perusahaan.
Penyusunan akuntansi pajak pada akhirnya digunakan sebagai arsip atau dokumentasi yang setiap saat dapat dibuka dan dipelajari.  Dengan tujuan membandingkan dengan tahun-tahun yang selanjutnya, apabila terdapat kemajuan bisa dilanjutkan dan dipertahankan dan apabila ada kemrosoton dapat segera dicarikan solusi yang tepat. Ini merupakan bentuk evaluasi dari akuntansi pajak.
Kehadiran akuntansi pajak adalah untuk memberikan kemudahan perhitungan dan riil bagi wajib pajak. Akuntansi pajak juga berfungsi untuk menyadarkan wajib pajak untuk menunaikan. membayarkan kewajiban pajaknya dengan kesadaran sendiri.




4.2 Kasus Perhitungan
Untuk menghitung pajak terutang, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:
25% x PKP = PPh badan
PPh Badan – PPh – PPh Pasal 23 = utang pajak
Cotoh Soal I:
1. PT Berkah memiliki penghasilan kotor sekitar 70 miliar, dengan PPh sekitar 2 miliar, PPh Pasal 23 sebesar 1 miliar, dan pengeluaran sebanyak 42 miliar. Untuk mengetahui berapa PKP perusahaan, kurangi penghasilan kotor dengan pengeluaran.
Berdasarkan rumus tersebut berarti PKP PT Berkah: 70 miliar–42 miliar= 28 miliar. 
Jadi pajak terutang PT Berkah adalah:
25% x 28 miliar = 7 miliar
7 miliar –2 miliar – 1 miliar = 4 miliar.
Contoh perhitungan di atas hanyalah gambaran umum sistem akuntansi untuk menghitung utang pajak. Menghitung pajak secara manual memang menyulitkan. Apalagi jika jumlah wajib pajak yang harus dihitung cukup banyak.

Contoh Soal II :
1. Seorang wajib pajak orang pribadi dengan status kawin memiliki dua anak (K/2) (PenghasilanTidak Kena Pajak K/2 = Rp.7.200.000). Peredaran bruto sebesar Rp.500.000.000 dengan persentase penghitungan sebesar 20%.
Berapa jumlah penghasilan kena pajak nya?
Jawabannya adalah Penghasilan bruto = Rp. 500.000.000 dan Penghasilan neto (20%) Rp. 100.000.000. PTKP K/2 (Rp 7.200.000) – PKP = Rp. 92.800.000. Jadi penghasilan kena pajaknya sebesar Rp. 92.800.000


2. Sebuah keluarga disebuah desa Bapak dan istrinya beserta 4 anaknya. Sang Bapak seorang kepala sekolah dengan penghasilan sebesar Rp. 9.800.000,00. Hitunglah besar pajak penghasilannya yang harus dibayarkan perbulannya?
Jawabannya adalah
Dana jabatan : 5 % x Rp. 9.800.000,00 = Rp. 300.000,00
Sisa: Rp. 9.500.000,00
Gaji dalam waktu 1 tahun : 12 x Rp. 9.500.000,00 = Rp. 114.000.000,00
PTKP : Rp. 15.840.000,00
4 x Rp. 1.320.000,00 + Hasil Rp. 21.120.000,00
Gaji yang kena pajak : Rp. 82.880.000,00
Jumlah pajak yang harus dibayar :
5 % x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00
15 % x Rp. 32.880.000,00 = Rp. 4.932.000,00
Rp. 7.432.000,00
3. Berapa % besarnya tarif pajak atas impor yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API) ?
Jawabnnya adalah besarnya tarif PPh 22 atas impor yang menggunakan API adalah 2,5% dari nilai impor yang sesuai dengan tujuan akuntansi biaya.








BAB V
PENUTUP
2.6 Penutup
Demikian makalah tentang akutansi perpajakan yang  saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembelajaran kita selanjutnya dan bisa berguna bagi kita di masa depan.
5.2 Kesimpulan
    Akuntansi perpajakan adalah sebuah aktivitas pencatatan keuangan pada sebuah badan usaha atau lembaga untuk mengetahui jumlah pajak yang harus dibayarkan. Dalam dunia perpajakan, akuntansi sebenarnya bukan istilah yang resmi. Istilah yang lebih tepat sebenarnya adalah pembukuan atau pencatatan.
fungsi akuntansi perpajakan sangat krusial karena jika salah dalam menentukan pajak, maka akan berakibat buruk untuk perusahaan tersebut. Salah satu akibatnya adalah izin usaha akan dicabut.

2.7 Saran
Dalam mengikuti proses pembelajaran Akuntansi perpajakan, harus di perhatikan dengan baik seperti istilah istilah dalam akuntansi perpajak, prinsip akuntansi perpajakan,peran akuntansi perpajakan dan sifat dari akuntansi perpajakan.
Apabila dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalah dalam penulisan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.

thumbnail

MAKALAH KULIAH KONSEP TEORI AKUNTANSI

KONSEP DASAR

Karena dalam perekayasaan pelaporan keuangan bersifat deduktif dan normatif, penyimpulan harus dimulai dari suatu premis atau asumsi yang disepakati dan dianggap valid tanpa harus diuji kebenarannya. Akan tetapi,ada keyakinan bahwa premis tersebut biasanya berbentuk konsep dan dinyatakan secara eksplisit atau implisit. Dalam rerangka konseptualnya, misalnya FASB menyebut beberapa konsep seperti conservatism,subtance  over form, dan accrual basis.
 Konsep semacam itu sering disebut dengan berbagai nama yaitu postulat,asusmsi dasar,prinsip umum,aksioma,doktrin,konvensi,fundamental,premis dasar,dan kendala. Konsep tersebut secara umum disebut dalam buku ini sebagai konsep dasar.disebut konsep dasar karena kalau konsep tersebut dianut akan terdapat implikasi atau konsekuensi akuntansi tertentu.

Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 22 dan 23 menyatakan bahwa asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha(going concern). Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS) pada The Conceptual Framework for Financial Reporting paragraf 4.1, sebagai asumsi dasar akuntansi adalah hanya kelangsungan usaha. Sedangkan menurut Paton dan Littleton yang dikutip Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha(going concern), penghargaan sepakatan, kos melekat(cost attach), upaya dan hasil(effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan asumsi.
Berbagai sumber manyajikan daftar konsep dasar yang berbeda-beda karena perbedaan persepsi terhadap arti pentingnya suatu konsep untuk disebut sebagai konsep dasar. Konsep dasar yang satu dalam banyak hal merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep dasar lainnya.

I. KESATUAN USAHA
 Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain  yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
 Berdiri sendiri dan bertindak atas namanya sendiri berati bahwa suatu kesatuan atau badan usaha diperlakukan sebagai orang (person). Dengan demikian, konsep ini mempersonifikasikan badan usaha dapat melakukan perbuatan hukum dan ekonomik (misalnya membuat kontrak atau memiliki aset). Atas nama badan tersebut dan bukan atas nama pemilik. Jadi, hubungan antara kesatuan usaha dan pemilik dipandang sebagai hubungan bisnis (hak dan kewajiban atau utang dan piutang). Pemisahan kedudukan kesatuan dan usaha dan pemilik berarti bahwa fungsi manajemen terpisah dengan fungsi investasi. Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan kata lain,kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor yang bertanggung jelas kepada pemilik. Kesatuan usaha merupakan pusat pertanggungjelasan statement keuangan merupakan medium pertanggungjelasan.

 Sebagai implikasi dalam administrasi perusahaan yang baik, Suwardjono (1986) menyatakan bahwa menjadi hal yang sangat penting untuk memisahkan transaksi perusahaan dan transaksi pribadi. Dalam administrasi lainnya, terutama dalam memperlakukan biaya, semua biaya yang secara nyata terjadi dalam perusahaan adalah tepat untuk dicatat pertama kali sebagai bagian dari total kekayaan (aset atau aktiva) perusahaan. “Jadi, biaya pendirian perusahaan, biaya emisi saham, dan biaya yang ada hubungannya dengan hal tersebut adalah unsur aktiva perusahaan,(Suwardjono, 1986, hlm.5). Yang jelas konsep ini mendapat legitimasi dengan diakuinya dalam bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) secara hukum.



II. KELANGSUNGAN USAHA (GOING CONCERN)
 Postulat kelangsungan usaha (going concern) mengasumsikan bahwa perusahaan akan terus berlanjut sampai waktu yang tidak ditentukan. Implikasi asumsi ini, pada keadaan luar biasa, nilai laporan likuidasi untuk aset dan ekuitas adalah ‘pelanggaran’ atas konsep atau asumsi dasar ini. Sebab asumsi kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa perusahaan akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak untuk dilikuidasi dalam jangka pendek. Belkaoui (1992) menambahkan bahwa dengan adanya konsep ini (going concern) entitas akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk mewujudkan proyek-proyeknya, komitmen, dan kegiatan yang sedang berlangsung.

Mengambil pokok pikiran Paton dan Littleton, Suwardjono (1986) berpendapat mengenai konsep ini bahwa data keuangan terus terjadi setiap waktu akibat aliran kegiatan yang berlangsung terus dalam perusahaan dan validitas data keuangan yang dilaporkan pada waktu tertentu seringkali harus diuji dengan jalannya kejadian pada waktu yang akan datang. Maka menurutnya, data keuangan yang dituangkan dalam laporan keuangan harus dianggap bersifat sementara dan bukannya bersifat final. Secara jelas Suwardjono (2005) menyatakan:

 

Konsep ini menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi, maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas.(hlm.223)

Dasar pikiran adanya konsep kontinuitas usaha, Paton & Littleton yang dikutip Suwardjono (1986) didasarkan karena pertimbangan kepraktisan dan kemudahan dalam pelaksanaan akuntansi oleh karena jalannya operasi perusahaan di masa mendatang tidak dapat diduga secara pasti. Konsep ini berimplikasi terhadap laporan-laporan periodik. Selama perusahaan merupakan wadah aliran kegiatan yang tidak terputus-putus, maka proses pemenggalan aliran kegiatan ke dalam periode-periode fiskal atau akuntansi (yang merupakan periode laporan keuangan) berakibat memutus hubungan kegiatan yang saling berkaitan antara periode yang satu dengan yang lainnya. Alasan lainnya adalah karena dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, maka akuntansi menganut konsep ini atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum pendirian perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang, bukan untuk mati atau dilikuidasi.


III. USAHA DAN HASIL (CAPAIAN)
 Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatas produktif (yang direpresentsaikan dengan terhumpunnya kos) maka pendapatan dapat dikatakan telah berbentuk pula walaupun belum terealisasi. Secara teknis, kesatuan usaha harus menghasilkan atau menyediakan barang.
 Hal ini sejalan dengan pepatah jawa : Jer basuki mawa bea. Orang harus  melakukan upaya untuk dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Atau jasa untuk menciptakan pendapatan dengan cara menyerahkan atau menukar barang/jasa tersebut. Konsep ini mempunyai beberapa implikasi.

IV. KOS MELEKAT
 Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah – pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dengan yang lainnya mengikuti ikattan objek – objek yang disimbolkannya. Bila berbagai komponen digabung menjadi suatu objek atau barang baru, gabungan kos yang baru semata – mata merupakan penggabungan  berbagai kos yang melekat pada tiap komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru yang melekat pada barang baru.
 Dasar pikiran konsep ini adalah bahwa tujuan pengelompokan, pemecahan, dan pengabungan kos adalah untuk mengikuti alira upaya(effort) dalam menyediakan produk dan jasa. Produk biasanya mempunyai manfaat atau utility baru yang lebih besar. Daripada manfaat masing – masing komponen secara terpisah. Dalam mengikuti aliran tersebut, berbagai jenis kos sekedar dikelompokan kembali untuk menentukan kos yang melekat pada produk akhir. Nilai tambahan baru yang dikandung tidak dicatat.
 Kos melekat dilandasi oleh konsep yang disebut kos terkandung (embodied cost) yaitu kos yang benar – benar terkandung dalam suatu objek atau produk sebagai pasangan kos penggantian yaitu kos seandainya objek tersebut tidak ada dan harus diadakan sehingga maknanya sama dengan kos kesempatan. Jadi, untuk barang sebagai hasil akhir kegiatan produksi, kos terkandung adalah kos komponen yang melekat pada barang tersebut sedangkan kos pengantian adalah price-aggregate yang tidak jadi diperoleh kalau barang tersebut tidak ada (nila keluaran/harga jual) atau price-aggregate yang harus dikorbankan kalau perusahaan tidak memproduksi barang tersebut (nilai masukan). Jadi, kos melekat merupakan konsep dasar untuk mendukung bahwa bahan olah akuntansi adalah kos yang sesungguhnya terjadi.

V. BUKTI TERVERIFIKASI
 Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti – bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya
(keabsahannya/keauntentifikannya). Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciptaan, pengukuran,  dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri dari pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relatif yatu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadid engan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut.
  Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti transaksi yang kuat dan sah. Bukti trasnsaksi dapat timbul karena adanya transaksi pertukaran antara kesatuan usaha dengan pihak luar (pihak independen) atau karena diciptakan pleh pihak internal perusahaan atas dasar kebijakan. Bukti transaksi internal ini adalah bukti transaksi yang biasanya dalam penentuan jumlah rupiah tidak berdasarkan hasil tawar – menawar dengan pihak independen.

VI. SUBSTANSI LEBIH PENTING DIBANDINGKAN FORMAL
 Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep ditingkat perekayasaan atau dalam menetapkan standar di tingkat penyusun standar, akuntansi akan menekankan makna atau substansi ekonomik suatu objek atau kejadian daripada makna  yuridisnya meskipun makna yuridis mungkin menghendaki atau menyarankan perlakuan akuntansi yang berbeda. Sebagai contoh, suatu perusahaan perseorangan walaupun secara yuridis bukan merupakan suatu badan usaha, akuntansi tetap dapat memperlakukannya sebagai badan usaha. Sewaguna (lease) yang secara yuridis merupakan sewa – menyewa biasa,kalau kontrak tersebut memenuhi kriteria tertentu, kontrak tersebut harus dianggap sebagai pembelian sehingga nilai kontrak harus dikapitalisasi.
 Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
 Akuntansi lebih mengutamakan substansi suatu transaksi bukan sekedar aspek legalnya saja. Sebagai contoh, pemerintah membeli sebidang tanah. Pada tanggal laporan keuangan pemerintah belum selesai mengurus balik nama atas kepemilikan tanah tersebut sehingga sertifikat tanah masih atas nama pemilik lama. Meskipun secara yuridis dan formalitas dokumen tanah tersebut bukan milik pemerintah, tetapi secara substansi merupakan tanah yang sudah dimiliki dan dikuasai pemerintah sehingga akuntansi mencatatnya dalam neraca.(Mahmudi, 2011:109).
 Berdasarkan pasal 55 ayat (2) Undang -  Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2007 Tentang sistem akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, maka pimpinan instansi selaku pengguna anggaran/pengguna barang harus menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Lapoan keuangan meliputi laporan realisasi anggaran (LRA), neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan (CaLK). Laporan keuangan Instansi Pemerintah disusun dan disajikan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Penyusun laporan keuangan bermanfaat bagi pimpinan instansi pemerintah dalam perencanaan, pengendalian, dan pengelolaan instansi pemerintah, sehingga laporan keuangan instansi pemerintah mengandung  unsur relevan, keandalan, kelengkapan, materialitas, pertimbangan sehat, dapat dibandingkan, substansi mengungguli bentuk, dapat dipahami, dan pertimbangan biaya dan manfaat. Hal tersebut yang membuat laporan keuangan instansi pemerintah memiliki karakteristik kualitatif.
 

thumbnail

MAKALAH KULIAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

SEJARAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

Akuntansi mencakup beberapa proses yang luas: pengukuran, pengungkapan dan pemeriksaan (auditing). Pengukuran adalah proses mengidentifikasikan, mengelompokan dan menghitung aktivitas ekonomi / transaksi. Pengungkapan adalah proses di mana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna yang diharapkan. Auditing adalah proses di mana kalangan professional akuntansi khusus (auditor) melakukan atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses pengukuran dan komunikasi.

SUDUT PANDANG SEJARAH
a. Akuntansi bermula dari system pembukuan berpasangan (double entry book keeping) yang berawal dari negara-negara kota di Italia pada abad ke 14 dan 15.
b. Adanya keinginan pemerintah Italy untuk menemukan cara dalam     mengenakan pajak terhadap transaksi komersial.
c. “Pembukuan ala Italy” digunakan untuk membantu para pedagang zaman     Fugger dan kelompok Hanseatik di Jerman.
d. Profesi akuntansi publik sudah terorganisasi di Skotlandia dan Inggris selama tahun 1870-an.

SUDUT PANDANG KONTEMPORER
a. Pengurangan yang signifikan atas hambatan perdagangan dan pengendalian modal secara nasional yang terjadi bersamaan dengan kemajuan dalam teknologi informasi.
b. Pengendalian nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung dan transaksi terkait dengan diliberalisasikan secara dramatis.
c. Pemerintahan yang terus berusaha membuka perekonomian terhadap perusahaan swasta, investor dan bisnis internasional.
d. Kemajuan teknologi informasi menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi produksi dan distribusi.



PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN OPERASI MULTINASIONAL
Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Saat ini perdagangan jasa mendapatkan keuntungan yang lebih signifikan dan berkembang dengan tingkat yang lebih cepat daripada perdagangan barang.
Saat ini, bisnis internasional melebihi perdagangan luar negeri dan meningkatkan asosiasi dengan investasi asing langsung, yang meliputi pendirian system manufaktur atau distribusi di luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya, usaha patungan atau aliansi strategis.

INOVASI KEUANGAN
Titik utama terletak pada manajemen resiko, yaitu :
a. Manajemen harus mampu menghadapi gejolak perputaran naik turunnya harga sehingga perusahaan tidak harus berhadapan dengan kerugian ekonomis.
b. Manajemen harus mampu mempertinggi nilai perusahaan agar dapat   menarik investor dan memberikan kepercayaan bagi pemegang saham perusahaan lainnya.
c. Manajemen harus dapat mengidentifikasi setiap resiko yang rentan serta mengevaluasi hasil strategi manajemen resiko yang dijalankan.

KOMPETISI GLOBAL
            Salah satu faktor yang menyumbangkan makin pentingnya akuntansi international adalah fenomena kompetisi global. Dibutuhkannya penentuan acuan (benchmarking), suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang memadai. Dalam penentuan acuan terhadap pesaing international, seseorang harus berhati-hati untuk memastikan bahwa perbandingan yang dilakukan memang benar-benar dapat dibandingkan.

MERGER DAN AKUISISI LINTAS BATAS NEGARA
            Merger umumnya diringkas dengan istilah sinergi operasi atau skala ekonomi, akuntansi memainkan peranan yang penting dalam kerja konsolidasi ini karena angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaiaan perusahaan. Perbedaan aturan pengukuran akuntansi dapat menimbulkan kesulitan proses penilaian perusahaan yang tidak sebanding dalam pasar untuk memperoleh kendali perusahaan.


INTERNASIONALISASI PASAR MODAL
a. Data statistik memperlihatkan bahwa dalam arus modal lintas batas negara telah melonjak naik menjadi lebih dari dua puluh kali lipat sejak tahun 1990.
b. Penawaran sekuritas international telah melonjak lebih dari empat kali lipat dalam periode yang sama dan telah melampaui nilai lebih dari 1,5 triliun dollar.
c. Penawaran yang berkenaan dengan pbligasi, pinjaman modal perusanaan dan prasarana utang lainnya juga melonjak naik secara dramatis sejak tahun 1990.
d. Investasi perlindungan dana retail secara mendunia akan mengalami peningkatan hingga 2,5 triliun dollar pada tahun 2010.
e. Federasi Bursa Efek Dunia melaporkan bahwa meskipun jumlah perusahaan domestic yang terdaftar di beberapa tempat meningkat dan di tempat lain justru menurun dalam paruh decade pertama, namun demikian rata-rata volume perdagangan tahunan dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar telah melonjak secara signifikan.
Tiga Wilayah dengan pasar modal terbesar, yaitu :
1. Benua Amerika
2. Benua Asia Pasifik
3. Benua Eropa

PENCATATAN DAN PENERBITAN SAHAM LINTAS BATAS NEGARA
            Bukti menunjukkan bahwa perusahaan penerbit saham bermaksud melakukan pencatatan lintas-batas di Eropa untuk memperluas kelompok pemegang saham, meningkatkan kesadaran terhadap produk mereka dan/atau membangun kesadaran masyarakat terhadap perusahaan, khususnya negara-negara di mana perusahaan memiliki operasi yang signifikan dan/atau pelanggan utama.
            Derap perubahan yang terjadi di pasar-pasar modal seluruh dunia hingga saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda akan melambat. Salah satu contoh adalah makin bertambah pentingnya konsolidasi dan kerja sama di antara bursa efek dunia. Beberapa pengamat memperkirakan bahwa dalam kurun waktu yang cukup singkat, pasar keuangan dan perdagangan akan didominasi oleh dua atau tiga bursa efek dunia yang beroperasi lintas benua. Seluruh perkembangan ini menghadapkan kita pada situasi yang sangat kompleks bagi regulasi laporan keuangan.
BAB 2
PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI

Beberapa perkembangan akuntansi:
a. Akuntansi awalnya tidak lebih dari system pencatatan untuk jasa perbankan tertentu dan skema pemungutan pajak.
b. Timbulnya perusahaan modern mendorong pelaporan keuangan dan auditing secara periodic.
c. Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan kepada pasar surat berharga umum domestic dan international.
d. Akuntansi memperluas lingkupnya terhadap konsultasi manajemen dan menggabungkan teknologi informasi ke dalam system dan prosedurnya.
Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana system akuntansi nasional berbeda-beda. Tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan system akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya.

PERKEMBANGAN
Delapan faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap perkembangan akuntansi, yaitu :
1. Sumber Pendanaan
Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Dalam system berbasis kredit dimana bank merupakan sumber utama pendanaan
2. Sistem Hukum
Ada dua orientasi dasar sistem hukum akuntansi, yaitu :
Kodifikasi hukum (sipil) : akuntansi digabungkan dalam bentuk hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakupi banyak prosedur.
Kodifikasi umum (kasus) : berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode lengkap.



3. Perpajakan
Peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya dalam keperluan pajak.
Pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah sama, contohnya di Jerman dan Swedia.
Pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah beda, contohnya Belanda.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
Kolonialisme Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaan Inggris.
Pendudukan Jerman selama Perang Dunia II menyebabkan Perancis menerapkan Plan Comptable.
Amerika Serikat memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya AS di Jepang setelah berakhir perang dunia II.
5. Inflasi
Inflasi mengaburkan biaya historis akuntansi melalui penurunan berlebihan terhadap nilai-nilai asset dan beban-beban terkait, sementara di sisi lain melakukan peningkatan berlebihan terhadap pendapatan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritas asset.
Penilaiaan asset tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sector manufaktur.
Penilaian asset tidak berwujud dan sumber daya manusia, semakin berkembang.
7. Tingkat Pendidikan
Pendidikan akuntansi yang professional sulit dicapai jika taraf pendidikan di suatu negara secara umum juga rendah.
8. Budaya
Hofstede mendasari empat dimensi budaya nasional (nilai sosial):
individualisme
jarak kekuasaan
penghindaran ketidakpastian
maskulinitas
Hofstede, Garay menusulkan suatu kerangka kerja yang menhubungkan budaya akuntansi, yaitu empat dimensi nilai akuntansi yang memper\ngaruhi praktik pelaporan keuangan suatu negara, yaitu:
1. Profesionalisme versus Ketetapan wajib pengendalian
2. Keseragaman versus Fleksibilitas
3. Konservatisme versus Optimisme
4. Kerahasiaan versus Transparansi

KLASIFIKASI
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua kategori, yaitu:
1. Pertimbangan: bergantung pada pengetahuan, intuisis dan pengalaman
2. Secara Empiris: menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan basis data prinsip dan praktik akuntansi.

Empat Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi
1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi
Tujuan perusahaan umumnya mengikuti dan bukan memimpin kebijakan nasional, karena perusahaan bisnis mengkoordinasikan kegiatan mereka dengan kebijakan nasional.
2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi
Fokusnya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus mempertahankan modal fisik yang dimiliki
3. Berdasarkan pendekatan disiplin independen
Akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba dan kesalahan.
4. Berdasarkan pendekatan yang seragam
Akuntansi distandarisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administratif oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan dan penyajian akan memudahkan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis.



Sistem Hukum : Akuntansi Hukum Umum versus Kodifikasi Hukum
a. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakter berorientasi terhadap “penyajian wajar”, transparansi dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak.
b. Akuntansi dalam negara-negara yang menganut kodifikasi hukum memiliki karakteristik berorientasi legalistic, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak.

April 16, 2020

thumbnail

5 Kelompok Akun dan Laporan Keuangan

Chart of Account dan Laporan Keuangan

Akun dan Kegunaannya

Akun (account) atau sering disebut juga rekening merupakan media utama yang dipakai untuk tujuan mengikhtisarkan transaksi suatu usaha secara rinci. Akun ini dipakai untuk mencatat secara lengkap dan rinci atas perubahan-perubahan yang terjadi dalam asset, kewajiban dan ekuitas dalam suatu periode tertentu.

Lima Kelompok Besar Akun adalah sebagai berikut :

3.1. Kelompok Neraca (Balance Sheet) / Laporan Posisi Keuangan

  1. Aktiva / Assets
Aktiva merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang akan memberikan manfaat secara ekonomis dimasa yang akan datang. Akun Aktiva ini meliputi Aktiva Lancar, Aktiva Tetap dan Aktiva lainnya.

Aktiva dalam Saldo Normalnya terletak pada sisi Debet. Detil pengelompoka Aktiva akan disajikan tersendiri dalam contoh Chart of Account seperti terlampir dibawah.

  1. Kewajiban / Liabilitas (Liability)
Kewajiban merupakan kewajiban, tanggungan atau hutang perusahaan kepada pihak lain yang pelunasannya akan menggunakan aset-aset perusahaan yang dimiliki. Akun Kewajiban meliputi Hutang Lancar atau Hutang jangka Pendek, yaitu Hutang yang pemlunasannya harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun dan Hutang Jangka Panjang yaitu merupakan hutang yang pelunasannya akan dibayar dalam waktu panjang lebih dari satu tahun.

Kewajiban dalam Saldo Normalnya terletak pada sisi Kredit. Detil pengelompoka Kewajiban akan disajikan tersendiri dalam contoh Chart of Account seperti terlampir dibawah.
  1. Modal / Ekuitas (Owner’s Equity)

Ekuitas sering disebut juga Modal (Capial) merupakan hak dari pemilik atas asset perusahaan setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajiban yang ada di perusahaan.
Dalam perusahaan yang berbentuk badan perusahaan Perorangan (Proprietorship) atau perusahaan bentuk badan Persekutuan (Partnership), ekuitas atau modal ini di bagi dalam dua akun yaitu :
-          Modal Pemilik (Owner’s Capital Account) dan
-          Prive Pemilik (Drawing Account/Owner Wthdrawals)

Investasi pemilik dalam perusahaan dicatat langsung pada akun Modal, dan dalam pencatatan akun modal ini biasanya diikutu dengan nama pemilik modal. Misalnya – Modal Nn. Arum, - Modal Nn. Diba, Modal Nn. Hira, Modal Tn. Aditya.
Pencatatan saldo akun modal pada neraca dicatat sebesar investasi pemilik ditambah dengan laba bersih (net income) atau dikurangi rugi bersih (net loss) dan dikurangi dengan pengambilan untuk keperluan pribadi atau prive ( Owner Wthdrawals)
Akun Prive / pengambilan pribadi pemilik menggambarkan pengambilan pribadi pemilik terhadap kas/asset perusahaan yang akan mengurangi nilai ekuitas pemilik itu sendiri.
Ekuitas dalam Saldo Normalnya terletak pada sisi Kredit. Detil pengelompoka Ekuitas akan disajikan tersendiri dalam contoh Chart of Account seperti terlampir dibawah.

3.2.  Kelompok Laba Rugi (Income Statement)

  1. Pendapatan (Revenue)
Pendapatan (Revenue) merupakan kenaikan nilai dari ekuitas sebagai akibat dari penyerahan barang atau jasa hasil kegiatan usaha perusahaan kepada pelanggan. Contoh akun Pendapatan terdiri dari ; Pendapatan Penjualan biasa disingkat penulisannya menjadi Penjualan (Sales), Pendapatan Jasa, Pendapatan Bunga, Pendapatan Sewa, Pendapatan lainnya.

Pendapatan dalam Saldo Normalnya terletak pada sisi Kredit. Detil pengelompoka Pendapatan akan disajikan tersendiri dalam contoh Chart of Account seperti terlampir dibawah.

  1. Beban/Biaya (Expenses)
Beban (expenses) merupakan biaya yang timbul atau terjadi akibat dari kegiatan usaha perusahaan dalam rangka mendatangkan pendapatan.
Beban dalam Saldo Normalnya terletak pada sisi Debet. Detil pengelompokan Beban akan disajikan tersendiri dalam contoh Chart of Account seperti terlampir dibawah.
Gambar berikut menyajikan contoh Chart of Account (Daftar Akun) yang dikelompokkan dalam Kelompok Akun Neraca terdiri dari ; kelompok Aktiva, Kewajiban dan Modal dan Kelompok Akun Laba Rugi terdiri dari ; Kelompok Pendapatan dan Kelompok Beban.


3.3. Chart of Account (Daftar Akun) :

Rekening-rekening Laporan Posisi Keuangan (Neraca) :

       Debet  :    Aktiva :

- Aktiva Lancar :
          - Kas (Cash)
          - Bank (Bank)
          - Piutang Dagang (Account Receivable)
          - Wesel tagih (Notes Receivable)
          - Persediaan Barang Dagangan (Merchandise Inventory)
          - Biaya dibayar Dimuka (Prepaid Expenses)
         
- Aktiva tetap :
          - Tanah (Land)
          - Bangunan (Building)
          - Akumulasi Penyusutan Bangunan
          - Kendaraan (Vehicle)
          - Akumulasi Penyusutan Kendaraan
          - Mesin-mesin (Machinaries)
          - Akumulasi Penyusutan Mesin
          - Mebel (Meubles / Furniture)
          - Akumulasi Penyusutan Furniture
          - Peralatan (Equipment)
          - Akumulasi Penyusutan Peralatan

- Aktiva lain-lain
               - Biaya Pendirian Perusahaan
              - Investasi dalam Saham dan Obligasi (Investment in Stocks and
  Bonds) yaitu investasi perusahaan pada perusahaan lain.
              - Good Will
              - Aktiva Lainnya

       Kredit  :    Kewajiban :

- Kewajiban Lancar
          - Hutang Usaha (Account Payable)
          - Wesel bayar (Notes Payable)
          - Hutang Bank (Bank Loan)
          - Hutang Biaya (Accrued Expenses)
          - Hutang gaji (Salary Payable)
          - Hutang Pajak (Tax Payable)
          - Pendapatan diterima dimuka (Unearned Revenue)
          - Hutang Lainnya (Others Payable)

- Kewajiban jangka Panjang
          - Hutang Bank (Bank Loan)
          - Hutang Pemegang Saham (Owners Payable)
- Pendapatan diterima dimuka (Unearned Revenue)
          - Hutang Jangka Panjang Lainnya (Others Payable)

Kredit :   Ekuitas / Modal :
                   - Modal Saham (Capital Account)
                   - Pengambilan Pribadi Pemilik / Prive (Owners Withdrawal)
                   - Laba Yang Ditahan (return earning)
                   - Laba (Rugi) periode berjalan (net income/loss)

Rekening-rekening Laba Rugi :

          Kredit  :      - Pendapatan / Revenue :
- Penjualan (Sales)
                   - Pendapatan Usaha (Revenue)
                   - Pendapatan Jasa (Service Revenue)
                   - Pendapatan Bunga (Interest Revenue)
                   - Pendapatan Sewa (Rent Revenue)
                   - Pendapatan Lain-lain (Others Revenue)

          Debet  :       - Beban-beban :

                   - Beban Gaji (Salary Expenses)
                   - Beban Listrik (PLN Expenses)
                   - Beban Telepon (Telephone Expenses)
                   - Beban Sewa (Rent Expenses)
                   - Beban Advertising (Advertising Expenses)
                   - Beban Transportasi (Transport Expenses)
                   - Beban Penyusutan (Depresiation Expenses)
                   - Beban ATK (Stationaries Expenses)
                   - Beban Suplies (Suplies Expenses)
                   - Beban Pajak (Tax Expenses)
                   - Beban Asuransi (Insurance Expenses)
                   - Beban Lainnya (others Expenses)


3.4. Komponen Laporan Keuangan

          Laporan Keuangan merupakan laporan kepada pihak pengguna  mengenai kegiatan usahanya melalui proses akuntansi yang menggambarkan hasil kegiatan usahanya. Adapun Laporan Keuangan terdiri dari :

1.  Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Merupakan bentuk laporan yang menggambarkan harta kekayaan/aktiva, kewajiban/hutang dan modal dari suatu usaha. Antara aktiva/harta dan pasiva (kewajiban dan modal) harus menunjukkan nilai yang sama. Aktiva disajikan pada sisi debet/kiri dan kewajiban dan modal disajikan di sisi kredit / kanan.

2.  Income Statement / Laporan Laba rugi

Merupakan ikhtisar dari pendapatan / revenue dan beban-beban/expenses untuk satu periode tertentu. Misalnya satu bulan atau satu tahun. Laporan Laba rugi memuat informasi mengenai kegiatan usaha perusahaan berupa laba (rugi) bersih yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi dengan jumlah beban. Jika Pendapatan lebih besar dari beban maka perusahan laba dan sebaliknya jika beban lebih besar dari pendapatan maka perusahaan mengalami kerugian.

3.  Statement of owners equity / Laporan Perubahan Ekuitas

Merupakan ikhtisar dari perubahan-perubahan dalam ekuitas atau modal yang terjadi selama periode tertentu. Misalnya satu bulan atau satu tahun. Penambahan dalam ekuitas berasal dari penambahan investasi yang dilakukan oleh pemilik dan laba bersih dari kegiatan usaha perusahaan. Pengurangan ekuitas berasal dari pengambilan pribadi oleh pemilik atau yang biasa disebut dengan prive dan kerugian bersih dari kegiatan usaha perusahaan.

4.  Laporan Arus Kas

Merupakan ikhtisar dari jumlah kas masuk yang diterima perusahan dan jumlah kas keluar untuk pembayaran – pembayaran suatu kegiatan perusahaan dalam periode tertentu. Laporan arus kas akan menggambarkan kenaikan atau penurunan bersih kas yang dimiliki perusahaan pada periode tertentu, serta saldo kas yang dimiliki pada akhir periode.

5.  Catatan atas Laporan Keuangan

Merupakan catatan yang berisi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan dan informasi penting lainnya pada masing-masing akun Laporan Posisi Keuangan dan akun Laba Rugi.

Salah satu  tujuan dari penyelenggaraan akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan. Informasi keuangan dari suatu perusahaan tersebut berguna bagi fihak-fihak yang berkepentingan dan memerlukannya (para pemakai)  sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomi. Dengan informasi keuangan yang diperoleh, mereka akan menganalisisnya dan kemudian menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan usaha mereka.
Mengingat bahwa informasi yang termuat di dalam laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting bagi para pemakainya, maka penyusunannya harus memenuhi syarat kualitas primer dan sekunder.
Kualitas primer adalah kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna sebagai  dasar untuk  pengambilan keputusan.
Kualitas primer meliputi relevan dan handal (reliabel) :
a)    Relevan berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun oleh suatu perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh para pemakainya. Informasi yang relevan adalah informasi yang  memiliki nilai prediktif,  umpan balik, dan tepat waktu.
(1)  Informasi memiliki nilai  prediktif jika  informasi tersebut  dapat membantu para pemakainya untuk memprediksi kinerja  perusahaan di masa depan berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari  kemampuan  para pemakai dalam menganalisis informasi dan  kepekaan mereka dalam membaca peluang bisnis di masa depan.
(2) Informasi memiliki nilai umpan balik (feedback) jika informasi tersebut dapat mendukung atau memberi masukan untuk memperbaiki prediksi yang sudah dibuat oleh para pemakainya. Dengan informasi yang diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi kembali prediksi yang telah dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan untuk menentukan apakah prediksinya sudah benar ataukah perlu direvisi.
(3) Tepat waktu berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat dibutuhkan oleh para pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan yang diambil.

b)   Handal (reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya. Informasi yang handal adalah informasi yang memenuhi syarat: dapat diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
(1)  Dapat diperiksa artinya laporan keuangan (informasi akuntansi) tersebut jika diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor eksternal yang menggunakan metode sama akan memperoleh kesimpulan yang sama pula.
(2) Penyajian yang jujur artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan kondisi transaksi keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan kalimat lain dapat dikemukakan bahwa suatu laporan keuangan disajikan secara jujur jika dalam  penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara transaksi yang sesungguhnya terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi, dalam penyususnan laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
(3) Netral artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi tertentu. Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada semua pihak yang berkepentingan (pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan hanya ada satu laporan  keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang berkepentingan. Dengan demikian tidak ada pemakai informasi yang ”tersesat” sebagai  akibat dari penggunaan informasi yang tidak netral.

Kualitas sekunder merupakan kualitas tambahan yang seharusnya dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan.  Meskipun hal ini bukan merupakan kualitas utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi pengguna/pemakainya.
Kualitas sekunder meliputi keterbandingan dan konsistensi :
a)    Keterbandingan berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan lain. Suatu informasi dianggap  dapat diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan bagi para pemakainya  untuk mengenali dan menganalisis persamaan atau perbedaan kondisi keuangan berbagai perusahaan karena  metode akuntansi yang digunakan dapat diperbandingkan.

b)   Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan perlakuan akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada waktu-waktu yang berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, perusahaan bisa mengubah metode (perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu dilakukan, maka pada periode dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap (dalam laporan keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan perubahan itu, seperti keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan mengubah metode tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi finansialnya.

Bentuk formal dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan (financial statement). Pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal ini berarti bahwa laporan kuangan suatu perusahaan disajikan dan ditujukan kepada semua pihak yang berkepentjngan terhadap informasi itu, baik dari unsur internal perusahaan maupun dari unsur eksternal. Dengan demikian, laporan keuangan tersebut tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakainya. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan (pemakai)  dalam upaya mencari bahan masukan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi.

Komponen  Neraca (Balance Sheet)


          Laporan Posisi Keuangan / Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Oleh karena itu, neraca sering disebut sebagai potret dari posisi keuangan perusahaan, karena kondisi keuangan yang disajikan pada neraca tersebut hanya terjadi pada tanggal tertentu, yaitu tanggal penyusunan neraca. Di luar tanggal penyusunan neraca, kondisi keuangan tersebut bisa berubah.
Secara umum, neraca dan laporan keuangan lainnya memiliki 2 (dua) bagian. Bagian pertama adalah kepala (heading) atau judul neraca yaitu keterangan singkat yang ditulis di bagian atas dari neraca. Judul neraca berisi: Nama perusahaan (pemilik neraca), kata Laporan Posisi Keuangan / neraca, dan  tanggal neraca. Bagian kedua adalah  batang tubuh neraca, berisi muatan informasi yang perlu disajikan.
Batang tubuh neraca dapat disusun dalam bentuk skontro  atau stafel. Neraca yang berbentuk skontro biasanya disebut rekening huruf T atau bentuk horizontal, memiliki sisi debet yang lasim disebut aktiva dan sisi kredit yang lasim disebut pasiva. Jika suatu neraca disusun dalam bentuk stafel sering disebut bentuk vertikal atau laporan, maka tidak ada sisi debet dan sisi kredit. Susunan aktiva dan pasiva di atur berurutan dari atas ke bawah.
Posisi keuangan tersebut ditunjukkan oleh besaran aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan.

1)  Aktiva (Assets)

          Sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan disebut asset, aktiva, atau harta. Di neraca, aktiva disajikan di sebelah Debet jika neraca tersebut berbentuk skontro, atau di atas (mendahului penyajian pasiva) jika berbentuk stafel. Penyajiannya di dalam neraca, aktiva dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu aktiva lancar, aktiva investasi jangka panjang, aktiva tetap  dan aktiva lain-lain.

(a)  Aktiva Lancar (current assets)

Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat diuangkan atau dapat dijadikan uang dalam jangka pendek (dalam satu siklus akuntansi). Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut memenuhi persyaratan berikut:
(1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
(2) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
(3) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
          Contoh dari aktiva lancar adalah kas, piutang usaha, persediaan barang dagangan, supplies, asuransi dibayar dimuka, dan sebagainya. Penyusunannya di dalam neraca diatur menurut urut-urutan tingkat likuiditasnya. Artinya,  aktiva lancar yang paling likuid dicantumkan paling atas, disusul dengan pos-pos lainnya yang kurang likuid.

(b)  Investasi jangka panjang (long term investment)

     Perusahaan yang memiliki dana cukup besar dan tidak segera digunakan, maka akan menanamkannya pada perusahaan lain, dalam bentuk pembelian surat-surat berharga (saham atau obligasi) atau bentuk lainnya. Jika perusahaan mempertahankan kepemilikan tersebut  dalam jangka panjang, maka aktiva ini disebut investasi jangka panjang. Tujuan dari investasi ini adalah memanfaatkan dana perusahaan yang tidak/belum dipergunakan dengan harapan dapat memperoleh keuntungan, baik berupa capital gain (kenaikan nilai investasi) maupun dividen (bagian keuntungan)  atau bunga. Kepemilikan surat-surat berharga ini direncanakan dalam jangka waktu panjang. Kalau kepemilikan surat berharga direncanakan dalam jangka pendek (diperjualbelikan) maka investasi jenis ini termasuk aktiva lancar.

c.  Aktiva Tetap (Fixed Assets)

          Aktiva tetap adalah berbagai jenis aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode operasi perusahaan. Aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang memiliki wujud fisik tertentu sehingga dapat diamati. Contoh dari aktiva tetap berwujud adalah tanah, gedung, peralatan (equipment), kendaraan dan sebagainya.
d. Aktiva Tidak Berwujud (intangible assets), Sedangkan aktiva tak berwujud adalah aktiva  yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi memiliki nilai ekonomis. Contoh aktiva tetap tidak berwujud adalah goodwill, hak patent, merek dagang, dan sebagainya.

2)   Kewajiban (liabilities)

          Kewajiban atau hutang (liabilities) adalah pengorbanan manfaat ekonomis di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi masa lalu. Kewajiban ini dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Pengklasifikasian jangka pendek dan jangka panjang didasarkan pada jangka waktu pelunasannya. Jika pelunasan hutang yang dimaksud adalah satu tahun atau dalam satu periode siklus operasi perusahaan mana yang lebih panjang, dari tanggal neraca maka akan dikelompokkan dalam hutang jangka pendek. Sebaliknya, jika tidak memenuhi kreteria tersebut dikelompokkan ke dalam hutang jangka panjang. Contoh hutang lancar adalah: hutang usaha (account payable), hutang wesel (notes payable), hutang pajak (Taxes payable), hutang biaya, dan sebagainya. Contoh hutang jangka panjang adalah: hipotik dan hutang obligasi.

3)   Modal Pemilik (owner’s equity)

          Modal pemilik adalah hak atau klaim pemilik atas aktiva yang dimiliki perusahaan atau organisasi bisnis. Pada perusahaan perseorangan, modal pemilik ditunjukkan oleh satu akun modal. Pada perusahaan persekutuan (firma atau komanditer) modal pemilik ditunjukkan oleh dua atau lebih akun modal. Sedangkan pada perusahaan bentuk perseroan maka modal pemilik ditunjukkan oleh akun modal saham (capital stocks), saldo laba (retained earning), agio/disagio saham dan sebagainya.
Ingatlah kembali bahwa penyajian komponen-komponen neraca tersebut secara umum ada dua macam, yaitu: bentuk rekening huruf T atau bentuk horisontal dan bentuk laporan atau bentuk vertikal. Contoh penyusunan neraca  bentuk skontro tampak sebagai berikut:

Contoh: Neraca Bentuk T (Skontro)

PT. Arumba Jaya
Neraca
Per 31 Januari 2007






Aktiva Lancar


Hutang Lancar


Kas
Rp
 1.667.500
Hutang Usaha
Rp
   500.000
Piutang Usaha
Rp
    150.000
Hutang Wesel
Rp
   750.000
Perlengkapan/Supplies
Rp
    200.000
Jumlah Hutang
Rp
1.250.000
Jumlah Aktiva Lancar
Rp
2.017.500



Aktiva Tetap


Modal
Rp
1.567.500
Peralatan
Rp
    800.000

Rp

Jumlah aktiva
Rp
2.817.500
Jumlah Pasiva
Rp
2.817.500

 











Contoh: Neraca Bentuk stafel :


PT Arumba Jaya
Neraca
Per 31 Januari 2007
Aktiva Lancar


Kas
Rp
 1.667.500,00 
Piutang Usaha
Rp
    150.000,00
Perlengkapan/Supplies
Rp
    200.000,00
Jumlah Aktiva Lancar
Rp
2.017.500,00
Aktiva Tetap


Peralatan
Rp
    800.000,00
Jumlah aktiva
Rp
2.817.500,00



Hutang Lancar


Hutang Usaha
Rp
   500.000,00
Hutang Wesel
Rp
   750.000,00
Jumlah Hutang Lancar
Rp
1.250.000,00



Modal
Rp
1.567.500,00



Jumlah Pasiva
Rp
2.817.500,00

Komponen Laporan laba rugi (income statement)


            Komponen Laporan Laba Rugi memiliki 2 komponen yaitu komponen pendapatan (revenue) dan komponen beban / biaya (expenses).
          Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, kita dapat melihat dari laporan keuangannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan harus dilaporkan, minimal sekali dalam satu periode. Salah satu bentuk laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan laporan tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam laporan ini disajikan jumlah pendapatan (revenue) dan biaya (expenses) serta laba atau rugi (profit/losses) yang merupakan selisih antara pendapatan dan biaya suatu perusahaan selama periode waktu tertentu. Dari laporan ini kita dapat menganalisis perbandingan antara pendapatan dengan biaya untuk memperolehnya, sehingga dapat mengukur tingkat efisiensinya. 
Contoh laporan laba rugi sederhana  disusun seperti berikut ini :
Service Computer
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
Pendapatan


        Perdapatan Service

1.000.000,00
Beban Usaha


       Biaya Sewa Gedung
100.000,00

       Biaya Gaji pegawai
150.000,00

       Biaya listrik
75.000,00

       Biaya bunga
7.500,00

Jumlah beban Usaha

332.500,00
Laba Kotor

667.500,00


3.5. Laporan Keuangan Perusahaan menurut jenis usahanya dapat dibedakan menjadi 3 jenis perusahaan :

  1. Perusahaan Jasa, merupakan perusahaan yang dalam usaha utamanya memberikan jasa bagi pihak lain dan pihak lain memberikan imbalan yang menjadi pendapatan utama bagi perusahaan.
  2. Perusahaan Dagang, merupakan perusahaan yang dalam usaha utamanya membeli barang-barang dagangan untuk dijual kembali tanpa melalui proses produksi terlebih dahulu.  
  3. Perusahaan Manufaktur / Industri, merupakan perusahaan yang dalam usaha utamanya memproduksi barang dari bahan baku/mentah untuk diolah menjadi barang jadi.

Untuk membedakan bentuk penyajian laporan keuangan khususnya Ikhtisar Laba Rugi dari ketiga jenis usaha perusahaan berikut disajikan contoh bentuk Laporan Keuangan yang meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas.



Contoh Bentuk Neraca :

PT. ADITYA
Laporan Posisi Keuangan (N e r a c a)
31 Desember 20xx



Aktiva Lancar :                                            Kewajiban Lancar :
-          Kas                                     xxx              - Hutang usaha                xxx
-          Bank                                   xxx
-          Piutang Usaha                     xxx              Kewajiban Jangka Panjang :
-          Persediaan                          xxx              - Hutang Bank                 xxx
-          Biaya dibayar dimuka xxx

Aktiva Tetap         :
-          Tanah                                 xxx              Ekuitas :
-          Bangunan                             xxx              - Modal Tn. A                  xxx
-          Mesin-mesin                        xxx              - Modal Tn. B                   xxx
-          Kendaraan                           xxx              - Modal Tn. C                   xxx
 -   Akumulasi penyusutan         (xxx)             - Laba Ditahan                xxx
                                                                   - Laba Operasi                xxx
Aktiva lain-lain :
-          Biaya pendirian prsh            xxx              Total Ekuitas                  xxx
-          Goodwill                               xxx
-          Akum. Amortisasi              (xxx)


Total Aktiva                              xxx              Total Hutang & modal       xxx
                                                ====                                                   ====













Contoh Bentuk Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa :

PT. ADITYA
Laporan Laba Rugi
1 Jan. 20xx  -  31 Des. 20xx


Pendapatan Usaha                                                                      xxxx
Pendapatan lain-lain                                                                   xxxx  +
                                                                                                ____
Total Pendapatan                                                                       xxxx

Beban Operasi :
-          Beban Gaji                                              xxxx
-          Beban Transportasi                                xxxx
-          Beban Advertising                                  xxxx
-          Beban lain-lain                                         xxxx  +
____
Total Beban Operasi                                                                 xxxx  -
                                                                                                ____
Laba ( Rugi ) kotor Usaha                                                           xxxx
Beban Administrasi dan Umum :
-          Beban Listrik dan Air                              xxxx
-          Beban ATK                                             xxxx
-          Beban Administrasi                                xxxx
-          Beban Bank                                            xxxx
-          Beban Penyusutan                                   xxxx
-          Beban lain-lain                                        xxxx  +      
Total Beban Administrasi dan Umum                                          xxxx  -


Laba Bersih Sebelum Pajak                                                       xxxx
Pajak Penghasilan (PPh-25)                                                        xxxx  -


Laba Bersih Usaha                                                                              xxxx 
                                                                                                =====







Contoh Bentuk Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang :

PT. ADITYA
Laporan Rugi Laba
1 Jan. 20xx  -  31 Des. 20xx

Penjualan                                                                                   xxxx
-          Retur Penjualan                                                                  (xxxx)
-          Potongan Penjualan                                                             (xxxx)                             
Penjualan Bersih                                                                       xxxx

Harga Pokok Penjualan :
 - Persediaan awal                                                   xxxx
 - Pembelian                                                            xxxx +


- Total Persediaan untuk dijual                                xxxx
 - Persediaan akhir                                                 xxxx -                                     
Harga Pokok Penjualan                                                             xxxx -
                                                                                                ____
Laba Kotor                                                                                xxxx

Beban-Beban :
-          Beban Gaji                                             xxxx
-          Beban Listrik dan Air                             xxxx
-          Beban Penyusutan                                   xxxx
-          Beban Sewa                                            xxxx
-          Beban lain-lain                                        xxxx +
Total Beban                                                                              xxxx -
                                                                                               
Laba ( Rugi ) Bersih Sebelum Pajak                                            xxxx
Pajak Penghasilan (PPh-25)                                                         xxxx  -


Laba Bersih Usaha                                                                     xxxx
                                                                                                =====





Contoh Bentuk Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur :

PT. ADITYA
 Perhitungan Harga Pokok Produksi
1 Jan. 20xx  -  31 Des. 20xx


Barang Dalam Proses 1 Jan 20xx                                                          xxxx

Direct material / Bahan Baku Langsung :
 - Persediaan Bahan Baku 1 Jan 201xx                               xxxx
 - Pembelian bahan baku                                                   xxxx +
                                                                                      ____
 - Bahan Baku siap  untuk di produksi                                xxxx
 - Persediaan Bahan Baku 31 Jan 20xx                               xxxx -

 - Bahan Baku                                                             xxxx
 - Direct Labor / Upah Langsung                                      xxxx
 - Factory Overhead    :     
          - Indirect Labor                                                    xxxx
          - Depreciation Fact. Equipment                              xxxx
          - Depreciation Fact. Building                                  xxxx
          - Factory supplies                                                  xxxx
          - Miscellaneous factory cost                                   xxxx  +
          Total Factory Overhead                                          xxxx +
                                                                                                          ____
Total Biaya Produksi                                                                           xxxx +
                                                                                                          ____
Total Barang Dalam Proses                                                                  xxxx
Barang Dalam Proses Akhir                                                                 xxxx –
                                                                                                          ____
Harga Pokok Produksi                                                   xxxx
                                                                           =====









PT. ADITYA
Laporan Laba Rugi
1 Jan. 20xx  -  31 Des. 20xx


Penjualan                                                                                   xxxx
-          Retur Penjualan                                                                  (xxxx)
-          Potongan Penjualan                                                             (xxxx)          
Penjualan Bersih                                                                       xxxx

Harga Pokok Penjualan :
 - Persediaan awal Barang Jadi                                          xxxx
 - Harga Pokok Produksi *                                                 xxxx +
                  
- Persediaan Barang Jadi siap untuk di jual                        xxxx
 - Persediaan akhir Barang Jadi                                                  xxxx -                                      
Harga Pokok Penjualan                                                             xxxx -
                                                                                                ____
Laba Kotor                                                                                xxxx

Beban-Beban :
-          Beban Gaji                                                                 xxxx
-          Beban Listrik dan Air                                                 xxxx
-          Beban Penyusutan                                                      xxxx
-          Beban Sewa                                                               xxxx
-          Beban lain-lain                                                            xxxx +
Total Beban                                                                              xxxx -
                                                                                               
Laba ( Rugi ) Bersih Sebelum Pajak                                            xxxx
Pajak Penghasilan (PPh-25)                                                         xxxx  -


Laba Bersih Usaha                                                                     xxxx
                                                                                                =====


Popular Posts

Blog Archive

About me

Berusaha untuk mencapai keinginan, berpandangan luas untuk menggapai cita-cita "Man Jadda wa jada"

Read More

Followers

Total Pageviews