November 15, 2019

thumbnail

Neraca dan Laporan Arus Kas


A. NERACA Neraca atau laporan posisi keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi kumulatif mengenai aktiva, kewajiban, dan modal pemegang saham, yang disajikan pada akhir periode tertentu. Salah satu dari bagian laporan keuangan ini, menyajikan informasi terkait sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan atau dalam hal ini kekayaan perusahaan, kewajiban kepada kreditor, dan modal pemilik. Sehingga, neraca dapat membantu meramalkan jumlah, waktu, dan sebuah ketidakpastian arus kas di masa mendatang. Dilihat dari isinya, neraca adalah dasar perhitungan tingkat pengembalian dan dasar evaluasi struktur modal perusahaan. Informasi dalam neraca juga dapat digunakan untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas masa depan. Dalam hal ini, neraca dapat dimanfaatkan untuk menganalisis likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Likuiditas dapat dikatakan sebagai tolak ukur dalam menggambarkan jumlah waktu yang dibutuhkan sampai kewajiban dapat terealisasi atau dibayar. Rasio ini dapat membantu investor dan kreditor menilai seberapa besar kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya. Sementara bagi pemegang saham, rasio likuiditas untuk mengevaluasi kemungkinan dividen tunai di masa depan atau pembelian kembali saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio likuiditas suatu perusahaan, maka risiko yang dihadapi perusahaan semakin kecil. Solvensi adalah rasio yang mengacu pada kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utangnya pada saat jatuh tempo. Dapat dikatakan sebuah perusahaan berisiko apabila perusahaan yang memiliki utang baik jangka pendek maupun jangka panjang, sementara aktiva yang dimiliki perusahaan yang seharusnya dialokasikan untuk ekspansi dan pengembangan perusahaan harus didistribusikan untuk menutup utang-utang tersebut. Sehingga risiko yang dihadapi bukan hanya aktiva perusahaan yang berkurang, lebih buruk lagi aktiva tidak dapat menutupi utang-utang perusahaan. Fleksibilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam hal mengambil keputusan-keputusan yang efektif dalam hal pengembangan perusahaan terkait dengan kondisi keuangan perusahaan. Apabila kondisi keuangan perusahaan dikatakan tidak sehat, maka keputusan-keputusan yang akan dikeluarkan oleh pemilik perusahaan akan sangat terbatas melihat dengan terbatasnya aktiva yang dimiliki saat ini. Sehingga dalam kata lain, semakin tinggi tingkat fleksibilitas perusahaan, makan semakin kecil risiko yang akan dihadapi perusahaan tersebut. Selain kegunaan-kegunaan neraca bagi pengguna laporan keuangan, terdapat beberapa kelemahan juga yang dimiliki oleh neraca. Beberapa diantaranya adalah, yang pertama, hamper seluruh aktiva dan kewajiban dicatat sebesar biaya historisnya. Akibatnya, informasi yang diungkapkan pada neraca memiliki tingkat reabilitas yang lebih tinggi, sementara penggunaan prinsip nilai wajar yang dianggap lebih relevan tidak dilaporkan. Yang kedua, dalam menentukan berbagai pos yang dilaporkan di dalam neraca, menggunakan pertimbangan dan estimasi. Dan yang terakhir, dalam melaporkan sebuah laporan posisi keuangan, seringkali banyak pos-pos yang merupakan nilai finansial atau material bagi perusahaan, namun diabaikan karena tidak dapat dicatat secara objektif. Contoh yang paling konret adalah ketika aktiva tak bewujud yang merupakan aktiva paling berharga dalam sebuah perusahaan, namun tidak dilaporkan di dalam neraca karena ukuran objektifitasnya sulit untuk dinilai. Dalam beberapa kasus, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat dari ketidak patuhannya dalam prinsip full disclosure. Dalam menyusun laporan posisi keuangan atau neraca, yang perlu diperhatikan adalah dalam menempatkan pos-pos secara sistematis agar dapat dilihat hubungan antara pos-pos tersebut, dan dapat diidentifikasi tingkat likuiditas dari masing-masing pos. Dalam hal ini, diperlukan klasifikasi dari neraca sehingga dapat menyusun neraca yang baik. Setiap pos harus dilaporkan dan diklasifikasikan terpisah dengan rincian yang tepat sehingga pengguna laporan keuangan dapat menilai jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan, serta mengevaluasi faktor likuiditas dan fleksibilitas keuangan, profitabilitas, serta risiko perusahaan. Untuk mengklasifikasikan pos-pos dalam laporan keuangan, perusahaan mengelompokkan pos-pos yang memiliki karakeristik serupa dan memisahkan pos-pos yang memiliki karakteristik yang berbeda seperti, aktivitas yang berbeda jenis dan fungsinya yang diharapkan pada operasi utama atau aktivitas lainnya, aktiva dan kewajiban yang memiliki implikasi berbeda atas fleksibilitas keuangan perusahaan, dan aktiva dan kewajiban yang memiliki perbedaan karakteristik likuiditas. Tiga kelompok pos yang umum terdapat dalam laporan posisi keuangan atau neraca adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. 1. Aktiva, adalah hasil perolehan dari transaksi yang terjadi di masala lalu maupun sekarang atau kekayaan yang dimiliki dan dikendalikan penuh oleh perusahaan, dan manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh di masa mendatang. 2. Kewajiban, adalah pengorbanan manfaat ekonomi, dalam hal ini adalah aktiva yang telah lalu, masa kini, maupun masa depan sebagai pemenuhan kebutuhan perusahaan. 3. Ekuitas, adalah modal yang mana mendasari kegiatan operasional perusahaan sebagai basis pendanaan kegiatan tersebut yang di masa depan akan mengalami kenaikan ataupun penurunan yang disebabkan oleh penggunaan dan alokasi dari aktiva dan kewajiban tertentu. 1. Aktiva Klasifikasi dari Aktiva adalah sebagai berikut : a. Aktiva tidak lancar Aktiva tidak lancar meliputi beberapa pos dibawah ini : • Investasi jangka panjang Investasi jangka panjang disajikan dalam neraca tepat dibawah aktiva lancar. Investasi jangka panjang biasanya dipegang selama bertahun-tahun. Investasi jangka panjang terdiri dari empat jenis investasi berikut : 1. Investasi dalam sekuritas, seperti obligasi, saham biasa, atau wesel jangka panjang. 2. Investasi dalam aktiva tetap berwujud, yang saat ini tidak digunakan dalam operasi, seperti tanah yang ditahan untuk spekulasi. 3. Investasi yang disisihkan dalam dana khusus, seperti dana pelunasan, dana pensiun, atau dana ekspansi pabrik. 4. Investasi dalam anak perusahaan atau afiliasi yang tidak dikonsolodasi. • Properti, Pabrik, dan Peralatan Properti, pabrik, dan peralatan adalah jenis aktiva yang berumur panjang dan bersifat tahan lama yang digunakan dalam aktivitas operasional perusahaan. Aktiva tersebut terdiri dari properti atau kekayaan fisik seperti tanah, bangunan, mesin, peralatan, dan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Sebagian besar dari aktiva ini juga dapat disusutkan, kecuali tanah. Penilaian akumulasi penyusutan harus diungkapkan sebagai pengurang dari nilai guna aktiva tersebut. • Aktiva tak berwujud Aktiva tak berwujud tidak termasuk ke dalam intrumen keuangan karena tidak memiliki substansi fisik. Aktiva tak berwujud meliputi paten, hak cipta, franchise, goodwill, merek dagang, nama dagang, dan kepercayaan pelanggan. Pada umumnya, semua aktiva tak berwujud diamortisasi selama masa manfaatnya. Aktiva tak berwujud dapat menjadi sumber daya ekonomi yang paling signifikan yang dimiliki oleh perusahaan, namun banyak perusahaan yang mengabaikannya dalam pengungkapan laporan keuangan karena sisi objektifitasnya sulih diidentifikasi. • Aktiva lainnya Pos-pos yang termasuk aktiva lain-lain meliputi biaya-biaya dibayar dimuka seperti biaya pensiun, piutang jangka panjang, pajak penghasilan yang ditangguhkan, dan kas dan sekuritas yang dibatasi. Perusahaan harus membatasi bagian ini hanya untuk pos-pos tidak biasa yang cukup berbeda dengan aktiva yang termasuk dalam kategori khusus. b. Aktiva lancar Aktiva lancar merupakan kas dan bentuk aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dialokasikan dalam satu tahun berjalan atau satu periode akuntansi, tergantung mana yang paling lama. Siklus operasi yang dimaksud adalah dimulai dari kas yang direalisasikan dari penjualan produk yang berasal dari penggunaan bahan baku dan penggunaan peralatan dalam kegiatan produksi. Aktiva lancar disajikan dalam neraca menurut urutan likuiditasnya. Aktiva lancar meliputi pos-pos berikut : • Persediaan Untuk menyajikan persedian di laporan posisi keuangan secara tepat, dasar penilaian, yaitu mana yang paling rendah antara biaya atau harga pasar, dan metode penetapan harga seperti FIFO, LIFO, ataupun biaya rata-rata harus diungkapkan seluruhnya sebelum diakumulasi total. • Piutang Setiap piutang yang digunakan sebagai jaminan atau antisipasi piutang yang tak tertagih harus diidentifikasi secara jelas. Kategori piutang harus disajikan dalam neraca atau catatan terkait. sedangkan untuk piutang untuk transaksi yang tidak biasa, perusahaan harus mengklasifikasikannya secara terpisah sebagai piutang jangka panjang, kecuali diperkirakan akan diterima dalam jangka waktu satu tahun. • Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka adalahpengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan diterima dalam satu tahun atau siklus operasi. Biaya ini digolongkan ke dalam aktiva lancar karena apabila biaya tersebut belum dibayarkan, maka perlu digunakan kas selama tahun berjalan atau tahun berikutnya. Biaya dibayar di muka dilaporkan pada jumlah biaya yang belum jatuh tempo atau belum digunakan. Contoh umumnya adalah pembayaran polis asuransi dan sewa bangunan dibayar dimuka. Sehingga biaya dikeluarkan terlebih dahulu sebelum menerima manfaat terkait. • Investasi jangka pendek Investasi jangka pendek dalam hal ini investasi dalam sekuritas utang dan ekuitas harus dilaporkan sebagai aktiva lancar dan dikelompokkan dalam tiga klasifikasi untuk tujuan pelaporan yang terpisah. 1. Sekuritas yang dipegang-hingga-jatuh-tempo, adalah jenis sekuritas kewajiban perusahaan yang memiliki nilai positif dan memiliki kemampuan untuk dipegang sampai dengan tanggal jatuh temponya. 2. Sekuritas perdagangan, adalah jenis sekuritas kewajiban dan modal yang terutama diotorisasi dan dipegang untuk dijual dalam jangka waktu dekat untuk mendapatkan untung atas selisih harga jangka pendek tersebut. 3. Sekuritas yang tersedia-untuk-dijual, adalah jenis sekuritas kewajiban dan modal yang tidak dapat dikelompokkan sebagai sekuritas yang dapat dipegang-hingga-jatuh tempo dan sekuritas perdagangan. • Kas Umumnya kas terdiri atas uang tunai dan giro. Kas atau dalam bentuk mata uang ini adalah seluruh aktiva yang likuid dan dapat direduksi. Atau alat pertukaran yang dapat diterima bank untuk disimpan. Sementara ekuivalen kas adalah investasi yang sangat likuid dan aman sehingga dalam prakteknya sama dengan uang tunai. Untuk keperluan laporan keuangan, ekuivalen kas diartikan sebagai surat berharga yang sangat likuid dengan nilai pasar dan waktu jatuh tempo yang diketahui. Juga surat berharga pasar uang jangka pendek. 2. Modal Modal atau ekuitas pemilik adalah salah satu kelompok yang diungkapkan di dalam neraca sejumlah nilai par yang diotorisasi, diterbitkan dan beredar. Modal atau ekuitas pemilik ini dapat diperoleh berdasarkan perjanjian modal saham dan laba ditahan dari periode tertentu. Pos-pos yang terdapat dalam kelompok modal adalah : • Modal saham, yaitu nilai par atau yang ditetapkan atas saham yang diterbitkan. Modal saham melingkupi saham biasa dan saham preferen. Baik saham biasa maupun preferen, perusahaan harus mengungkapkan nilai par dan nilai saham yang diotorisasi, diterbitkan dan beredar • Saham premium, yaitu kelebihan jumlah yang dibayar dari jumlah yang tertera pada lembar saham atau nilai par. • Laba ditahan, yaitu laba perusahaan yang tidak didistribusikan. Laba ditahan dibagi dalam laba ditahan yang tidak semestinya, yaitu nilai yang tersedia untuk mendistribusikan dividen, dan laba ditahan yang terbatas seperti perjanjian pinjaman. • Akumulasi pendapatan komprehensif lainnya, yaitu jumlah total dari pos-pos pendapatan komprehensif lain-lain. • Saham treasury, yaitu saham yang beredar kemudian dibeli kembali oleh perusahaan. • Bunga tak terkendali, yaitu kepentingan dari para pemegang saham yang bila dikumpulkan memiliki kurang dari separuh saham dalam suatu perusahaan. Pada neraca konsolidasi perusahaan yang anak perusahaannya tidak dimiliki sepenuhnya, maka dilaporkan sebagai suatu kewajiban. 3. Kewajiban Pos-pos kewajiban dikelompokkan menjadi dua, yaitu kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka pendek. a. Kewajiban jangka panjang Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diperkirakan tidak akan dilikuidasi dala siklus operasi yang normal, melainkan akan dibayar pada pada tanggal tertentu pada periode yang biasanya lebih dari satuh tahun akuntansi. Contoh dari kewajiban jangka panjang meliputi utang obligasi, wesel bayar, sebagian pajak penghasilan yang ditangguhkan, dan utang sewa. Kewajiban jangka panjang diklasifikasikan sebagai berikut : • Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti penerbitan obligasi, utang sewa jangka panjang, dan wesel bayar jangka panjang. • Kewajiban yang berasal dari operasi perusahaan, seperti kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan dan kewajiban pensiun. • Kewajiban yang tergantung pada terjadi atau tidaknya suatu kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah yang harus dibayar, atau tanggal pelunasan seperti jaminan jasa atau produk dan kontijensi lainnya. b. Kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diperkirakan akan dilikuidasi melalui penggunaan aktiva lancar atau adanya kewajiban jangka pendek lainnya. Umumnya kewajiban jangka panjang diharapkan dapat dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus akuntansi. Klasifikasi dari kewajiban jangka pendek meliputi : • Utang yang berasal dari akuisisi barang dan jasa, seprti utang usaha, utang gaji, dan utang pajak. • Penagihan yang diterima di muka sebelum barang tersebut dikirimkan atau jasa belum diberikan, seperti pendapatan sewa yang belum dihasilkan. • Kewajiban lain yang dilikuidasi akan dilunasi dalam siklus operasi seperti bagian obligasi jangka panjang yang harus dibayarkan pada tahun berjalan, atau jangka pendek yang berasal dari pembelian peralatan. Dari klasifikasi pos-pos pada neraca yang telah dibahas sebelumnya, maka format dari penyusunan lapran posisi keuangan atau neraca secara komprehensif adalah sebagai berikut : B. LAPORAN ARUS KAS Berbeda dengan laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca yang menyajikan informasti mengenai pos-pos di dalam persamaan dasar akuntansi yang saling berhubungan dan terperinci, laporan arus kas adalah suatu laporan keuangan yang menunjukkan sumber-sumber kas dan penggunaan basis kas yang masuk atau keluar dalam berbagai transaksi bisnis. Hasil netonya tercermin dalam neraca perkiraan kas dalam suatu periode waktu tertentu. Atau merupakan laporan mengenai perubahan dalam posisi keuangan karena aliran kas, bukan karena modal kerja. Laporan ini juga menunjukkan pengaruh kas dari aktiva-aktiva suatu bisnis periode tertentu, yang memisahkan aliran kas menjadi aliran kas operasi, investasi, dan pendanaan. Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan terkait dengan penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Pelaporan sumber, tujuan pemakaian, dan kenaikan atau penurunan jumlah bersih kas dapat membantu investor, kreditor, dan berbagai pihak eksternal mengetahui apa yang terjadi terhadap sumber daya perusahaan yang paling likuid tersebut. Penerimaan kas dan pembayaran kas selama satu periode akuntansi dapat diklasifikasikan dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas yang berbeda, yaitu : 1. Aktivitas operasi, yaitu meliputi pengaruh kas dari transaksi yang terjadi untuk menentukan laba bersih. 2. Aktivitas investasi, yaitu meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dari pelepasan investasi, baik utang maupun ekuitas, serta property, pabrik, dan peralatan. 3. Aktivitas pendanaan, yaitu melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas pendanaan ini meliputi perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya kepada mereka dengan pengembalian atas dan dari investasinya dan pinjaman dan pelunasan dari kreditor. Informasi untuk membuat laporan arus kas biasanya berasal dari neraca komparatif, laporan laba rugi periode berjalan, dan data transaksi terpilih. Pembuatan laporan arus kas dari melalui tahap-tahap berikut ini : 1. Penentuan kas yang disebabkan oleh aktivitas atau digunakan dalam operasi. 2. Penentuan kas yang disediakan atau digunakan dalam kegiatan investasi dan pembiayaan. 3. Penentuan perubahan kas, baik kenaikan maupun penurunan, selama periode berjalan. 4. Rekonsiliasi perubahan kas pada saldo kas awal dan saldo kas akhir. Kas yang disediakan oleh aktivitas operasi adalah kelebihan penerimaan kas atas pengeluaran kas dari aktivitas operasi, yang ditentukan dengan mengkonversi laba bersih atas dasar akrual menjadi dasar kas. Hal ini dilakukan dengan menambahkan atau mengurangkan laba bersih pos-pos dalam laporan laba rugi yang tidak mempengaruhi kas. Sedangkan aktivitas pendanaan dan investasi dilaporkan dalam skedul terpisah di bagian bawah laporan arus kas maupun dalam catatan terpisah atas laporan keuangan. Pelaporan aktivitas nonkas seperti itu memenuhi prinsip pengungkapan penuh. Laporan arus kas dapat digunakan untuk mengukur likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk mengetahui apakah perusahaan dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya dalam tahun tertentu dari siklus operasinya, dan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali kewajibannya dengan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tanpa harus melikuidasi aktiva yang dipakai dalam operasi, dengan membandingkan kas bersih yang diterima perusahaan dari kegiatan operasional dengan rata-rata kewajiban jangka pendek serta rata-rata total utangnya. Free cash flows adalah jumlah arus kas perusahaan untuk membeli investasi tambahan, melunasi utang, membeli saham treasury, atau hanya untuk menambah likuiditas perusahaan. Free cash flows dapat dihitung dengan cara mengurangi kas bersih yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan dengan aktivitas permodalan dan pembagian deviden yang dilakukan perusahaan. Berikut ini adalah format laporan arus kas secara komprehensif : C. INFORMASI TAMBAHAN Umumnya laporan keuangan dilengkapi dengan catatan atas laporan keuangan, yang berisi tentang penjabaran pos-pos yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Catatan atas laporan keuangan juga memberikan informasi mengenai kebijakan perusahaan terkait akuntansi. Kebijakan ini meliputi prinsip-prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan, dan praktek yang diterapkan oleh perusahaan dalam penyusunan dan penyajian informasi keuangan. IFRS mengatur pengungkapan khusus untuk beberapa pos di dalam laporan keuangan, seperti (1) pos properti, pabrik, dan peralatan dibedakan ke dalam kelompok-kelompok seperti tanah, bangunan, dan lain-lain. Kemudian (2) piutang dibedakan menjadi piutang nasabah usaha, piutang dari pihak terkait, muka, dan jumlah lainnya. (3) Persediaan dipisahkan ke dalam klasifikasi seperti barang dagangan, persediaan produksi, barang dalam proses, dan barang jadi. Dalam rangka pemenuhan pengungkapan yang baik, maka dibedakan dua teknin-teknik pengungkapan; parenthetical explanation, yaitu penjelasan yang terdapat pada bagian pos-pos terkait; dan cross-reference and contra items, yaitu penjelasan mengenai pos-pos terkait yang dijelaskan secara tersirat pada bagian pos-pos yang lain. Terkait pelaporan laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan, ada beberapa pedoman yang perlu diingat. Pedoman yang pertama adalah offsetting. Offsetting menekankan pada pentingnya aktiva dan kewajiban, serta pendapatan dan biaya untuk dilaporkan secara terpisah untuk menjadikan laporan keuangan lebih informatif. Pedoman yang kedua adalah konsistensi. Pedoman ini memiliki makna bahwa metode, prinsip, dan format yang digunakan perusahaan untuk menyusun laporan keuangan harus selalu dijaga konsistensinya. Metode, prinsip, dan format yang sama dari tahun ke tahun akan memudahkan analisis terhadap perusahaan itu sendiri. Pedoman yang ketiga atau yang terakhir adalah fair presentation. Fair presentation atau pemaparan yang wajar ini berarti bahwa apa yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut memang benar adanya, tidak dibuat-buat atau dimanipulasi demi kepentingan pihak-pihak tertentu. 1. Jelaskan yang anda ketahui mengenai Neraca! 2. Jelaskan pengertian dari rasio likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas keuangan perusahaan! 3. Mengapa historical cost dapat mengurangi relevansi nilai atas aset dan liabilitas yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan? 4. Laporan arus kas terbagi menjadi tiga aktivitas yang berbeda. Sebutkan dan jelaskan mengenai aktivitas-aktivitas tersebut dan pengelompokkannya! 5. Bagaimana cara menemukan indikasi suatu perusahaan yang memiliki potensi yang baik berdasarkan laporan arus kas? 6. Mengapa perusahaan perlu membuat laporan arus kas? Apakah ini berarti informasi yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan tidak cukup? 7. PT. Sumber Kencana pada 31 Desember 2012, memiliki neraca saldo sebagai berikut: sewa dibayar di muka 52.000, diadakan untuk koleksi sekuritas56.000, biaya yang ditangguhkan 17.000, lahan yang dimiliki untuk investasi 39.000, piutang jangka panjang 42.000. Siapkan akumulasi pos investasi jangka panjangnya! 1. Neraca atau laporan posisi keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi kumulatif mengenai aktiva, kewajiban, dan modal pemegang saham, yang disajikan pada akhir periode tertentu. Salah satu dari bagian laporan keuangan ini, menyajikan informasi terkait sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan atau dalam hal ini kekayaan perusahaan, kewajiban kepada kreditor, dan modal pemilik. Sehingga, neraca dapat membantu meramalkan jumlah, waktu, dan sebuah ketidakpastian arus kas di masa mendatang. 2. Likuiditas dapat dikatakan sebagai tolak ukur dalam menggambarkan jumlah waktu yang dibutuhkan sampai kewajiban dapat terealisasi atau dibayar. Rasio ini dapat membantu investor dan kreditor menilai seberapa besar kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya. Solvensi adalah rasio yang mengacu pada kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utangnya pada saat jatuh tempo. Dapat dikatakan sebuah perusahaan berisiko apabila perusahaan yang memiliki utang baik jangka pendek maupun jangka panjang, sementara aktiva yang dimiliki perusahaan yang seharusnya dialokasikan untuk ekspansi dan pengembangan perusahaan harus didistribusikan untuk menutup utang-utang tersebut. Fleksibilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam hal mengambil keputusan-keputusan yang efektif dalam hal pengembangan perusahaan terkait dengan kondisi keuangan perusahaan. Apabila kondisi keuangan perusahaan dikatakan tidak sehat, maka keputusan-keputusan yang akan dikeluarkan oleh pemilik perusahaan akan sangat terbatas melihat dengan terbatasnya aktiva yang dimiliki saat ini. 3. Karena dengan menggunakan historical cost nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan nilai perolehan dan tidak menggunakan nilai aset yang sebenarnya( nilai dari aset jika aset dijual saat itu juga). Hal ini menyebabkan nilai dari aset ataupun libilitas menjadi kurang relevan karena tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya. 4. Operating: kegiatan yang langsung berhubungan dengan usaha atau kegiatan perusahaan dalam mendapatkan laba. Investing: kegiatan perusahaan dalam berinvestasi atau menanamkan dana dengan harapan akan mendapatkan pengembalian yagn menguntungkan. Financing: kegiatan untuk mendapakan dana, untuk mendanai kegiatan operasi. 5. Titik awal yang baik dalam pemeriksaannya adalah menemukan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi.Jika kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tinggi, maka hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan kas yang mencukupi secara internal dari operasi untuk membayar kewajibannya tanpa harus meminjam dari luar. 6. Perusahaan harus membuat laporan arus kas karena informasi yang diberikan dalam laporan posisi keuangan belum menunjukkan keadaan dan peredaran kas perusahaan secara terperinci sehingga membatasi pengetahuan pembaca terhadap kondisi kas perusahaan. Informasi yagn ditampilkan dalam laporan posisi keuangan sebenarnya telah mencakup informasi penting yang dibutuhkan, namun hanya belum menunjukkan aliran atau peredaran kas secara lebih rinci. 7. Investasi jangka panjang Dimiliki hingga jatuh tempo $ 61,000 Tanah yang dimiliki untuk investasi 39.000 Piutang jangka panjang 42.000 Jumlah investasi $ 142.000

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments

Popular Posts

About me

Berusaha untuk mencapai keinginan, berpandangan luas untuk menggapai cita-cita "Man Jadda wa jada"

Read More

Followers

Total Pageviews