November 15, 2019

thumbnail

Resume Kas dan Piutang


  


    A. KAS
Kas adalah aktiva yang paling likuid dan merupakan dasar pengukuran akuntansi untuk pos-pos lainnya. Kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Pada umumnya kas terdiri dari uang logam, kertas, dan deposito yang tersedia di bank. Kas dapat dikatakan sebagai instrument keuangan yang dapat dinegosiasikan atau tertera perjanjian di dalamnya seperti cek pribadi, cek yang disahkan, cek kasir, wesel dan rekening tabungan bank. Diantara pos-pos tersebut, ada juga beberapa pos-pos yang diperdebatkan dalam klasifikasi kas atau tidak, seperti uang-muka perjalanan dan perangko pos. sedangkan dana kas kecil dan uang kembalian diklasifikasikan sebagai kas karena digunakan untuk melikuidasi kewajiban lancar dan memenuhi beban operasi berjalan.
Kas adalah aktiva yang paling rentan untuk disalahgunakan. Dua masalah akuntansi yang paling umum dihadapi manajemen dalam hal transaksi kas adalah pengendalian yang tepat harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi dicatat oleh pejabat atau karyawan, dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk mengelola kas yang ada di tangan dan transaksi kas dengan tepat. Untuk itu, diperlukan pengendalian internal guna melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas.
Meskipun pelaporan kas secara umum bersifat langsung, akan tetapi terdapat beberapa masalah yang perlu diperhatikan. Masalah-masalah ini berhubungan dengan pelaporan :
1.      Kas yang dibatasi atau Restriktif
Contoh-contoh kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu meliputi kas kecil, penggajian, dan dana dividen. Dalam situasi tertentu, saldo dan ini tidak material dan oleh karena itu tidak dipisahkan dari kas pada saat dilaporkan di dalam laporan keuangan. Apabila jumlahnya material, maka kas yang dibatasi tersebut dipisahkan dari kas biasa untuk tujuan pelaporan. Kas yang dibatasi dikelompokkan dalam kelompok aktiva lancar atau aktiva jangka panjang, sesuai dengan tanggal pengeluaran atau ketersediaannya. Klasifikasi dalam kelompok aktiva lancar adalah tepat apabila kas akan digunakan untuk membayar kewajiban yang ada atau jatuh tempo. Pada sisi lain, apabila kas dipegang untuk periode waktu yang lama, maka kas yang dibatasi ditampilkan dalam kelompok jangka panjang dari neraca.

2.      Overdraft bank
Overdraft bank terjadi apabila sebuah cek ditulis dengan nilai yang melebihi rekening kas. Hal tersebut harus dilaporkan sebagai kewajiban lancar dan secara umum ditambahkan dan dilaporkan sebagai utang usaha. Apabila jumlah tersebut material, maka pengungkapan pos tersebut harus dipisah pada bagian depan neraca atau dalam catatan yang bersangkutan. Overdraft bank umumnya tidak dioffset terhadap akun kas. Pengecualian utamanya adalah apabila kas tersedia pada akun lainnya di bank yang sama dimana overdraft tersebut terjadi. Maka dalam kasus tersebut dibutuhkan pengoffsetan.

3.      Ekuivalen kas
Ekuivalen kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang dapat segera dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui dan mendekati tanggal jatuh temponya, sehingga resiko perubahan tingkat bunga tidak signifikan. Secara umum, investasi dengan jatuh tempo 90 hari atau kurang yang hanya memenuhi definisi ini. Contoh-contoh dari ekuivalen kas adalah treasury bill, commercial paper, dan dana pasar uang. Sejumlah entitas bisnis menggabungkan kas dengan investasi sementara di dalam neraca. Dalam kasus ini, jumlah investasi sementara dijelaskan dalam tanda kurung atau dalam catatan.


B.     PIUTANG
Piutang memiliki definisi sebagai bentuk dari klaim baik barang, jasa, maupun uang kepada konsumen khususnya dan pihak lainnya. Piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar atau tidak lancar dalam pelaporan keuangan. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan dapat tertagih dalam satu periode atau satu siklus operasi, tergantung yang jangka waktunya lebih panjang dan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Dan piutang lainnya diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar. Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca baik secara piutang dagang atau piutang nondagang.
Piutang dagang merupakan jumlah yang terutang oleh konsumen untuk barang atau jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasional perusahaan. Piutang usaha dapat dibedakan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha adalah perjanjian dimana pembeli akan melunasi utangnya dalam waktu 30 sampai 60 hari. Sedangkan wesel tagih adalah perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa depan. Sementara piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi, seperti uang muka kepada karyawan dan staff, uang muka kepada anak perusahaan, dan piutang dividen dan bunga.
Pengakuan Piutang Usaha
Dalam sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran di antara kedua belah pihak. Harga pertukaran merupakan jumlah yang terutang dari debitor dan perlu dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang legal, seperti contohnya adalah faktur. Dua faktor yang dapat memperumit pengukuran harga pertukaran adalah adanya diskon dagang maupun diskon tunai. Diskon dagang digunakan untuk untuk mengutip harga yang berbeda dari pembelian dalam kuantitas yang berbeda pula atau untuk menyembunyikan harga faktur yang sebenarnya dari competitor perusahaan. Sementara itu, diskon tunai diberikan sebagai pstimulus sehingga pembeli membayar hutang secepatnya. Perusahaan biasa mencatat transaksi penjualan terkait dengan pencatatan piutang dan penjualan dalam jumlah kotor, begitu juga dengan diskon tunai. Menurut metode ini, diskon penjualan hanya diakui dalam akun apabila pembayaran diterima dalam periode diskon. Kemudian diskon penjualan ditunjukkan dalam laporan laba rugi sebagai pengurang atas penjualan untuk mendapatkan penjualan bersih. Sementara pendapatan bunga yang berhubungan dengan piutang usaha diabaikan karena jumlah diskon biasanya tidak material dengan laba bersih periode bersangkutan.
      Penilaian Piutang Usaha
Pelaporan piutang melibatkan klasifikasi dan penilaian dalam neraca. Klasifikasi melibatkan penentuan lamanya waktu setiap piutang akan beredar. Piutang yang diperkirakan akan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi tergantung mana yang lebih panjang diklasifikasikan sebagai piutang lancar. Sementara itu, piutang lainnya diklasifikasikan sebagai piutang jangka panjang. Piutang jangka pendek dinilai dan juga dilaporkan pada nilai realisasi bersih jumlah bersih yang diestimasi akan diterima berupa kas. Penentuan nilai realisasi bersih tersebut memerlukan perhitungan atas piutang yang tak tertagih dan juga retur penjualan serta pengurangan harga yang diberikan.
Penjualan atas dasar selain penjualan tunai berisiko menimbulkan kegagalan dalam menagih piutang. Piutang usaha tak tertagih adalah kerugian pendapatan, yang memerlukan, melalui ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang tak tertagih. Terdapat dua metode dalam pencatatan piutang tak tertagih, yaitu :
1.      Metode penghapusan langsung
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat sampai suatu akun khusus telah ditetapknan secara pasti sebagai piutang tak tertagih. Kemudian kerugian tersebut dicatat dengan mengkreditkan piutang usaha dan mendebit beban piutang tak tertagih. Meskipun terlihat sederhana dan mudah diaplikasikan, namun metode ini memiliki kelemahan karena biasanya gagal menandingkan biaya terhadap pendapatan pada periode yang bersangkutan, atau dengan menghasilkan piutang yang merupakan nilai estimasi yang dapat direalisasi dalam neraca.

2.      Metode penyisihan
Merupakan estimasi yang dibuat terkait dengan estimasi piutang tak tertagih dari penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi tersebut dicatat sebagai beban dan pengurang tidak langsung atas piutang usaha dalam periode dicatatnya penjualan tersebut. Metode ini tepat apabila digunakan pada situasi dimana terdapat probabilitas bahwa nilai aktiva telah menurun dan dapat diestimasi secara rasional.
Piutang adalah arus kas masuk prospektif, dan kemungkinan penagihannya harus dipertimbangkan dalam menilai inflow ini. Estimasi ini biasanya dibuat atas dasar berikut :
1.      Pendekatan Persentase-Penjualan
Pendekatan ini menandingkan biaya dengan pendapatan karena hal tersebut mengaiktkan beban pada periode dimana penjualan dicatat. Penyisihan pada piutang tak tertagih merupakan akun penilaian dan dikurangi dari nilai piutang dagang pada neraca. Jumlah beban piutang tak tertagih dan kredit yang berkaitan dengan akun penyisihan tidak dipengaruhi oleh saldo yang tersedia dalam akun penyisihan saat ini. Karena estimasi beban piutang tak tertagih berkaitan dengan akun nominal, dan apabila setiap saldo pada akun penyisihan diabaikan, maka metode ini seringkali disebut sebagai pendekatan laporan laba-rugi. Sehingga penandingan biaya terhadap pendapatan secara tepat akan tercapai.

2.      Pendekatan Persentase-Piutang
Tujuan dari pendekatan ini yaitu untuk melaporkan nilai realisasi bersih piutang pada neraca. Pendekatan ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan satu tarif gabungan yang merefleksikan estimasi piutang tak tertagih. Pendekatan lainnya uaitu dengan menerapkan persentase yang berbeda pada berbagai kategori umur berdasarkan pengalaman masa lalun dan menetapkan skedul umur piutang. Skedul ini mengindikasikan bahwa akun mana yang memerlukan perhatian khusus dengan menunjukkan umur piutang usaha tersebut. Sehingga dapat dikatakan metode ini menghasilkan penilaian piutang yang lebih akurat di neraca.

            Penagihan Piutang Usaha yang Telah Dihapus
Apabila piutang usaha tertentu dipastikan tidak akan tertagih di masa depan, maka saldonya harus dipindahkan dari pembukuan dengan mendebit penyisihan untuk piutang tak tertagih dan piutang usaha di sisi kredit. Apabila penagihan terhadap piutang usaha yang sebelumnya telah dihapus dilakukan, maka perusahaan harus memunculkan kembali piutang usaha tersebut terlebih dahulu dengan cara mendebit piutang usaha dan mengkredit penyisihan untuk piutang tak tertagih. Kemudian, perusahaan juga harus membuat ayat jurnal untuk mendebit kas dan mengkredit akun pelanggan sebesar jumlah yang diterima. Namun apabila yang dipakai metode penghapusan langsung, maka jumlah yang ditagih didebit ke kas dan dikredit ke akun jumlah tak tertagih yang dipulihkan, dengan penjelasan atau catatan terkait pada akun pelanggan.

Pengakuan Wesel Tagih
Wesel tagih didasari pada perjanjian tertulis untuk mebayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagih juga dapat diperjual-belikan kepada pihak lain sesuai kesepakatan. Wesel diklasifikasikan menjadi wesel berbungan dan tanpa bunga. Wesel berbunga memiliki suku bunga yang telah ditetapkan, sementara itu wesel tanpa bunga memasukkan faktor bunga sebagai bagian dari nilai nominal yang tidak dinyatakan secara eksplisit. Wesel tagih adalah aktiva yang likuid, meskipun bersifat jangka panjang, karena dapat dikonversikan menjadi kas.
Wesel jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal yang dikurangi dengan penyisihannya, karena bunga implisit pada nilai jatuh tempo bersifat tidak material. Secara umum, wesel tagih yang diperlakukan sebagai ekuivalen kas dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang, bukan merupakan subjek amortisasi premi atau diskonto. Sedangkan wesel jangka panjang dicatat pada nilai sekarang kas yang diestimasi akan tertagih di masa depan. Apabila suku bunga yang ditetapkan atas wesel berbunga sama dengan suku bunga pasar, maka wesel tersebut dijual pada nilai pokoknya. Apabila suku bunga yang ditetapkan berbeda dengan suku bunga pasar, maka nilai nominal dari wesel  berbeda dengan kas yang dipertukarkan.

Wesel yang Diterima untuk Properti, Barang, atau Jasa
Jika wesel diterima sebagai pertukaran barang, jasa, maupun aktiva tetap dalam suatu transaksi bisnis dengan suku bunga yang ditetapkan, maka diasumsikan secara rasional, kecuali :
-          Tidak ada suku bunga yang ditetapkan, atau
-          Suku bunga yang ditetapkan tidak masuk akal, atau
-          Jumlah nominal dari wesel berbeda dari harga jual tunai sekarang untuk pos-pos yang sama atau dari nilai pasar sekarang instrument utang.
-          Penilaian Wesel Tagih
Wesel tagih jangka pendek dicatat dan dilaporkan sebesar nilai realisasi bersihnya, yaitu pada jumlah pokok yang dikurangi semua penyisiha. Akun penyisihan wesel tagih yang paling utama yaitu penyisihan untuk wesel tak tertagih yang bersangkutan. Wesel tagih nilainya akan berkurang apabila terdapat kemungkinan bahwa kreditor tidak mampu menagih seluruh jumlah piutang, baik pokok maupun bunganya, sesuai dengan ketentuan kontraktual pinjaman.
-          Disposisi Piutang Usaha dan Wesel Tagih
Secara umum piutang usaha dan wesel tagih dapat ditagih dan dikeluarkan dari pembukuan pada saat jatuh tempo. Akan tetapi dengan mengikuti peningkatan ukuran dan signifikansi dari penjualan kredit dan piutang, pemilik dapat mentransfer piutang usaha atau wesel tagih kepada perusahaan lainnya secara tunai dalam rangka mempercepat penerimaan kas dari piutang tersebut. Alasannya, yang pertama untuk alasan kompetitif. Untuk perusahaan yang menjual barang yang tahan lama seperti mobil atau sepeda motor, banyak perusahaan yang memiliki anak perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam pembiayaan piutang untuk memudahkan pembayaran angsuran seperti Honda pada FIF.
-          Alasan yang kedua adalah, pemilik membutuhkan kas dan akses ke kredit normal sangat mahal, sehingga pemilik piutang akan menjual piutangnya tersebut. Dan alasan yang terakhir adalah, penagihan piutang membutuhkan banyak waktu dan keterbatasan jangkauan untuk perusahaan peminjam yang berbeda Negara. Sehingga, belakangan ini banyak perusahaan kartu kredit internasional seperti Mastercard dan VISA yang sangat fleksibel menjangkau baik pemilik maupun peminjam.
-          Peminjaman yang Dijamin
-          Piutang pada umumnya digunakan sebagai jaminan dalam suatu pinjaman. Kreditor akan meminta debitur untuk menggadaikan piutang sebagai jaminan pinjaman tersebut. Apabila pinjaman tersebut tidak dibayarkan ketika tanggal jatuh tempo, maka kreditur memiliki hak untuk mengkonversi jaminan itu menjadi kas, yaitu unuk menagih utang
-          Penjualan Piutang
Penjualan piutang atau kegiatan facatoring biasanya di perjual-belikan kepada faktor atau perusahaan pembiayaan atau bank agar mereka mendapatkan imbalan dan kemudian menagih utang secara langsung dari pelanggan. Factoring biasanya melibatkan penjualan kepada satu perusahaan saja, biayanya tinggi, kualitas piutan rendah, dan penjual tidak perlu menagih piutang.
Jika piutang dijual tanpa recourse, maka pembeli menanggung resiko ketertagihan piutang dan setiap kerugian kredit. Transfer piutang usaha dalam transaksi tanpa recourse serupa dengan penjualan piutang usaha secara langsung baik dalam bentuk transfer kepemilikan maupun dalam transfer pengendalian. Dalam transaksi penjualan tanpa recourse, penjual mendebit kas untuk hasil yang diterima dan mengkredit piutang usaha sebesar nilai nominal piutang. Sementara jika piutang dijual dengan recourse, maka penjual menjamin pembayaran kepada pembeli seandainya debitur tidak mampu membayar. Untuk mencatat transaksi ini, digunakan pendekatan komponen keuangan, karena penjual akan terus terlibat dengan piutang. Dalam pendekatan ini, setiap pihak yang terlibat mengakui aktiva dan kewajiban yang mereka kendalikan setelah penjualan.

C.    PENYAJIAN DAN ANALISIS

Aturan umum dalam pengklasifikasian piutang adalah :
1.      Apabila bersifat material, jenis piutang yang dimiliki perusahaan harus dipisahkan.
2.      Akun piutang yang dioffset penilaiannya terjamin.
3.      Menentukan bahwa piutang yang diklasifikasi dalam kelompok aktiva lancar akan dikonversikan menjadi kas dalam satu tahun atau satu siklus operasi, terganggu mana yang lebih panjang.
4.      Setiap kontijensi kerugian yang ada pada piutang diungkapkan dalam pelaporan keuangan.
5.      Mengungkapkan setiap piutang yang digadaikan sebagai jaminan.
6.      Mengungkapkan semua konsentrasi yang signifikan dari risiko kredit yang berasal dari piutang.

Rasio Perputaran Uang
Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi likuiditas piutang usaha perusahaan. rasio tersebut adalah rasio perputaran piutang. Rasio ini mengukur rata-rata jumlah piutang yang berhasil ditagih dalam satu periode akuntansi. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan piutang rata-rata yang beredar selama satu tahun berjalan. Informasi ini menunjukkan seberapa berhasil perusahaan melakukan penagihan piutang yang beredar.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments

Popular Posts

About me

Berusaha untuk mencapai keinginan, berpandangan luas untuk menggapai cita-cita "Man Jadda wa jada"

Read More

Followers

Total Pageviews