Perusahaan yang beroperasi
di pasar internasional dipengaruhi oleh resiko bisnis normal :
1. Kurangnya permintaan atas
produk mereka di pasar luar negeri.
2. Unjuk rasa buruh
3. Transportasi yang
tertunda dalam pengiriman produk mereka kepada pelanggan luar negeri.
4. Resiko mata uang asing ketika melakukan
transaksi dalam mata uang lain.
Terdapat enam mata uang
asing yang menunjukan stabilitas menurut IMF dan yang diterima dalam
perdagangan internasional yaitu:
1. Dolar Amerika
2. Poundsterling Inggris
3. Dolar Kanada
4. Yen Jepang
5. Franc Swiss
6. Euro Eropa
Transaksi mata uang asing
(foreign currency transactions) perusahaan Indonesia meliputi penjualan,
pembelian dan transaksi lain yang menimbulkan perpindahan mata uang asing atau
pencatatan piutang atau utang yang didenominasikan yaitu nilainya akan dilunasi
dalam suatu mata uang asing. Proses
penyajian kembali transaksi mata uang asing dalam (setara) nilai rupiah disebut
sebagai penjabaran atau translasi (translation).
KURS MATA UANG ASING Kurs
mata uang asing (foreign currency exchange rates) ditentukan setiap hari oleh pedagang mata
uang asing yang bertindak sebagai agen untuk individu atau negara yang
memperdagangkan mata uang asing.
Penentuan Kurs Faktor-faktor yang menyebabkan
fluktuasi kurs adalah :
1. Tingkat inflasi suatu Negara
2. Neraca pembayaran
3. Perubahan suku bunga
4. Tingkat investasi negara
5. Stabilitas dan proses
tata kelola (governance)
Kurs Langsung (direct
exchange rate – DER) Adalah banyaknya unit mata uang lokal (local currency
units –LCUs) yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing
(foreign currency unit – FCU). Dari sudut pandang entitas Indonesia, kurs
langsung dapat dipandang sebagai besarnya rupiah untuk memperoleh satu unit
mata uang asing.
Kurs Tidak Langsung
(indirect exchange rate – IER) Adalah kebalikan dari kurs langsung. Kurs tidak
langsung menunjukan banyaknya unit mata uang asing yang dapat diperoleh dengan
1 rupiah. Surat kabar bisnis dan orang yang bepergian ke luar Indonesia
seringkali menggunakan kurs tidak langsung. Kurs langsung berbanding terbalik
dengan kurs tidak langsung dan bahwa keduanya menyatakan hubungan ekonomis yang
sama antara kedua mata uang
Mata uang terminology (term
currency) merupakan pembilang dalam perhitungan rasio kurs sedangkan mata uang
dasar (base currency) merupakan penyebut. Pembilang adalah kunci kurs dalam
mengidentifikasikan jenis kurs.
Perubahan Kurs Perubahan
kurs mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang dibandingkan
dengan mata uang yang lain.
Menguatnya Rupiah – Penurunan Kurs Langsung
Menguatnya rupiah berarti : 1. Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan
untuk memperoleh satu unit mata uang asing 2. Satu rupiah memperoleh lebih
banyak unit mata uang asing.
Contoh: suatu perusahaan
manufaktur AS menjual mobil buatan Amerika seharga $25.000. Untuk menentukan
nilai setara rupiah dari $25.000 pada tanggal 1 Januari 2011, digunakan
perhitungan sbb: Nilai setara rupiah = unit mata uang asing x kurs langsung
Rp 233.750.000 = $ 25.000 x Rp 9.350
Menguatnya rupiah menguntungkan
perusahaan Indonesia yang membeli barang dari negara lain, penguatan ini
mempunyai dampak negatif pada perusahaan Indonesia yang menjual produk di
negara tersebut. Ekspor Indonesia ke AS akan lebih mahal bagi pelanggan AS.
Contoh: perusahaan
manufaktur Indonesia menjual mesin buatan Indonesia seharga Rp 100.000.000. Untuk
menentukan nilai setara mata uang asing (dolar) dari Rp 100.000.000 pada
tanggal 1 Januari digunakan perhitungan berikut:
Nilai setara mata uang asing
= unit rupiah Indonesia x kurs tidak langsung $ 10.700
= Rp 100.000.000 x $ 0,0001070
Melemahnya Rupiah –
Peningkatan Kurs Langsung Melemahnya rupiah berarti:
1. Lebih banyak mata uang
Indonesia diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
2. Satu rupiah memperoleh
lebih sedikit unit mata uang asing.
Hubungan antara Mata uang
dan Kurs Keterangan
Kurs Tunai (Spot Rate) dan
Kurs Sekarang (Current Rate) Kurs tunai (spot rate) adalah kurs yang digunakan
dalam penyerahan segera suatu mata uang. Kurs sekarang (current rate)
didefinisikan secara sederhana sebagai kurs tunai pada tanggal neraca suatu
entitas.
Kurs Masa Depan (Forward
Exchange Rate) Yaitu kurs untuk pertukaran mata uang di masa mendatang. Selisih
antara kurs masa depan dan kurs tunai pada suatu tanggal tertentu dinamakan
spread. Spread memberikan informasi tentang kemungkinan penguatan atau
pelemahan dari suatu mata uang.
TRANSAKSI MATA UANG ASING
1. Pembelian atau penjualan barang/jasa (impor
atau ekspor), dimana harganya dinyatakan dalam mata uang asing.
2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang
asing
3. Pembelian atau penjualan
kontrak kurs masa depan
4. Pembelian atau penjualan
unit mata uang asing
Untuk tujuan laporan
keuangan, transaksi mata uang asing harus ditranslasikan ke dalam mata uang
pelaporan yang digunakan perusahaan. Pada setiap tanggal neraca baik interim
maupun tahunan, saldo akun yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang
pelaporan dari suatu entitas harus disesuaikan untuk mencerminkan perubahan
kurs selama periode tersebut sejak tanggal neraca terakhir atau sejak tanggal
transaksi mata uang asing jika transaksi tersebut terjadi pada periode yang
bersangkutan.
Pada tanggal 1 Juli 2012,
kurs sebesar Rp 14.100 menjadi setara dengan € 1. Kurs langsung mengalami
penurunan mencerminkan rupiah menguat. Dengan memiliki euro selama euro
tersebut melemah, maka perusahaan mengalami kerugian transaksi mata uang asing
sbb:
Nilai setara euro dari €
5.000 pada tanggal 1 Januari = € 5.000 x Rp 14.200 = Rp 71.000.000 Nilai setara euro dari €
5.000 pada tanggal 1 Juli = € 5.000 x Rp 14.100 = Rp 70.500.000 Kerugian transaksi
mata uang asing = Rp 500.000
Jurnalnya Kerugian transaksi
mata uang asing 500.000
Unit mata uang asing (€) 500.000
Transaksi Ekspor Impor dalam
Mata Uang Asing 1. Tanggal transaksi → mencatat transaksi pembelian atau
penjualan pada nilai setara dolar AS menggunakan kurs langsung tunai pada
tanggal tersebut. 2. Tanggal neraca → menyesuaikan utang atau piutang menjadi
nilai setara rupiah pada akhir periode menggunakan kurs langsung sekarang.
Mengakui keuntungan atau kerugian sebagai akibat perubahan kurs antara tanggal
transaksi dan neraca. 3. Tanggal pelunasan → pertama-tama menyesuaikan utang
atau piutang untuk setiap perubahan mata uang asing antara tanggal neraca (atau
tanggal transaksi jika transaksi tersebut terjadi setelah tanggal neraca) dengan
tanggal pelunasan, mencatat keuntungan atau kerugian yang terjadi, kemudian
mencatat pelunasan utang atau piutang dalam mata uang asing tersebut.
KASUS 1. Pada tanggal 1
Oktober 2012, PT ABC memperoleh barang secara kredit dari Tokyo Industries sebesar
Rp 160.000.000 atau 2.000.000 yen. 2. PT ABC menyusun laporan keuangan pada 31
Desember 2012 3. Pelunasan utang dilakukan pada tanggal 1 April 2013 4. Kurs
tunai langsung untuk nilai setara dolar AS dari 1 yen adalah sbb:
Tanggal kurs langsung 1 Oktober 2012 (tanggal
transaksi) Rp 80 31 Desember 2012 (tanggal neraca) Rp 90
1 April 2013 (tanggal pelunasan)
Rp 86
Buatlah jurnal dan
hitungannya! Jika kontrak pembelian dinyatakan dalam dolar, maka entitas asing
(Tokyo Industries) akan menanggung resiko kurs mata uang asing. Jika transaksi
dinyatakan dalam yen, maka PT ABC akan terbuka terhadap kemungkinan keuntungan
dan kerugian kurs.
JIKA DALAM YEN 1 Oktober
2012 (tanggal pembelian) Persediaan
160.000.000 Utang usaha (¥) 160.000.000 (Rp 160.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp
80 kurs tunai)
31 Desember 2012 (tanggal
neraca) Rugi transaksi mata uang asing 20.000.000 Utang usaha (¥) 20.000.000 (Menyesuaikan utang
dalam mata uang asing pada pelaporan setara dolar AS dan mengakui rugi selisih
kurs sbb: Rp 180.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 90 kurs tunai 31 Desember 160.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 80 kurs tunai
1 Oktober
20.000.000 = ¥ 2.000.000 x
(Rp 90 – Rp 80)
1 April 2013 (tanggal
penyelesaian) Utang usaha (¥) 8.000.000
Keuntungan transaksi mata uang asing 8.000.000
(menyesuaikan utang dalam
mata uang asing pada pelaporan setara dolar AS dan mengakui keuntungan selisih
kurs) Rp 172.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 86 kurs tunai 1 April _
180.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 90 kurs tunai 31 Desember 8.000.000 = ¥ 2.000.000 x (Rp 90 –
Rp 86)
Unit mata uang asing
(¥) 172.000.000 Kas
172.000.000
(memperoleh FCU untuk
menyelesaikan utang: Rp 172.000.000 = ¥2.000.000 x Rp 86 kurs tunai 1
April)
Utang usaha (¥) 172.000.000
Unit mata uang asing (¥)
172.000.000
JIKA DALAM RUPIAH 1 Oktober
2012 (tanggal pembelian)
Persediaan
160.000.000
Utang usaha 160.000.000
31 Desember 2012 (tanggal
neraca) Tidak dibuat jurnal
1 April 2013 (tanggal
penyelesaian)
Utang usaha
160.000.000
Kas 160.000.000