LOWER-OF-COST-OR-NET
REALIZABLE VALUE (LCNRV)
Meskipun persediaan dicatat pada biawa perolehannya,
tetapi penyimpangan yang besar terhadap prinsip biaya historis dapat dilakukan
jika nilai persediaan menurun di bawah biaya awalnya. Pada prinsipnya, biaya
historis tidak dapat diaplikasikan jika manfaat masa depan dari aktiva tersebut
tidak lagi sebesar biaya perolehannya. Oleh karena itu, persediaan dilaporkan
pada nilai terendah antara biaya dan harga pasar (LCM) pada pelaporan setiap
periode.
Biaya atau harga pokok adalah harga perolehan yang
dihitung dengan memakai salah satu metode berdasarkan biaya historis,
identifikasi khusus, biaya rata-rata, atau FIFO. Istilah pasar dalam “nilai
terendah antara biaya dan harga pasar” berarti bahwa barang harus dinilai
berdasarkan mana yang lebih baik antara biaya awal atau biaya pengganti. Alasan
biaya pengganti digunakan untuk menyatakan nilai pasar adalah bahwa penurunan
biaya pengganti suatu barang biasanya mencerminkan atau meramalkan harga jual.
Penggunaan lainnya adalah untuk mempertahankan laba kotor yang konsisten
terhadap penjualan.
Nilai realisasi bersih (NRV) adalah perkiraan harga
jual pada kondisi bisnis normal yang dikurangi dengan perkiraan biaya
penyelesaian dan penjualan yang dapat diestimasi secara tepat. Jumlah tersebut
dikurangkan dengan marjin laba normal untuk mendapatkan nilai realisasi bersih
yang dikurangi marjin laba normal. Aturan umum dalam LCM persediaan dinilai
sebesar nilai terendah antara biaya dan harga pasar, dan harga pasar dibatasi
sampai dengan jumlah yang tidak melebihi nilai realisasi bersih maupun lebih
rendah dari nilai realisasi bersih dikurangi dengan marjin laba normal.
Batas atas (ceiling)
adalah nilai realisasi bersih persediaan. Sementara batas bawah (floor) adalah nilai realisasi bersih
dikurangi marjin laba normal. Kedua batas nilai persediaan nilai tersebut
bertujuan untuk mencegah persediaan dilaporkan lebih saji atau kurang saji.
Pembatasan maksimum tidak melebihi nilai realisasi bersih atau batas atas,
mencegah lebih saji nilai persediaan yang using atau rusak. Sedangkan
pembatasan minimum atau batas bawah tidak lebih rendah dari nilai realisasi
bersih dikurangi penyisihan untuk perkiraan marjin laba normal.
Metode
Pengaplikasian LCM
Asumsinya, aturan yang terendah antara biaya dan
harga pasar (LCM) diaplikasikan pada setiap jenis produk, kategori, atau total
persediaan. Kenaikan harga pasar biasanya mengoffset penurunan harga pasar
barang lain, jika pendekatan kategori dan persediaan total yang utama digunakan
dalam mengaplikasikan aturan LCM.
Jika aturan LCM diaplikasikan pada setiap barang,
maka jumlah persediaan adalah $350.000. jika diaplikasikan pada kategori utama,
nilainya adalah $370.000. dan jika diaplikasikan pada total persediaan, maka
nilainya dalah $347.000. perbedaan ini disebabkan karena nilai pasar yang lebih
tinggi dari biaya akan mengoffset nilai pasar yang lebih rendah dari biaya jika
pendekatan kategori utama atau total persediaan digunakan.
Metode barang per barang umumnya dipakai karena
dinilai paling konservatif bagi tujuan penyajian neraca. Sementara metode
persediaan total dan kategori utama melihat pada persediaan akhir. Apabila
persediaan akhir menyisakan satu jenis produk, maka pemilihan metode total
persediaan adalah tepat. Sementara metode kategori utama digunakan apabila
persediaan akhir terdiri dari lebih dari satu jenis produk. Metode yang dipilih
harus mencerminkan laba yang paling jelas. Apapun metode yang digunakan, metode
tersebut hdarus diaplikasikan secara konsisten dari suatu period eke periode
lain.
Pencatatan Harga
Pasar dan Bukan Biaya
Salah satu
dari dua metode digunakan untuk mencatat persediaan pada harga pasar. Dalam
metode pertama, yang disebut sebagai metode langsung adalah biaya yang
digantikan dengan harga pasaryang lebih rendah ketika menilai persediaan.
Sehingga, tidak ada kerugian yang dilaporkan dalam laporan laba rugi karena
kerugian tersebut dimasukkan ke dalam harga pokok penjualan. Sedangkan metode
kedua adalah metode tidak langsung atau penyisihan. Metode ini tidak mengubah
angka biaya, akan tetapi membentuk akun kerugian untuk mencatat penghapusan dan
akun kontra-aktiva yang terpisah.
Keunggulan dari identifikasi atas pencatatam
kerugian yang diakibatkan oleh penurunan harga pasar adalah bahwa kerugian ini
diperlihatkan secara terpisah dari harga pokok penjualan dalam laporan laba
rugi. Jadi, harga pokok penjualan untuk tahun berjalan tidak terpisah.
Walaupun penggunaan akun penyisihan memungkinkan
neraca mengungkapkan persediaan pada biaya dan LCM, namun hal itu menimbulkan
masalah mengenain bagaimana menghilangkan saldo dari akun yang baru tersebut
pada periode berikutnya. Jika barang dagang yang bersangkutan masih ada di
tangan, maka akun penyisihan harus dipertahankan. Jika tidak, maka persediaan
awal dan harga pokok penjualan akan lebih saji. Namun jika barang dagang telah
terjual, maka akun penyisihan harus ditutup. Sehingga akun penyisihan baru
harus dibuat lagi untuk setiap penurunan nilai persediaan yang terjadi selam
tahun berjalan. Jika harga menurun, maka kerugian dicatat dan jika harga naik,
kerugian yang telah dicatat pada tahun sebelumnya dipulihkan dan keuntungan
hasil dari pemulihan kerugian yang diakui sebelumnya dicatat.
Evaluasi atas
Aturan LCM
Aturan LCM memiliki beberapa defisiensi atau
kelemahan sebagai berikut :
1. Penurunan
nilai aktiva dan pencatatannya sebagai beban diakui bukan pada periode
penjualan, tetapi pada periode ketika kerugian utilitas tersebut terjadi. Pada
sisi lain, kenaikan nilai aktiva hanya diakui pada saat penjualan terjadi.
Perlakuan ini tidak konsisten dan dapat menyebabkan data laba terpisah.
2. Aplikasi
aturan LCM menghasilkan ketidak-konsisten akibat persediaan perusahaan dinilai
menurut biaya dalam satu periode dan pada harga pasar dalam periode berikutnya.
3. LCM
menilai persediaan dalam neraca secara konservatif, tetapi dampaknya terhadap laporan
laba rugi kemungkinan bersifat konservatif. Laba bersih tahun berjalan ketika
kerugian diakui jelas lebih rendah. Laba bersih untuk periode berikutnya
mungkin lebih tinggi dari normal jika penurunan yang diterapkan atas harga jual
tidak material.
4. Aplikasi
aturan LCM menggunakan laba normal dalam menentukan nilai persediaan,. Karena
laba normal merupakan angka estimasi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu,
maka laba normal bersifat tidak objektif dan membiarkan peluang untuk
memanipulasi laba.
Banyak pengguna laporan keuangan menyukai aturan LCM
karena mereka sedikitnya mengetahui persediaan tidak lebih saji. Selain itu,
mengakui semua kerugian tetapi tidak mengantisipasi keuntungan umumnya
menghasilkan laba yang lebih rendah.
DASAR
PENILAIAN
Secara umum, persediaan dicatat pada biayanya atau
menurut aturan LCM. Akan tetapi, harga pasar harus selalu didefinisikan sebagai
nilai realisasi bersih (harga jual dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan
penjualan), bukan biaya pengganti, yang bertujuan untuk pengaplikasian aturan
LCM.
Menurut IFRS, pengukuran nilai realisasi bersih
digunakan untuk persediaan yang behubungan dengan aktivitas pertanian. Umumnya
aktivitas ini tergolong ke dalam dua tipe, aset biologi dan hasil panen. Aset
biologi diklasifikasikan sebagai aset jangka panjang, yang terdiri dari hewan
dan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan hasilnya. Sementara hasil panen atau
dubidaya meliputi susu, bulu, dan daging. Perlakuan akuntansi dari keduanya
adalah sebagai berikut :
·
Aset biologi diukur pada
pengakuan awal dan pada akhir periode sebesar nilai wajarnya yang dikurangi
nilai realisasi bersih. Perusahaan mencatat untung atau rugi dikarenakan
perubahan pada nilai realisasi bersih aset biologi.
·
Hasil panen diukur
sebesar nilai wajarnya dikurangi nilai realisasi bersih. Sekali dipanen, nilai
realisasi bersih dari hasil panen menjadi biayanya, dan aset ini dicatat sama
dengan persediaan lainnya.
Milking
Cows
Carrying value, January 1 460,000
Change in
fair value due growth & price change 35,000
Decrease in
fair value due to harvest (1,200)
Change in carrying value 33,800
Carrying
value, January 31 493,800
Milk harvested during January 36,000
-
Pencatatan Carrying
Value
Biological Asset-Milking Cows 33,800
Unrealized Holding Gain
or Loss 33,800
-
Pencatatan Hasil Panen
Selama Periode
Milk Inventory 36,000
Unrealized
Holding Gain or Loss 36,000
-
Pencatatan Penjualan
Produk Jadi
Cash 38,500
Cost
of Good Sold 36,000
Milk Inventory 36,000
Sales 38,500
Penilaian dengan
Menggunakan Nilai Penjualan Relatif
Suatu masalah timbul pada saat sekelompok unit yang
berbeda dibeli dengan harga lump sum,
yang juga disebut basket purchase.
Dalam menghadapi kasus pengelompokkan persediaan yang tidak dapat dibagi total
biaya sejumlah dengan kelompok-kelompok yang tersedia, maka cara yang tepat
adalah dengan mengalokasikan total biaya di antara berbagai unit atas dasar
nilai penjualan relatifnya.
Metode nilai penjualan relative digunakan dalam
industry minyak untuk menilai banyak produk dan produk sampingan yang diperoleh
dari suatu barel minyak mentah.
Komitmen Pembelian Satu
Masalah Khusus
Kelangsungan hidup dan profitabilitas perusahaan
bergantung pada ketersediaan persediaan barang dagang yang mencukupi untuk
memenuhi semua pesanan konsumen. Sehingga sangat wajar apabila sebuah
perusahaan membuat komitmen pembelian terhadap persetujuan pembelian persediaan
dibayar di muka. Hak atas barang dagang atau bahan baku yang terkait dengan
komitmen pembelian ini belum berpindah ke pembeli.
Apabila harga kontrak melebihi harga pasar dan
kerugian diestimasi akan timbul pada saat pembelian dilaksanakan, maka kerugian
ini harus diakui dalam periode terjadinya penurunan harga pasar. Kerugian
kepemilikan yang belum terealisasi akan dilaporkan dalam laporan lab-rugi di
bawah kelompok beban dan kerugian lain-lain. Estimasi kewajiban atas komitmen
pembelian akan dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancar dari neraca karena
kontraknya akan dilaksanakan pada tahun fiskal berikutnya.
Komitmen pembelian ini dapat melindungi pihak
pembeli sendiri dari probabilitas penurunan harga pasar barang yang
bersangkutan kontrak dengan pembendungan (hedging).
Pembendungan dilakukan melalui kontrak futures
dimana pihak pembeli dalam komitmen pembelian pada saat yang sama juga
membeli kontrak futures untuk menjual
produk sama dengan kuantitas yang serupa di masa mendatang pada harga tetap. Jika
sebuah perusahaan memegang posisi beli dalam suatu komitmen pembelian dan
memegang posisi jual dalam kontrak futures
untuk komoditas yang sama, maka kerugian dalam suatu kontrak akan ditutupi
ole keuntungan dari kontrak lain.
METODE
LABA KOTOR UNTUK MENGESTIMASI PERSEDIAAN
Tujuan dasar dari perhitungan fisik persediaan
adalah untuk memeriksa keakuratan catatan persediaan perpetual atau jika tidak
ada catatan, untuk mengetahui jumlah persediaan. Salah satu metode perkiraan
persediaan yang ada di tangan adalah dengan menggunakan metode laba kotor.
Metode ini didasarkan pada tiga asumsi :
1. Persediaan
awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang diperhitungkan
2. Barang
yang belum terjual harus berada di tangan
3. Jika
penjualan, dikurangi biaya, dikurangkan dari jumlah persediaan awal ditambah
pembelian, maka hasilnya adalah persediaan akhir
Perhitungan Persentase
Laba Kotor
Persentase laba kotor disediakan sebagai persentase
harga jual. Laba kotor atas harga jual merupakan metode yang umum untuk menghitung
laba karena beberapa sebagian besar barang dinyatakan atas dasar eceran bukan
biaya; laba yang dihitung atas harga jual lebih rendah daripada laba yang
didasarkan pada biaya, dan persentase yang lebih rendah lebih banyak disukai
kosumen ; dan laba kotor yang didasarkan atas harga jual tidak pernah melebihi
100%.
Retailer menggunakan rumus berikut untuk menyatakan
laba kotor dan persentase markup :
1.
2.
Salah satu kelemahan dari metode laba kotor adalah
bahwa metode ini menghasilkan suatu estimasi. Akibatnya, perhitungan fisik
persediaan harus dilakukan satu kali dalam satu tahun untuk memeriksa jumlah
persediaan yang actual berada di
tangan saat ini. Selain itu, dalam menentukan markup, metode laba kotor menggunakan persentase masa lalu.
Walaupun masa lalu seringkali dapat memberikan jawaban atas masalah masa depan,
namun persentase masa kini pasti lebih akurat. Dan yang terakhir,
pengaplikasian persentase laba kotor harus dilakukan secara amat hati-hati.
METODE
PERSEDIAAN ECERAN
Metode persediaan eceran menjelaskan bahwa
pencatatan dilakukan terhadap total biaya dan nilai eceran dari barang yang
dibeli, total biaya dan nilai eceran barang yang siap dijual, dan penjualan
periode berjalan. Penjualan periode berjalan dikurangkan nilai eceran barang
yang tersedia untuk dijual guna mendapatkan estimasi persediaan barang di
tangan pada eceran. Persediaan yang dinilai menurut harga eceran kemudian
dikonversikan menjadi persediaan akhir pada biaya dengan mengaplikasikan rasio
biaya terhadap harga eceran. Terdapat beberapa metode persediaan eceran, yaitu,
metode konvensional terendah antara biaya rata-rata dan harga pasar dan metode
biaya.
Bagi peritel, istilah markup berarti tambahan atas
harga eceran awal, sementara pembatalan markup adalah penurunan harga barang
dagang yang sebelumnya telah di markup di atas harga eceran awal. Dalam pasar
kompetitif, peritel seringkali perlu menggunakan markdown, yaitu penurunan
harga jual awal. Markdown terhadap harga jual mungkin diperluakan karena adanya
penurunan tingkat harga umum, penjualan khusus, kerusakan barang, kelebihan
persediaan, dan persaingan. Sedangkan pembatalan markdown adalah kondisi dimana
markdown dioffset oleh kenaikan haga barang yang sebelumnya telah di markdown.
Baik pembatalan markup maupun pembatalan markdown tidak dapat melebihi markup
atau markdown awal.
Pos-pos Khusus yang
Berhubungan dengan Metode Eceran
·
Biaya pengangkutan,
diperlakukan sebagai bagian dari biaya pembelian
·
Retur pembelian,
dipandang sebagai pengurangan baik pada biaya maupun harga eceran
·
Diskon pembelian dan
pengurangan harga, dipandang sebagai pengurang biaya pembellian
Perlakuan atas pos-pos yang mempengaruhi kolom biaya
dari metode persediaan eceran mengikuti perhitungan biaya barang yang tersedia
untuk dijual.
·
Retur penjualan dan
pengurangan harga, dipandang sebagai penyesuaian terhadap penjualan kotor
·
Diskon penjualan, tidak
diakui apabila penjualan dicatat sebagai penjualan kotor
Selain itu, sejumlah pos-pos khusus juga memerlukan
analisis sperti berikut :
-
Transfer masuk dari
departemen lain, misalnya harus dilaporkan dengan cara yang sama seperti pada
pembelian dari perusahaan lain
-
Kekurangan normal
(kerusakan barang), harus mengurangi kolom harga eceran, karena barang-barang
tersebut tidak lagi tersedia untuk dijual. Hal tersebut ditunjukkan sebagai
pengurangan terhadap penjualan yang sama untuk mendapatkan persediaan akhir
menurut harga eceran
-
Kekurangan Abnormal,
harus dikurangkan dari kolom biaya dan harga eceran, dan dilaporkan sebagai
jumlah persediaan khusus maupun sebagai kerugian
-
Diskon untuk karyawan,
dikurangkan dari kolom harga eceran, dengan cara yang serupa seperti pada
penjualan
Alasan dari penggunaan metode persediaan eceran
untuk menghitung persediaan diantaranya adalah agar laba bersih dapat dihitung
tanpa harus melakukan perhitungan fisik persediaan, sebagai ukuran pengendalian
dalam menentukan kekurangan persediaan, dalam pengaturan kuantitas barang
dagang di tangan, dan untuk informasi asuransi. Sedangkan karakteristik dari
metode persediaan eceran ini adalah bahwa metode tersebut memiliki pengaruh
rata-rata terhadap berbagai tingkat laba kotor.
PENYAJIAN
DAN ANALISIS
Standar akuntansi mewajibkan laporan keuangan
mengungkapkan komposisi dari persediaan, pengaturan pembiayaan persediaan, dan
metode kalkulasi biaya persediaan yang digunakan secara konsisten. Bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi harus dilaporkan secara terpisah pada
neraca dan skedul terpisah untuk menilai likuiditas serta menghitung tahap
penyelesaian persediaan. Pengaturan pembiayaan juga diungkapkan menggunakan
catatan pengungkapan untuk pos-pos khusus seperti transaksi dengan pihak yang
berhubungan, perjanjian pembiayan produk, dan komitmen pembelian perusahaan.
Dan yang paling penting, dasar penilaian persediaan dan metode yang dipakai
dalam menghitung biaya baik FIFO dan metode biaya rata-rata harus dilaporkan
secara konsisten.
Rasio perputaran persediaan mengukur rata-rata persediaan yang terjual
selama suatu periode. Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat likuiditas
persediaan. Rasio perputaran persediaan dihitung dengan membagi harga pokok
penjualan dengan persediaan rata-rata yang ada di tangan selama suatu periode.
Semakin besar rasio perputaran persedian, maka resiko perusahaan dalam
menghadapi kondisi kerusakan barang persediaan semakin kecil. Dan laba yang
diperoleh perusahaan meingkat seiring aktivitas penjualan yang semakin
meningkat juga.
Sedangkan rasio jumlah hari rata-rata untuk menjual persediaan
adalah jumlah hari rata-rata penjualan persediaan yang ada di tangan. Tingkat
persediaan biasanya berbeda-beda pada setiap industri. Akan tetapi, perusahaan
yang dapat mempertahankan tingkat persediaan yang rendah, dan memiliki rasio
perputaran persediaan yang lebih tinggi daripada para pesaingnya, serta mampu
memenuhi kebutuhan pelanggan, adalah contoh perusahaan yang sukses.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments