Chart
of Account dan Laporan Keuangan
Akun dan Kegunaannya
Akun
(account) atau sering disebut juga rekening merupakan media utama yang dipakai
untuk tujuan mengikhtisarkan transaksi suatu usaha secara rinci. Akun ini
dipakai untuk mencatat secara lengkap dan rinci atas perubahan-perubahan yang
terjadi dalam asset, kewajiban dan ekuitas dalam suatu periode tertentu.
Lima Kelompok Besar
Akun adalah sebagai berikut :
3.1. Kelompok Neraca (Balance
Sheet) / Laporan Posisi Keuangan
- Aktiva / Assets
Aktiva merupakan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan yang akan memberikan manfaat secara ekonomis dimasa yang akan
datang. Akun Aktiva ini meliputi Aktiva Lancar, Aktiva Tetap dan Aktiva
lainnya.
Aktiva dalam Saldo Normalnya terletak pada sisi Debet.
Detil pengelompoka Aktiva akan disajikan tersendiri dalam contoh Chart of
Account seperti terlampir dibawah.
- Kewajiban / Liabilitas (Liability)
Kewajiban merupakan kewajiban, tanggungan atau hutang
perusahaan kepada pihak lain yang pelunasannya akan menggunakan aset-aset
perusahaan yang dimiliki. Akun Kewajiban meliputi Hutang Lancar atau Hutang
jangka Pendek, yaitu Hutang yang pemlunasannya harus dibayar dalam waktu kurang
dari satu tahun dan Hutang Jangka Panjang yaitu merupakan hutang yang
pelunasannya akan dibayar dalam waktu panjang lebih dari satu tahun.
Kewajiban dalam Saldo Normalnya terletak pada sisi Kredit.
Detil pengelompoka Kewajiban
akan disajikan tersendiri dalam contoh Chart of Account seperti terlampir
dibawah.
- Modal / Ekuitas
(Owner’s Equity)
Ekuitas
sering disebut juga Modal (Capial) merupakan hak dari pemilik atas asset
perusahaan setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajiban yang ada di perusahaan.
Dalam
perusahaan yang berbentuk badan perusahaan Perorangan (Proprietorship)
atau perusahaan bentuk badan Persekutuan (Partnership), ekuitas atau
modal ini di bagi dalam dua akun yaitu :
-
Modal
Pemilik (Owner’s Capital Account) dan
-
Prive
Pemilik (Drawing Account/Owner Wthdrawals)
Investasi
pemilik dalam perusahaan dicatat langsung pada akun Modal, dan dalam pencatatan
akun modal ini biasanya diikutu dengan nama pemilik modal. Misalnya – Modal Nn.
Arum, - Modal Nn. Diba, Modal Nn. Hira, Modal Tn. Aditya.
Pencatatan
saldo akun modal pada neraca dicatat sebesar investasi pemilik ditambah dengan
laba bersih (net income) atau dikurangi rugi bersih (net loss)
dan dikurangi dengan pengambilan untuk keperluan pribadi atau prive ( Owner
Wthdrawals)
Akun Prive /
pengambilan pribadi pemilik menggambarkan pengambilan pribadi pemilik terhadap
kas/asset perusahaan yang akan mengurangi nilai ekuitas pemilik itu sendiri.
Ekuitas
dalam Saldo Normalnya terletak pada sisi Kredit. Detil
pengelompoka Ekuitas akan disajikan tersendiri dalam contoh Chart of Account
seperti terlampir dibawah.
3.2. Kelompok Laba Rugi (Income Statement)
- Pendapatan
(Revenue)
Pendapatan (Revenue)
merupakan kenaikan nilai dari ekuitas sebagai akibat dari penyerahan barang
atau jasa hasil kegiatan usaha perusahaan kepada pelanggan. Contoh akun
Pendapatan terdiri dari ; Pendapatan Penjualan biasa disingkat penulisannya
menjadi Penjualan (Sales), Pendapatan Jasa, Pendapatan Bunga, Pendapatan
Sewa, Pendapatan lainnya.
Pendapatan
dalam Saldo Normalnya terletak pada sisi Kredit. Detil
pengelompoka Pendapatan akan disajikan tersendiri dalam contoh Chart of Account
seperti terlampir dibawah.
- Beban/Biaya
(Expenses)
Beban (expenses)
merupakan biaya yang timbul atau terjadi akibat dari kegiatan usaha perusahaan
dalam rangka mendatangkan pendapatan.
Beban dalam
Saldo Normalnya terletak pada sisi Debet. Detil pengelompokan
Beban akan disajikan tersendiri dalam contoh Chart of Account seperti terlampir
dibawah.
Gambar berikut menyajikan
contoh Chart of Account (Daftar Akun) yang dikelompokkan dalam Kelompok Akun
Neraca terdiri dari ; kelompok Aktiva, Kewajiban dan Modal dan Kelompok
Akun Laba Rugi terdiri dari ; Kelompok Pendapatan dan Kelompok
Beban.
3.3. Chart of Account (Daftar
Akun) :
Rekening-rekening Laporan Posisi Keuangan (Neraca) :
Debet
: Aktiva :
- Aktiva Lancar :
-
Kas (Cash)
-
Bank (Bank)
-
Piutang Dagang (Account Receivable)
-
Wesel tagih (Notes Receivable)
-
Persediaan Barang Dagangan (Merchandise Inventory)
-
Biaya dibayar Dimuka (Prepaid Expenses)
- Aktiva tetap :
-
Tanah (Land)
-
Bangunan (Building)
- Akumulasi
Penyusutan Bangunan
- Kendaraan (Vehicle)
- Akumulasi Penyusutan Kendaraan
- Mesin-mesin (Machinaries)
- Akumulasi Penyusutan Mesin
- Mebel (Meubles / Furniture)
- Akumulasi Penyusutan Furniture
- Peralatan (Equipment)
- Akumulasi Penyusutan Peralatan
- Aktiva
lain-lain
-
Biaya Pendirian Perusahaan
- Investasi dalam Saham dan Obligasi (Investment in Stocks
and
Bonds) yaitu investasi
perusahaan pada perusahaan lain.
- Good Will
- Aktiva Lainnya
Kredit
: Kewajiban :
- Kewajiban
Lancar
-
Hutang Usaha (Account Payable)
-
Wesel bayar (Notes Payable)
-
Hutang Bank (Bank Loan)
- Hutang Biaya
(Accrued Expenses)
- Hutang gaji (Salary Payable)
- Hutang Pajak (Tax Payable)
- Pendapatan diterima dimuka (Unearned
Revenue)
- Hutang Lainnya (Others Payable)
- Kewajiban
jangka Panjang
-
Hutang Bank (Bank Loan)
-
Hutang Pemegang Saham (Owners Payable)
- Pendapatan diterima dimuka (Unearned Revenue)
- Hutang Jangka Panjang Lainnya (Others
Payable)
Kredit : Ekuitas / Modal :
- Modal Saham (Capital Account)
- Pengambilan Pribadi Pemilik
/ Prive (Owners Withdrawal)
- Laba Yang Ditahan (return
earning)
- Laba (Rugi) periode
berjalan (net income/loss)
Rekening-rekening Laba Rugi :
Kredit : -
Pendapatan / Revenue :
- Penjualan (Sales)
-
Pendapatan Usaha (Revenue)
-
Pendapatan Jasa (Service Revenue)
- Pendapatan
Bunga (Interest Revenue)
-
Pendapatan Sewa (Rent Revenue)
-
Pendapatan Lain-lain (Others Revenue)
Debet : - Beban-beban :
- Beban Gaji (Salary
Expenses)
- Beban Listrik (PLN
Expenses)
- Beban Telepon (Telephone
Expenses)
- Beban Sewa (Rent
Expenses)
- Beban Advertising (Advertising
Expenses)
- Beban Transportasi (Transport
Expenses)
- Beban Penyusutan (Depresiation
Expenses)
- Beban ATK (Stationaries
Expenses)
- Beban Suplies (Suplies
Expenses)
- Beban Pajak (Tax
Expenses)
- Beban Asuransi (Insurance
Expenses)
- Beban Lainnya (others
Expenses)
3.4. Komponen Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan laporan kepada
pihak pengguna mengenai kegiatan
usahanya melalui proses akuntansi yang menggambarkan hasil kegiatan usahanya.
Adapun Laporan Keuangan terdiri dari :
1. Laporan Posisi
Keuangan (Neraca)
Merupakan
bentuk laporan yang menggambarkan harta kekayaan/aktiva, kewajiban/hutang dan
modal dari suatu usaha. Antara aktiva/harta dan pasiva (kewajiban dan modal)
harus menunjukkan nilai yang sama. Aktiva disajikan pada sisi debet/kiri dan
kewajiban dan modal disajikan di sisi kredit / kanan.
2. Income
Statement / Laporan Laba rugi
Merupakan
ikhtisar dari pendapatan / revenue dan beban-beban/expenses untuk satu periode
tertentu. Misalnya satu bulan atau satu tahun. Laporan Laba rugi memuat
informasi mengenai kegiatan usaha perusahaan berupa laba (rugi) bersih yang
merupakan hasil dari pendapatan dikurangi dengan jumlah beban. Jika Pendapatan
lebih besar dari beban maka perusahan laba dan sebaliknya jika beban lebih
besar dari pendapatan maka perusahaan mengalami kerugian.
3. Statement of owners equity / Laporan
Perubahan Ekuitas
Merupakan ikhtisar dari
perubahan-perubahan dalam ekuitas atau modal yang terjadi selama periode
tertentu. Misalnya satu bulan atau satu tahun. Penambahan dalam
ekuitas berasal dari penambahan investasi yang dilakukan oleh pemilik dan laba
bersih dari kegiatan usaha perusahaan. Pengurangan ekuitas berasal dari pengambilan
pribadi oleh pemilik atau yang biasa disebut dengan prive dan kerugian bersih
dari kegiatan usaha perusahaan.
4. Laporan Arus Kas
Merupakan ikhtisar dari jumlah
kas masuk yang diterima perusahan dan jumlah kas keluar untuk pembayaran –
pembayaran suatu kegiatan perusahaan dalam periode tertentu. Laporan arus kas
akan menggambarkan kenaikan atau penurunan bersih kas yang dimiliki perusahaan
pada periode tertentu, serta saldo kas yang dimiliki pada akhir periode.
5.
Catatan atas
Laporan Keuangan
Merupakan
catatan yang berisi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan dan
informasi penting lainnya pada masing-masing akun Laporan Posisi Keuangan dan
akun Laba Rugi.
Salah
satu tujuan dari penyelenggaraan
akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan. Informasi keuangan dari suatu
perusahaan tersebut berguna bagi fihak-fihak yang berkepentingan dan
memerlukannya (para pemakai) sebagai
dasar untuk mengambil keputusan ekonomi. Dengan informasi keuangan yang
diperoleh, mereka akan menganalisisnya dan kemudian menentukan keputusan
ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan usaha mereka.
Mengingat
bahwa informasi yang termuat di dalam laporan keuangan suatu perusahaan sangat
penting bagi para pemakainya, maka penyusunannya harus memenuhi syarat kualitas
primer dan sekunder.
Kualitas
primer adalah kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Kualitas primer meliputi relevan dan
handal (reliabel) :
a)
Relevan berarti bahwa laporan keuangan (informasi
akuntansi) yang disusun oleh suatu perusahaan memiliki hubungan langsung dengan
pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat membuat
perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh para pemakainya. Informasi
yang relevan adalah informasi yang
memiliki nilai prediktif, umpan
balik, dan tepat waktu.
(1) Informasi
memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat membantu para pemakainya untuk
memprediksi kinerja perusahaan di masa
depan berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan
datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari kemampuan
para pemakai dalam menganalisis informasi dan kepekaan mereka dalam membaca peluang bisnis
di masa depan.
(2) Informasi
memiliki nilai umpan balik (feedback)
jika informasi tersebut dapat mendukung atau memberi masukan untuk memperbaiki
prediksi yang sudah dibuat oleh para pemakainya. Dengan informasi yang
diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi kembali prediksi yang telah dibuat,
sehingga dapat memperoleh masukan untuk menentukan apakah prediksinya sudah
benar ataukah perlu direvisi.
(3) Tepat waktu
berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat dibutuhkan oleh para
pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak kehilangan kapasitasnya dalam
mempengaruhi keputusan yang diambil.
b) Handal
(reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup
terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya. Informasi yang handal adalah informasi yang
memenuhi syarat: dapat diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
(1) Dapat diperiksa artinya laporan keuangan
(informasi akuntansi) tersebut jika diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor
eksternal yang menggunakan metode sama akan memperoleh kesimpulan yang sama
pula.
(2) Penyajian yang jujur artinya laporan
keuangan disajikan sesuai dengan kondisi transaksi keuangan sebenarnya (kondisi
riil). Dengan kalimat lain dapat dikemukakan bahwa suatu laporan keuangan
disajikan secara jujur jika dalam
penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara transaksi yang sesungguhnya
terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi, dalam penyususnan laporan keuangan
tidak ada unsur rekayasa.
(3) Netral artinya tidak berpihak kepada
golongan pemakai informasi tertentu. Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah
untuk menyajikan informasi akuntansi kepada semua pihak yang berkepentingan
(pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan hanya ada satu laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh
siapapun yang berkepentingan. Dengan demikian tidak ada pemakai informasi yang
”tersesat” sebagai akibat dari
penggunaan informasi yang tidak netral.
Kualitas
sekunder merupakan kualitas tambahan yang seharusnya dipenuhi dalam penyusunan
laporan keuangan. Meskipun hal ini bukan
merupakan kualitas utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi
pengguna/pemakainya.
Kualitas sekunder meliputi keterbandingan
dan konsistensi :
a)
Keterbandingan berarti bahwa laporan keuangan (informasi)
suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat
diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan lain.
Suatu informasi dianggap dapat
diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan dilaporkan dengan cara yang sama
untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan bagi
para pemakainya untuk mengenali dan
menganalisis persamaan atau perbedaan kondisi keuangan berbagai perusahaan
karena metode akuntansi yang digunakan
dapat diperbandingkan.
b)
Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan (informasi)
suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat
diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan yang sama pada
waktu yang berbeda. Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan
perlakuan akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada waktu-waktu yang
berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, perusahaan bisa mengubah metode
(perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu dilakukan, maka pada periode
dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap (dalam laporan
keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan perubahan itu, seperti
keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan mengubah
metode tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi
finansialnya.
Bentuk formal dari informasi
keuangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan (financial statement). Pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
dijelaskan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan suatu
perusahaan bersifat umum. Hal ini berarti bahwa laporan kuangan suatu
perusahaan disajikan dan ditujukan kepada semua pihak yang berkepentjngan
terhadap informasi itu, baik dari unsur internal perusahaan maupun dari unsur
eksternal. Dengan demikian, laporan keuangan tersebut tidak sepenuhnya dapat
memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakainya. Secara umum tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi ini
diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan
(pemakai) dalam upaya mencari bahan
masukan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Komponen Neraca (Balance Sheet)
Laporan Posisi Keuangan / Neraca
merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
Oleh karena itu, neraca sering disebut sebagai potret dari posisi keuangan
perusahaan, karena kondisi keuangan yang disajikan pada neraca tersebut hanya
terjadi pada tanggal tertentu, yaitu tanggal penyusunan neraca. Di luar tanggal penyusunan neraca, kondisi
keuangan tersebut bisa berubah.
Secara umum, neraca dan laporan
keuangan lainnya memiliki 2 (dua) bagian. Bagian pertama adalah kepala (heading) atau judul neraca yaitu
keterangan singkat yang ditulis di bagian atas dari neraca. Judul neraca
berisi: Nama perusahaan (pemilik neraca), kata Laporan Posisi
Keuangan / neraca, dan tanggal neraca. Bagian kedua adalah batang tubuh neraca, berisi muatan informasi
yang perlu disajikan.
Batang tubuh neraca dapat
disusun dalam bentuk skontro atau
stafel. Neraca yang berbentuk skontro biasanya disebut rekening huruf T atau
bentuk horizontal, memiliki sisi debet yang lasim disebut aktiva dan sisi
kredit yang lasim disebut pasiva. Jika suatu neraca disusun dalam bentuk stafel
sering disebut bentuk vertikal atau laporan, maka tidak ada sisi debet dan sisi
kredit. Susunan aktiva dan pasiva di atur berurutan dari atas ke bawah.
Posisi
keuangan tersebut ditunjukkan oleh besaran aktiva, kewajiban, dan modal suatu
perusahaan.
1) Aktiva
(Assets)
Sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan disebut asset,
aktiva, atau harta. Di neraca, aktiva disajikan di sebelah Debet jika neraca
tersebut berbentuk skontro, atau di atas (mendahului penyajian pasiva) jika
berbentuk stafel. Penyajiannya di dalam neraca, aktiva dikelompokkan menjadi 3
(tiga) kelompok, yaitu aktiva lancar, aktiva investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva lain-lain.
(a) Aktiva Lancar (current assets)
Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat diuangkan
atau dapat dijadikan uang dalam jangka pendek (dalam satu siklus akuntansi). Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika
aktiva tersebut memenuhi persyaratan berikut:
(1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk
dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
(2) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan
jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari
tanggal neraca; atau
(3) berupa kas atau setara
kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Contoh
dari aktiva lancar adalah kas, piutang usaha, persediaan barang dagangan,
supplies, asuransi dibayar dimuka, dan sebagainya. Penyusunannya di dalam neraca
diatur menurut urut-urutan tingkat likuiditasnya. Artinya,
aktiva lancar yang paling likuid dicantumkan paling atas, disusul dengan
pos-pos lainnya yang kurang likuid.
(b) Investasi jangka panjang (long term investment)
Perusahaan yang memiliki dana cukup besar
dan tidak segera digunakan, maka akan menanamkannya pada perusahaan lain, dalam
bentuk pembelian surat-surat berharga (saham atau obligasi) atau bentuk
lainnya. Jika perusahaan mempertahankan kepemilikan tersebut dalam jangka panjang, maka aktiva ini disebut
investasi jangka panjang. Tujuan dari investasi ini adalah memanfaatkan dana
perusahaan yang tidak/belum dipergunakan dengan harapan dapat memperoleh
keuntungan, baik berupa capital gain (kenaikan nilai investasi) maupun dividen
(bagian keuntungan) atau bunga.
Kepemilikan surat-surat berharga ini direncanakan dalam jangka waktu panjang.
Kalau kepemilikan surat berharga direncanakan dalam jangka pendek
(diperjualbelikan) maka investasi jenis ini termasuk aktiva lancar.
c. Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap adalah berbagai jenis
aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode operasi perusahaan. Aktiva
tetap dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu aktiva tetap berwujud dan
aktiva tetap tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang memiliki
wujud fisik tertentu sehingga dapat diamati. Contoh dari aktiva tetap berwujud
adalah tanah, gedung, peralatan (equipment), kendaraan dan sebagainya.
d. Aktiva Tidak
Berwujud (intangible assets), Sedangkan aktiva tak berwujud adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi
memiliki nilai ekonomis. Contoh
aktiva tetap tidak berwujud adalah goodwill, hak patent, merek dagang, dan
sebagainya.
2) Kewajiban (liabilities)
Kewajiban
atau hutang (liabilities) adalah
pengorbanan manfaat ekonomis di masa yang akan datang sebagai akibat dari
transaksi masa lalu. Kewajiban ini dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Pengklasifikasian
jangka pendek dan jangka panjang didasarkan pada jangka waktu pelunasannya.
Jika pelunasan hutang yang dimaksud adalah satu tahun atau dalam satu periode
siklus operasi perusahaan mana yang lebih panjang, dari tanggal neraca maka
akan dikelompokkan dalam hutang jangka pendek. Sebaliknya, jika tidak memenuhi
kreteria tersebut dikelompokkan ke dalam hutang jangka panjang. Contoh hutang lancar adalah: hutang usaha (account payable), hutang wesel (notes payable), hutang pajak (Taxes payable), hutang biaya, dan
sebagainya. Contoh hutang jangka panjang adalah: hipotik dan hutang obligasi.
3) Modal
Pemilik (owner’s equity)
Modal
pemilik adalah hak atau klaim pemilik atas aktiva yang dimiliki perusahaan atau
organisasi bisnis. Pada perusahaan perseorangan, modal pemilik ditunjukkan
oleh satu akun modal. Pada perusahaan persekutuan (firma atau komanditer) modal
pemilik ditunjukkan oleh dua atau lebih akun modal. Sedangkan pada perusahaan
bentuk perseroan maka modal pemilik ditunjukkan oleh akun modal saham (capital stocks), saldo laba (retained earning), agio/disagio saham
dan sebagainya.
Ingatlah
kembali bahwa penyajian komponen-komponen neraca tersebut secara umum ada dua
macam, yaitu: bentuk rekening huruf T atau bentuk horisontal dan bentuk laporan
atau bentuk vertikal. Contoh penyusunan neraca bentuk skontro tampak sebagai berikut:
Contoh: Neraca Bentuk T (Skontro)
PT. Arumba Jaya
|
|||||
Neraca
|
|||||
Per 31 Januari 2007
|
|||||
|
|
|
|
|
|
Aktiva
Lancar
|
|
|
Hutang
Lancar
|
|
|
Kas
|
Rp
|
1.667.500
|
Hutang Usaha
|
Rp
|
500.000
|
Piutang Usaha
|
Rp
|
150.000
|
Hutang Wesel
|
Rp
|
750.000
|
Perlengkapan/Supplies
|
Rp
|
200.000
|
Jumlah Hutang
|
Rp
|
1.250.000
|
Jumlah Aktiva Lancar
|
Rp
|
2.017.500
|
|
|
|
Aktiva
Tetap
|
|
|
Modal
|
Rp
|
1.567.500
|
Peralatan
|
Rp
|
800.000
|
|
Rp
|
|
Jumlah aktiva
|
Rp
|
2.817.500
|
Jumlah Pasiva
|
Rp
|
2.817.500
|
Contoh: Neraca Bentuk stafel :
PT Arumba Jaya
|
||
Neraca
|
||
Per 31 Januari 2007
|
||
Aktiva
Lancar
|
|
|
Kas
|
Rp
|
1.667.500,00
|
Piutang Usaha
|
Rp
|
150.000,00
|
Perlengkapan/Supplies
|
Rp
|
200.000,00
|
Jumlah Aktiva Lancar
|
Rp
|
2.017.500,00
|
Aktiva
Tetap
|
|
|
Peralatan
|
Rp
|
800.000,00
|
Jumlah aktiva
|
Rp
|
2.817.500,00
|
|
|
|
Hutang
Lancar
|
|
|
Hutang Usaha
|
Rp
|
500.000,00
|
Hutang Wesel
|
Rp
|
750.000,00
|
Jumlah Hutang Lancar
|
Rp
|
1.250.000,00
|
|
|
|
Modal
|
Rp
|
1.567.500,00
|
|
|
|
Jumlah
Pasiva
|
Rp
|
2.817.500,00
|
Komponen Laporan
laba rugi (income statement)
Komponen Laporan Laba
Rugi memiliki 2 komponen yaitu komponen pendapatan (revenue) dan komponen beban / biaya (expenses).
Untuk
mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, kita dapat melihat dari laporan
keuangannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan harus dilaporkan, minimal sekali
dalam satu periode. Salah satu bentuk laporan keuangan yang dimaksud adalah
laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan laporan tentang kinerja keuangan
suatu perusahaan. Dalam laporan ini disajikan jumlah pendapatan (revenue) dan biaya (expenses) serta laba atau rugi (profit/losses)
yang
merupakan selisih antara pendapatan dan biaya suatu perusahaan
selama periode waktu tertentu. Dari laporan ini kita dapat menganalisis
perbandingan antara pendapatan dengan biaya untuk memperolehnya, sehingga dapat
mengukur tingkat efisiensinya.
Contoh
laporan
laba
rugi sederhana disusun seperti
berikut ini :
Service Computer
|
||
Laporan
Laba Rugi
|
||
Untuk
Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
|
||
Pendapatan
|
|
|
Perdapatan Service
|
|
1.000.000,00
|
Beban Usaha
|
|
|
Biaya Sewa Gedung
|
100.000,00
|
|
Biaya Gaji pegawai
|
150.000,00
|
|
Biaya listrik
|
75.000,00
|
|
Biaya bunga
|
7.500,00
|
|
Jumlah beban Usaha
|
|
332.500,00
|
Laba Kotor
|
|
667.500,00
|
3.5. Laporan Keuangan
Perusahaan menurut jenis usahanya dapat dibedakan menjadi 3
jenis perusahaan :
- Perusahaan
Jasa, merupakan perusahaan yang dalam usaha utamanya
memberikan jasa bagi pihak lain dan pihak lain memberikan imbalan yang
menjadi pendapatan utama bagi perusahaan.
- Perusahaan
Dagang, merupakan perusahaan yang dalam usaha utamanya
membeli barang-barang dagangan untuk dijual kembali tanpa melalui proses
produksi terlebih dahulu.
- Perusahaan
Manufaktur / Industri, merupakan perusahaan yang dalam
usaha utamanya memproduksi barang dari bahan baku/mentah untuk diolah
menjadi barang jadi.
Untuk membedakan
bentuk penyajian laporan keuangan khususnya Ikhtisar Laba Rugi dari ketiga
jenis usaha perusahaan berikut disajikan contoh bentuk Laporan Keuangan yang
meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus
Kas.
Contoh Bentuk Neraca :
PT. ADITYA
Laporan Posisi
Keuangan (N e r a c a)
31 Desember 20xx
Aktiva Lancar : Kewajiban Lancar :
-
Kas xxx - Hutang usaha xxx
-
Bank xxx
-
Piutang Usaha xxx Kewajiban Jangka Panjang :
-
Persediaan xxx - Hutang Bank xxx
-
Biaya dibayar dimuka xxx
Aktiva Tetap :
-
Tanah xxx Ekuitas :
-
Bangunan xxx - Modal Tn. A xxx
-
Mesin-mesin xxx - Modal Tn. B xxx
-
Kendaraan xxx - Modal Tn. C xxx
-
Akumulasi penyusutan (xxx) -
Laba Ditahan xxx
- Laba Operasi xxx
-
Biaya pendirian prsh xxx Total Ekuitas xxx
-
Goodwill xxx
-
Akum. Amortisasi (xxx)
Total Aktiva xxx Total
Hutang & modal xxx
==== ====
Contoh Bentuk Laporan
Laba Rugi Perusahaan Jasa :
PT. ADITYA
Laporan Laba Rugi
1 Jan. 20xx - 31
Des. 20xx
Pendapatan Usaha xxxx
Pendapatan lain-lain xxxx +
____
Total Pendapatan xxxx
Beban Operasi :
-
Beban Gaji xxxx
-
Beban Transportasi xxxx
-
Beban Advertising xxxx
-
Beban lain-lain xxxx +
____
Total Beban Operasi xxxx -
____
Laba ( Rugi ) kotor Usaha xxxx
Beban Administrasi dan Umum :
-
Beban Listrik dan Air xxxx
-
Beban ATK xxxx
-
Beban Administrasi xxxx
-
Beban Bank xxxx
-
Beban Penyusutan xxxx
-
Beban
lain-lain xxxx
+
Total Beban
Administrasi dan Umum xxxx -
Laba Bersih Sebelum
Pajak xxxx
Pajak Penghasilan
(PPh-25) xxxx
-
Laba Bersih Usaha xxxx
=====
Contoh Bentuk Laporan
Laba Rugi Perusahaan Dagang :
PT. ADITYA
Laporan Rugi Laba
1 Jan. 20xx - 31
Des. 20xx
-
Retur Penjualan (xxxx)
-
Potongan
Penjualan (xxxx)
Penjualan Bersih xxxx
Harga Pokok Penjualan :
-
Persediaan awal xxxx
-
Pembelian xxxx
+
- Total Persediaan untuk dijual xxxx
-
Persediaan akhir xxxx -
____
Laba Kotor xxxx
Beban-Beban :
-
Beban Gaji xxxx
-
Beban Listrik dan Air xxxx
-
Beban Penyusutan xxxx
-
Beban Sewa xxxx
-
Beban lain-lain xxxx +
Laba ( Rugi ) Bersih Sebelum Pajak xxxx
Pajak Penghasilan (PPh-25) xxxx -
Laba Bersih Usaha xxxx
=====
Contoh Bentuk Laporan
Laba Rugi Perusahaan Manufaktur :
PT. ADITYA
Perhitungan Harga Pokok Produksi
1 Jan. 20xx - 31
Des. 20xx
Barang Dalam Proses 1 Jan 20xx xxxx
Direct material / Bahan Baku Langsung :
-
Persediaan Bahan Baku 1 Jan 201xx xxxx
-
Pembelian bahan baku xxxx
+
____
- Bahan Baku siap untuk di produksi xxxx
- Persediaan Bahan Baku 31 Jan 20xx xxxx -
- Bahan Baku xxxx
- Direct Labor / Upah Langsung xxxx
-
Factory Overhead :
- Indirect Labor xxxx
- Depreciation Fact. Equipment xxxx
- Depreciation Fact. Building xxxx
- Factory supplies xxxx
Total Factory Overhead xxxx +
____
Total
Biaya Produksi xxxx
+
____
Total
Barang Dalam Proses xxxx
Barang
Dalam Proses Akhir xxxx
–
____
Harga
Pokok Produksi xxxx
=====
PT. ADITYA
Laporan Laba Rugi
1 Jan. 20xx - 31
Des. 20xx
Penjualan xxxx
-
Retur Penjualan (xxxx)
-
Potongan Penjualan (xxxx)
Harga
Pokok Penjualan :
- Persediaan awal Barang Jadi xxxx
- Harga Pokok Produksi * xxxx +
-
Persediaan Barang Jadi siap untuk di jual
xxxx
Harga Pokok Penjualan xxxx
-
____
Laba Kotor xxxx
Beban-Beban :
-
Beban Gaji xxxx
-
Beban Listrik dan Air xxxx
-
Beban Penyusutan xxxx
-
Beban Sewa xxxx
-
Beban lain-lain xxxx
+
Laba ( Rugi ) Bersih Sebelum Pajak xxxx
Pajak Penghasilan (PPh-25) xxxx -
Laba Bersih Usaha xxxx
=====
No comments:
Post a Comment